Jumat, 21 Januari 2011

Gagal Ginjal Kronik (Chronic Renal Failure) Stadium Akhir

Pendahuluan

Apakah anda pernah melihat orang/teman/tetangga/keluarga melakukan cuci darah secara teratur dan mungkin sedang merencanakan suatu operasi cangkok ginjal? Dari luar mungkin hal ini terlihat mudah dan simple, sebab manakala anda bertanya kepada pasien atau keluarganya, "... mau kemana?" Jawabannyapun simple saja, "oh mau HD". Ya, HD adalah singkatan dari Hemodialysis atau cuci darah. Terapi HD biasanya diberikan kepada penderita gagal ginjal terminal (stadium akhir).



Sebenarnya sebelum sampai ketaraf cuci darah secara teratur/rutin, biasanya pasien dan keluarga telah melakukan banyak upaya, perjuangan, dan pengorbanan, dari sisi waktu, tenaga maupun biaya sejak munculnya gejala/keluhan hingga HD rutin. Dari segi pendanaan, HD rutin bisa sangat menyedot cadangan dana keluarga (bila tidak ditanggung asuransi) sampai-sampai banyak diantaranya mencapai kondisi keuangan kritis, yang tadinya mungkin keluarga tsb tergolong 'mampu'. Mengapa sampai demikian? Hal ini disebabkan karakteristik penyakit ini dengan progresivitas penurunan fungsi ginjal yang berbeda-beda, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat. Bila berkembang cepat, maka episode sejak tidak ada keluhan hingga timbul keluhan ringan sampai berat memerlukan waktu beberapa bulan saja. Sedangkan pada yang lambat, maka pasien akan mengalami episode yang panjang (beberapa tahun atau beberapa puluh tahun) sejak tidak ada keluhan sampai timbul keluhan-keluhan ringan yang kemudian menjadi keluhan berat.


Bila 'beruntung' penyakit ini kadang terdeteksi secara tidak sengaja melalui pemeriksaan rutin (check-up) atau dengan mudah dideteksi oleh dokter yang telah berpengalaman. Namun pada kebanyakan kasus, sebelum penyakitnya terdeteksi sehingga diputuskan seorang pasien harus menjalani HD rutin biasanya dia sudah berulang kali masuk-keluar (berkonsultasi ke) Klinik/RS/dokter praktek atau mungkin telah mencoba pengobatan tradisional, tentunya disertai dengan berbagai macam pemeriksaan laboratorium dan dibumbui pula dengan berbagai jenis obat-obatan. Dalam kasus-kasus dimana tenaga kesehatan/dokter kurang memahami penyakit ini, pasien mungkin saja sudah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun menjadi pelanggan dengan keluhan-keluhan ringan dan diberikan obat sesuai keluhannya, sampai suatu saat akhirnya diketemukan penyebab sakit yang sesungguhnya. Nah itu yang tergolong 'mujur' karena akhirnya terdeteksi. Untuk yang tergolong 'apes', penyakit penyebab tidak/belum terdeteksi bahkan hingga tubuhnya dititipkan ke bumi Pertiwi. Oleh karena itu ketika kerabatnya bertanya, "sakit apa si anu sampai meninggal dunia?" mungkin akan dijawab ,"katanya sih keracunan" atau "katanya disantet orang", dsb.


Penyakit utama apakah yang melatarbelakangi sehingga seseorang harus menjalani cuci darah (HD) secara teratur? Kebanyakan masyarakat pada umumnya sudah mengetahui bahwa penyebabnya adalah penyakit ginjal, namun dipastikan masih sedikit yang mengetahui penyakit ginjal jenis apa yang menyebabkan seseorang perlu HD teratur. Bila anda gemar membaca/browsing topik-topik kesehatan khususnya kesehatan ginjal, atau anda memiliki background pendidikan kesehatan biasanya anda sudah mengetahui penyebab utamanya adalah penyakit yang disebut sebagai gagal ginjal kronik stadium akhir (terminal) atau nama kerennya end-stage Chronic Renal Failure.



Apakah Gagal Ginjal Kronik?

Penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring bertambahnya usia, namun hal ini tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas-batas wajar yang dapat ditolerir ginjal dan tubuh. Tetapi oleh berbagai sebab dapat terjadi kelainan dimana penurunan fungsi ginjal terjadi secara cepat/progresif sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat, kondisi ini disebut gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Renal failure (CRF).



Secara definisi, terdapat beberapa perbedaan diantara para ahli/pakar dalam menuliskan definisi penyakit ini. Ruang lingkup yang didefinisikan bisa berbeda, ada yang mendefinisikan berdasarkan pada apa yang terjadi pada ginjal, penyebab dan akibatnya pada ginjal dan tubuh manusia, atau merupakan gabungan dari satu atau dua komponen tersebut. Semuanya itu tidak salah karena para ahli (dokter) di seluruh dunia sudah sepakat tentang mekanisme terjadinya penyakit ini, hanya cara pengungkapannya saja yang berbeda-beda. Menurut penulis, Gagal Ginjal Kronik adalah suatu kondisi/penyakit dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara progresif-ireversibel sehingga menimbulkan berbagai kelainan dan gejala yang mengganggu dan merugikan. Sebagai catatan, batas penurunan fungsi ginjal dimana sudah mulai menyebabkan timbulnya gejala bagi si empunya ginjal adalah sebesar 75-85%, artinya keluhan/gejala akan muncul/jelas bila fungsi ginjal sudah dibawah 25%.



