Rabu, 24 Februari 2010

TUGAS KOMUNIKASI

Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah komunikasi
• 2 Komponen komunikasi
• 3 Proses komunikasi
• 4 Teknologi komunikasi
• 5 Batasan dalam komunikasi
• 6 Referensi
• 7 Pranala luar

Sejarah komunikasi
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. [1].
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. [2].
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang terbaik pun tidak akan berguna karena kong terbaik pun tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu aktivitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang berbeda dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka sendiri.
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Teknologi komunikasi
Dalam telekomunikasi, komunikasi radio dua-arah melewati Atlantik pertama terjadi pada 25 Juli 1920.
Dengan berkembangnya teknologi, protokol komunikasi juga turut berkembang, contohnya, Thomas Edison telah menemukan bahwa "halo" merupakan kata sambutan yang paling tidak berambiguasi melalui suara dari kejauhan; kata sambutan lain seperti hail dapat mudah hilang atau terganggu dalam transmisi.
Batasan dalam komunikasi
Batasan dalam komunikasi termasuk:
1. Bahasa
2. Penundaan waktu
3. Politik
Referensi
1. ^ (id) Larry Gonick, Kartun (non) Komunikasi, guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer Gramedia, Juli 2007. (diterjemahkan dari Guide to (non) Communication HarperClollins Publisher, Inc copyright 1993. ISBN 978-979-9100-75-7
2. ^ (id) Larry Gonick, Kartun (non) Komunikasi, guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer Gramedia, Juli 2007. (diterjemahkan dari Guide to (non) Communication HarperClollins Publisher, Inc copyright 1993. ISBN 978-979-9100-75-7
Witzany, Guenther. "The Logos of the Bios 2. Bio-communication. Umweb, Helsinki (2007). [1] Dance, Frank. "The 'concept' of communication. Journal of Communication, 20, 201-210 (1970). [2] Witzany, Guenther. "The Logos of the Bios 2. Bio-communication. Umweb, Helsinki (2007).
[2] Witzany, Guenther. "The Logos of the Bios 2. Bio-communication. Umweb, Helsinki (2007).
Pranala luar
• Departemen Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia
• Milis Public Speaking
• Sekolah Public Speaking
[sembunyikan]
l • b • s
Bidang utama teknologi


Ilmu terapan
Kecerdasan buatan • Teknologi keramik • Teknologi komputasi • Elektronika • Elektronika dan instrumentasi • Teknologi energi • Penyimpanan energi • Rekayasa fisika • Teknologi lingkungan • Teknik material • Mikroteknologi • Nanoteknologi • Teknologi nuklir • Rekayasa optik • Komputer quantum


Olahraga
dan Rekreasi
Peralatan berkemah • Tempat bermain • Peralatan olahraga


Informasi
dan Komunikasi Teknologi informasi • Teknologi komunikasi • Grafis • Teknologi musik • Pengenalan suara • Teknologi visual


Industri
Konstruksi • Teknik finansial • Manufaktur • Mesin • Pertambangan


Militer
Bom • Senapan • Amunisi • Teknologi militer • Teknik kelautan • Pesawat tempur • Kapal perang • Peluru kendali • Tank


Rumah tangga
Peralatan rumah tangga • Teknologi rumah tangga • Teknologi pendidikan • Teknologi pangan


Teknik
Teknik material • Teknik finansial • Teknik kelautan • Teknik biomedis • Teknik keselamatan • Teknik kesehatan • Teknik penerbangan • Teknik perkapalan • Teknik pertanian • Teknik arsitektur • Rekayasa biologi • Teknik bioproses • Teknik biomedis • Teknik kimia • Teknik sipil • Teknik komputer • Teknik konstruksi • Teknik listrik • Teknik elektro • Teknik lingkungan • Teknik industri • Teknik mesin • Teknik mekatronika • Teknik metalurgi • Teknik pertambangan • Teknik nuklir • Teknik otomotif • Teknik perminyakan • Teknik perangkat lunak • Teknik struktur • Rekayasa jaringan


