Kamis, 20 Januari 2011

ISK

Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480).

Etiologi
Organisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling sering ditemukan adalah Eschericia coli, (80% kasus). E.Coli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juga dapat menyebabkan infeksi saluran perkemihan adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas, Enterokokus dan Staphylokokus.

ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :
Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu, lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun.Kelainan faal ginjal, bail gagal ginjal akut (GGA) maunpun gagal ginjal kronis (GGK).

Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
2. Leukosuria

Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan adalah ISK dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit / lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada sediment air kemih. Adanya leukosit silinder pada sedimen urin menunjukan ada keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi

Hematuria
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10 eritrosit / LPB sediment urin. Dapat juga disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan gromerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal atau nekrosis papilaris.

Tes Plat-Celup (Dip-Slide)
Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan di genangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali kedalam tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan pengeraman semalaman pada suhu 37oC. Penentuan jumlah kuman/ml dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng perbenihan dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman anatar 1000 dan 10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dna kepekaannya tidak dapat diketahui.

Komplikasi
1. Pielonefritis akut
2. Epttikemia
3. Infeksi ginjal

Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi slauran kemih adalah :
1. Wanita cenderung mudah tersrang dibandingkan dengan laki-laki
Faktor-faktor postulasi dari tingkat yang tinggi terdiri dari urethra dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengan pria

2. Abnormalitas struktural dan fungsional
Mekanisme yang berhubungan termasuk statis urine yang merupakan medai untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik

Contoh : strikur, anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis
Obstruksi : Contoh : tumor, hipertrofi prostat, calculus, sebab-sebab latrogenik
Gangguan inervasi kandung kemih, Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosis

Penyakit kronis, Contoh : Gout, DM, hipertensi, penyakit sickle cell
Instrumesntasi, Contoh : prosedur kateterisasi ( Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya )

Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara lain :
1. Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
2. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
3. Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
4. Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak

Pemeriksaan diagnostik
1. Urinalisa memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan endapan sel darah merah dnegan keterlibatan ginjal
2. Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab
3. Tes bakteri bersalut antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi diindikasikan pada pielonefritis
4. Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali struktur nyata
5. Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur
6. Kaji perasaan-perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan. Terutama pada wanita sering berfokus pada rasa takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap aktivitas seksual.
8. Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari

Kriteria hasil : berkemih dengan urin jernih tanpa ketidaknyaman, urinalisis dalam batas normal, kultur urin menunjukkan tak ada bakteriMandiri :
Berikan perawatan perineal dengan air sabun setiap shift. Jika pasien inkontinensia, cuci daerah perineal sesegera mungkin. Jika dipasang kateter berikan perawatan kateter 2 kali/hari (merupakan bagian dari waktu akan tidur dan setelah buang air besar). Ikuti kewaspadaan umum : cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung, pemakaian sarung tangan/kontal dengan cairan tubuh atau darah. Kecuali dikonraindikasikan ubah posisi pasien setiap dua jam dan anjurkan masukan cairan sekurang-kurangnya 2400 ml/hari. Bantu melakukan ambulasi sesuai dengan kebutuhan.

Kolaborasi
1. Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine :
2. Tingkatkan masukan sari buah berri
3. Berikan obat-obat untuk meningkatkan asam urine
4. Untuk mencegah kontaminasi uretra
5. Kateter memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan
5. Untuk mencegah kontaminasi silang
6. Untuk mencegah statis urine
7. Asam urine menghalangi tumbuhnya kuman. Karena jumlah sari buah berri diperlukan untuk mencapai dan memelihara keasaman urine. Peningkatan masukan cairan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.