Gambar penampang Ginjal dengan GGK

Sumber: http://www.balgownievet.com.au/images/kidney_failure_chronic.jpg



Apakah Gagal Ginjal Kronik Stadium Terminal?

Disebut gagal ginjal kronik stadium 'terminal' (akhir) bila fungsi ginjal sudah dibawah 10-15% dan tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian obat-obatan atau diet. Pada stadium ini ginjal sudah tidak mampu lagi beradaptasi/mengkompensasi fungsi-fungsi yang seharusnya diemban oleh ginjal yang sangat dibutuhkan tubuh sehingga memerlukan suatu terapi atau penanganan untuk menggantikan fungsinya yang disebut terapi pengganti ginjal atau Renal Replacement therapy. Terapi Pengganti Ginjal bisa dengan metode dialysis atau metode transpantasi (cangkok) ginjal. Metode dialysis ada 2 jenis yaitu: metode cuci darah (haemodialysis atau disingkat HD) dan cuci perut (peritoneal dialysis, disingkat PD). Keduanya akan diuraikan kemudian.



Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Penyebab GGK dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu:

Penyebab pre-renal: berupa gangguan aliran darah kearah ginjal sehingga ginjal kekurangan suplai darah --> kurang oksigen dengan akibat lebih lanjut jaringan ginjal mengalami kerusakan, misal: volume darah berkurang karena dehidrasi berat atau kehilangan darah dalam jumlah besar, berkurangnya daya pompa jantung, adanya sumbatan/hambatan aliran darah pada arteri besar yang kearah ginjal, dsb.
Penyebab renal: berupa gangguan/kerusakan yang mengenai jaringan ginjal sendiri, misal: kerusakan akibat penyakit diabetes mellitus (diabetic nephropathy), hipertensi (hypertensive nephropathy), penyakit sistem kekebalan tubuh seperti SLE (Systemic Lupus Erythematosus), peradangan, keracunan obat, kista dalam ginjal, berbagai gangguan aliran darah di dalam ginjal yang merusak jaringan ginjal, dll
Penyebab post renal: berupa gangguan/hambatan aliran keluar (output) urin sehingga terjadi aliran balik urin kearah ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, misal: akibat adanya sumbatan atau penyempitan pada saluran pengeluaran urin antara ginjal sampai ujung saluran kencing, contoh: adanya batu pada ureter sampai urethra, penyempitan akibat saluran tertekuk, penyempitan akibat pembesaran kelenjar prostat, tumor, dsb.

Gambar: adanya sumbatan batu pada saluran ureter.

Sumber: http://www.birminghamurology.co.uk/13.html



Fungsi Ginjal

Tugas yang diemban ginjal sangat banyak, kompleks dan saling mempengaruhi (berpengaruh) terhadap organ-organ tubuh lainnya. Bila dikelompokkan, terdapat 3 fungsi utama ginjal yaitu:

Pengaturan lingkungan dalam (internal environment) adalah upaya ginjal untuk mempertahankan keadaan lingkungan dalam agar kondisinya selalu stabil (disebut juga extracellular homeostasis). Dalam hal ini ginjal bertanggung jawab dalam pengaturan keseimbangan kebanyakan ion/elektrolit dalam cairan tubuh/extracellular fluid (misal Natrium, Kalium, dll), mengatur keseimbangan volume cairan dengan cara mengatur masuk-keluarnya (input dan output) cairan dalam tubuh, menjaga keseimbangan asam-basa (pH) darah, dst.
Membuang kelebihan air dan produk akhir dari hasil metabolisme protein seperti: ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik dan asam urat.
Menjalankan fungsi endokrin yaitu fungsi ginjal sebagai organ pembentuk (sekresi) berbagai substansi dan hormon diantaranya: erythropoietin (suatu hormon yang mengatur pembentukan sel darah merah); renin (suatu hormon yang menjadi bagian dari Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron atau Renin-Angiotensi-Aldosterone system = RAAS yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan); bentuk aktif Vitamin D (Kalsitriol) yang mengatur penyerapan kalsium dari makanan untuk pembentukan tulang dan metabolisme tubuh lainnya; serta prostaglandin (suatu hormon yang mempunyai banyak peran antara lain untuk: pengaturan pengerutan dan pelebaran pembuluh darah, pembekuan darah, pengaturan pergerakan kalsium, pengaturan pertumbuhan sel, pengaturan rasa sakit, menurunkan tekanan bola mata, dll).

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.