Kesehatan
dan Keselamatan
Teknik biomedis • Bioinformatika • Bioteknologi • Informatika kimiawi • Teknologi perlindungan kebakaran • Farmakologi • Teknik keselamatan • Teknik kesehatan


Transportasi
Angkasa luar • Teknik penerbangan • Teknik perkapalan • Kendaraan bermotor • Teknologi luar angkasa


Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi









Komunikasi nonverbal
Penggunaan ekspresi wajah merupakan salah satu komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Daftar isi
• 1 Jenis-jenis komunikasi nonverbal
o 1.1 Komunikasi objek
o 1.2 Sentuhan
o 1.3 Kronemik
o 1.4 Gerakan tubuh
o 1.5 Vokalik
o 1.6 Lingkungan
• 2 Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
• 3 Referensi
• 4 Catatan kaki
• 5 Lihat pula

Jenis-jenis komunikasi nonverbal
Komunikasi objek


Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).[1]
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.[2][3]
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.[4]
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.[5]
Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.[6]


Referensi
• Verderber, Rudolph F.; Kathleen S. Verderber (2005). "Chapter 4: Communicating through Nonverbal Behaviour", Communicate!, edisi ke-11, Wadsworth. ISBN 0-534-73936-4.
Catatan kaki
1. ^ Verderber (2005), h. 82-83
2. ^ Ekman, P.; W. V. Friesen (1969). Semiotica, I, 49-98.
3. ^ Verderber (2005), h. 74-75
4. ^ Verderber (2005), h. 77-78
5. ^ Verderber (2005), h. 84-88
6. ^ Nonverbal Communication: Speaking Without Words
Daftar rujukan
www.google.com
-Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas







Komunikasi interpersonal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain.
Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok-kecil.
Model Jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal termasuk:
• Pidato
• Komunikasi nonverbal
• penyimpulan
• parafrase
Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti:
• perdagangan
• konseling
• pelatihan
• bimbingan
• pemecahan konflik
Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi, terutama analisis transaksional.
Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu, dll.
Komunikasi Verbal &Nin Verbal
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.

2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non-verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, intonasi nada (tinggi-rendahnya nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan-sentuhan. Salah satu cara mendefinisikan komunikasi non verbal adalah berdasarkan kategori sebagai berikut:
a. Proksemik
Proksemik merupakan penyampaikan pesan-pesan melalui pengaturan jarak dan ruang. Manusia mempunyai wilayah-wilayah atau zona dalam berkomunikasi, wilayah juga berarti daerah atau ruang yang rang klaim sebagai miliknya, yang seolah-olah merupakan perluasan dari tubuhnya, jarak wilayah itu sebagai berikut:
Zona intim, adalah zona yang dapat melakukan kontak fisik, dari jarak semua zona hanya zona inilah yang terpenting karena pada zona ini orang menjaganya seolah-olah zona ini milik pribadi. Hanya orang dekat secara emosional yang dapat memasukinya seperti kekasih, orang tua, suami-istri, anak-anak, kerabat dan sanak saudara. Umumnya berjarak 15-46 cm(bersentuhan-18 inch)
Zona pribadi, jarak ini dilakukan seperti pada saat kita dipesta-pesta, acara kantor dan lain sebagainya. Umumnya berjarak 46cm-1.2 m(18 inch-4ft)
Zona sosial, zona ini berlaku pada orang yang belum dikenal secara baik atau bahkan asing, seperti pada saat ditoko yang berbicara dengan pelayan toko. umumnya berjarak 1.2-3.6 m(4ft-12ft)
Zona umum, zona ini berlaku pada saat kita berbicara dengan sekelompok orang yang banyak seperti pidato. umumnya berjarak > 3.8 m(> 12 ft)
Semua zona itu dapat berubah-ubah tergantung dari keadaan, nilai, kepercayaan, budaya dan lain sebagainya. Dalam Agama Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia, antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram (memiliki hubungan keluarga) diwajibkan menjaga jarak satu sama lain saat berkomunikasi dan biasanya tetap dalam jarak zona sosial 1.2-3.6 m bahkan ada syarat lain yaitu tidak boleh saling memandang dan harus ditemani orang lain.
b. Kinesik
Kinesik merupakan penyampaikan pesan-pesan yang menggunakan gerakan-gerakan tubuh yang berarti yang meliputi mimik wajah, mata (lirikan-lirikan), gerakan-gerakan tangan dan yang terakhir keseluruhan anggota badan (tegap, lemah gemulai dan sebagainya).
Dalam budaya jawa komunikasi non verbal sangat kental dilakukan terutama untuk menghormati orang, atau orang yang lebih tua, semisal gerakan komunikasi yang dilakukan antara atasan dan bawahan atau abdi di mana bawahan atau abdi cenderung untuk menunduk dan merunduk untuk menunjukkan bahwa posisinya tidak lebih tinggi dari tuannya yang diajak bicara.
c. Khronemik
Khronemik adalah srudi mengenai penggunaan kita akan konteks waktu. Ide mengenai kelinearan waktu telah diterima secara luas oleh masyarakat manapun bahkan agama manapun, hal ini kemudian melahirkan beberapa istilah sepertti masa lalu, saat ini dan masa depan yang merupakan suatu urutan yang tidak dapat dibalik.
Bagaimana kita menggunakan waktu sangat tergantung pada budaya, semisal dalam budaya Indonesia pada umumnya masih sangat jarang istilah on time benar-benar dijalankan dengan baik, semisal acara rapat dalam organisasi apapun memiliki kecenderungan untuk terlambat dari 10 menit sampai 1 jam.
d. Paralinguistik
Paralinguistik adalah pesan non-verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkannya dengan kata lain tinggi rendahnya intonasi cara pengucapannya. Satu pesan verbal yang sama dengan menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.
Elemen-elemen komunikasi paralinguistik adalah sebagai berikut:
- Karakter vokal, seperti tertawa dan terisak
- Kualifikasi vokal seperti intensitas keras lemah, dan tinggi rendah
- Pemisahan vokal seperti uh, um, dan uhuh
Di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari orang tua seringkali berkomunikasi dengan anaknya dengan nada tinggi bahkan cenderung menghardik, hal ini seringkali menjadi hambatan dalam komunikasi orang tua dan anak sehingga orang tua tidak mengerti permasalahan yang dihadapi anaknya. Di Indonesia sendiri memang dibudayakan bahwa komunikasi orang tua dan anak cenderung satu arah.
e. Diam
Diam juga seringkali digunakan dalam komunikasi. Diam bisa diartikan bermacam-macam semilsal persetujuan, sikap apatis, tahu, bingung, kontemplasi, ketidak setujuan, dan arti-arti lainnya.
Penggunaan diam dalam komunikasi masyarakat kita telah secara luas diterima semisal dalam komunikasi atasan dengan bawahan, seringkali bawahan lebih banyak melakukan komunikasi diam sedangkan atasan banyak menyampaikan pesan sehingga sikap diam bawahan dapat diartikan kepatuhan, dan persetujuan.
f. Haptik
Haptik adalah studi mengenai penggunaan sentuhan dalam komunikasi. Sekali lagi penggunaan sentuhan dalam komunikasi sangat berbeda pada setiap kebudayaan, antara Barat dan Timur sangat berbeda dalam memandang penggunaan sentuhan.
Sentuhan dalam komunikasi di Indonesia masih relatif jarang dipakai khususnya di daerah yang masih memegang adat-istiadat ketimuran di mana sentuhan antara laki-laki dan perempuan tidak diperbolehkan karena akan menjurus pada persepsi yang negatif pada pada komunikan. Si perempuan akan diangap sebagai perempuan murahan sedangkan laki-laki dapat dianggap sebagai penggoda.
g. Cara Berpakaian dan penampilan fisik
Umumnya pakaian digunakan untuk menyampaikan identitas komunikator, menyampaikan identitas berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana prilaku kita dan bagaimana sepatutnya orang lain memperlakukan kita.
Di Indonesia ketika seorang perempuan berpakaian minim seringkali dianggap sebagai cewek murahan, walaupun hal ini umumnya terjadi pada masyarakat pinggiran. Hal ini jelas akan menghambat komunikasi yang terjadi.
Contoh lain dalam budaya jawa pakaian priyayi berupa beskap sedangkan pakaian para abdi biasanya berupa pakaian surjan. Hal ini kemudian berimbas pada komunikasi yang terjadi antar golongan dan akan lebih menjadi sebuah hambatan daripada faktor pendorong.
h. Olefatik
Studi komunikasi melalui indra penciuman disebut sebagai olefatik. Bau masih merupakan suatu hal yang sangat susah dimengerti dalam komunikasi. Bau-bauan telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar atau tidak. Sebagai contoh bila seseorang sedang dalam keadaan tegang maka akan mengeluarkan keringat yang yang mempunyai bau yang khas.
Contoh sehari-hari penggunaan bau dalam komunikasi adalah bau-bauan yang digunakan oleh PSK yang terkesan berlebihan. Penggunaan bau berlebihan ini seringkali dimaksudkan untuk mengundang calon pelanggan mereka untuk memanfaatkan jasanya.
i. Okulestik
Okulestik adalah studi komunikasi yang disampaikan melalui pandangan mata. Sebenarnya tidak banyak studi mengenai okulestik namun dapat dicontohkan dalam berbagai budaya bahwa pandangan menggoda wanita disiratkan melalui lirikan-lirikan mata dan kerlingan.
Dalam budaya timur khususnya agama Islam kontak mata langsung antara laki-laki dan perempuan tidak diperbolehkan. Hal ini biasnya juga disertai pelarangan dalam jarak dan sentuhan.
Diposkan oleh Konsultasi-Skripsi-Terjemahan di 20:11
TaskuTasmu mengatakan...
Posting ini telah dihapus oleh penulisnya.
4 Januari 2010 07:30

daftar rujukan
-www.google.com./komunikasi nonverbal/html

MAKALAH TANDA VITAL

PENJELASAN DALAM GARIS BESAR

CAIRAN DALAM TUBUH

Sel-sel mahluk hidup multak memerlukan air dalam mempertahankan kehidupan. Cairan tubuh berjumlah sekitar 60 % berat badan dan terlihat berhubungan juga dengan jumlah lemak dalam tubuh, umur dan jenis kelamin. Makin tua seseorang makin kurang kadar air tubuhnya. Kadar air laki-laki lebih besar dari pada perempuan. Tetapi pengaruh terbesar tampaknya berhubungan dengan jumlah lemak tubuh. Makin tua seseorang, biasanya jumlah lemaknya meningkat. Umumnya kadar lemak perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.

Cairan tubuh dibagi dalam :

- Cairan intraseluler, yaitu cairan yang terdapat dalam sel-sel seluruh tubuh. Sekitar 40% berat badan kita merupakan air yang terdapat di dalam sel.

- Cairan ekstraseluler, yaitu cairan yang terdapat di luar sel tubuh, jumlahnya sekitar 20% berat badan, yang terbagi pula dalam :
• Cairan intristisial atau cairan antar sel, yang berada diantara sel-sel.
• Cairan intra vaskuler, yang berada dalam pembuluh darah, berupa air dalam plasma darah.
• Cairan transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, seperti cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi, dll

Pertukaran Cairan (Water Turnover)
Air yang masuk tubuh / diminum diserap di usus, teruatama di yeyunum, masuk ke pembuluh darah, terus ke ruang interstial dengan cara filtrasi di kapiler, selanjutnya masuk ke dalam sel dengan jalan difusi, semuanya ada hubungan bolak-balik.


Air yang kita butuhkan sangat dipengaruhi aktifitas dan suhu lingkungan serta suhu tubuh. Bila udara panasm keringat akan lebih banyak dihasilkan. Waktu berolah raga atau kerja berat, dimana suhu tubuh sangat meningkat, dihasilkan pula keringat yang lebih banyak, yang sangat penting dalam mengatur suhu tubuh.

Air berasal dari minuman, makanan dan hasil metabolisme. Metabolisme karbohidrat, protein dan lemak menghasilkan sejumlah air. Cairan tubuh mengandung elektrolit dengan komposisi dan kadar yang berbeda-beda. Perbedaan yang nyata antara cairan ekstraseluler dan intraseluler adalahpada cairan ekstraseluler sebagian besar kationnya berupa natrium dan anionnya adalah klorida. Sedangkan pada cairan intraseluler kationnya kalium dan anionnya fosfat dan protein.

Protein di dalam darah memberikan tekanan onkotik (tekanan osmotik koloid) yang menarik air ke dalam kapiler, melaawan tekanan hidrostatik. Filtrasi cairan di awal kapiler disebabkan tekanan filtrasi atau tekanan hidrostatik yang melebihi tekanan onkotik.
Walaupun sebagian besar cairan yang difiltrasi di awal kapiler kembali ke darah di akhir kapiler, ada sedikit cairan yang tertinggal, yang akan disalurkan melalui saluran limfe.

Cairan serebrospinal

Cairan serebrospinal adalah cairan yang terdapat di dalam ruang subarakhnoid rongga otak dan kanalis vertebralis. Cairan ini di buat di ventrikel I dan II (ventrikel lateral) disalurkan ke ventrikel III, terus ke ventrikel IV dan akhirnya ke luar ruang subarakhnoid.
Di sini ada tempat-tempat tertentu yang berfungsi menyerap cairan serebrospinal ini, sehingga terdapat keseimbangan antara pembuatan dan penyerapan. Bila ada penyumbatan saluran antara ventrikel atau penyerapan berkurang maka akan terjadi penumpukan cairan dalam rongga tengkorak yang disebut hidrosefalus.





pH
Cairan ekstraseluler mempunyai pH dengan rentangan yang sempit yaitu 7,40 +/- 0,05 (7,35 – 7,45). Bila pH darah arteri lebih rendah dari 7,35 disebut keadaan asidosis sedangkan bila pH darah lebih tinggi dari pada 7,45 disebut keadaan alkalosis.

BUFFER
Dalam tubuh kadang-kadang terjadi peningkatan kadar asam atau basa yang berlebihan. Ada beberapa mekanisme untuk mempertahankan pH cairan tubuh yang hanya boleh berkisar dalam rentangan yang sempit itu, antara lain :
a. Bikarbonat
b. Fosfat
c. Sulfat
d. Protein

DIARE

Diare ditandai dengan sering buang air besar dan cair. Air tubuh akan banyak keluar. Air ini berasal dari sekresi liur pencernaan yang bersifat basa. Bila cairan ini tidak digantikan, akan menimbulkan dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Cairan yang terbaik untuk mengganti yaitu cairan oralit, dengan komposisi mirip dengan yang terbuang karena diare. Di pasaran garam oralit dijual dalam bentuk bubuk dalam sachet dengan komposisi :

- Glukosa anhidrat …………….. 4.0 g
- Natrium klorida ……………… 0.7 g
- Natrium sitrat dihidrat ……….. 0.58 g
- Kalium klorida ………………. 0,3 g


Yang dilarutkan dalam 200 ml (1 gelas) air. Makin banyak cairan tubuh yang keluar makin banyak oralit yang harus diminum. Pendapat yang mengatakan bahwa penderita diare harus berhenti minum dan bila banyak minum akan bertambah berat diarenya adalah sangat keliru dan berbahaya.

DEHIDRASI

Dehidrasi dapat disebabkan diare dan / atau muntah-muntah, kurang masukan cairan atau pengeluaran keringat sangat banyak, bila tidak diikuti masukan cairan yang seimbang. Dehidrasi sangat berbahaya dan harus segera ditanggulangi. Banyak jatuh korban tewas pada wabah diare atau muntaber (muntah berak) karena tidak tahu atau terlambat memberi pertolongan.

Pada pelari maraton dan olah raga lain yang berlangasung lama harus diberi minum secara berkala karena kerja berat banyak mengeluarkan keringat. Jamaah haji pada musim panas banyak terserang dehidrasi karena banyak keringat dan jamaah kurang pengetahuan tentang pentingnya minum.

Dehidrasi ringan ditandai rasa haus dan lemas. Bila makin berat tekanan darah menurun karena volume darah berkurang dan dapat jatuh pada syok. Penanggulangan penderita yang sudah tidak mampu minum sendiri harus dengan infus cairan fisiologis di rumah sakit atau dengan memberi cairan oralit dengan selang (tube) hidung-lambung (naso-gastric tube).

ASIDOSIS

Asidosis dapat disebabkan gangguan metabolisme seperti diabetes melitus berat (menghasilkan banyak keton), diare (cairan alkalis dari usus banyak keluar) dll. Keadaan ini disebut asidosis metabolik.

Bila terjadi gangguan ventilasi paru sehingga pengeluaran CO2 terhambat akan menimbulkan asidosis respiratorik.

ALKALOSIS

Bila pengeluaran asam tubuh berlebihan seperti pada muntah-muntah yang banyak mengelurankan HCl dari lambung, akan menimbulkan alkalosis metabolik. Bila pengeluaran CO2 berlebihan karena hiperventilasi paru akan timbul alkalosis respiratorik.

KONSEP HEMEOSTATIS

Sel-sel tubuh hanya dapat hidup dan berfungsi bila berada / terendam dalam cairan ekstraseluler yang sesuai. Cairan ekstraseluler ini biasa juga disebut lingkungan dalam tubuh (milieu interiuer). Lingkungan dalam tubuh ini boleh dikatakan selalu konstan dan hanya dapat berdeviasi (berubah) dalam kisaran yang sangat sempit. Contoh : pH darah 7,40, hanya boleh berdeviasi antara 7,38 – 7,42. Proses mempertahankan lingkungan dalam yang relatif stabil ini disebut homeostatis (homeo = sama, statis = berdiri atau berada).

Berbagai faktor lingkungan dalam yang harus dipertahankan dengan mekanisme tertentu meliputi :
1. Kadar molekul nutrient yang diperlukan untuk metabolisme, misalnya kadar glukosa darah.
2. Kadar O2 yang terus menerus dipakai dan harus selalu ditambah dan CO2 yang terus menerus dihasilkan dan harus terus menerus dikeluarkan dalam jumlah yang sesuai.
3. Kadar sisa metabolisme, jangan sampai menumbuhkan gangguan (toksis).
4. pH, gangguan akibat perubahan pH teruatama pada elektrofisiologi.
5. Kadar air, garam-garam, dan elektrolit lain.
6. Suhu tubuh yang umumnya berkisar sekitar 370c.
7. Volume dan tekanan, misalnya volume darah, tekanan darah.


Ada 11 sistem utama dalam tubuh yang berperan dalam homeostatis :

1. Sistem sirkulasi, yaitu sistem trasnport yang membawa zat-zat seperti nutrient, O2, CO2, sisa metabolisme, elektrolit, hormon dsb, dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lainnya.

2. Sistem percernaan, yang menghancurkan makanan menjadi molekul yang dapat diserap mukosa usus. Juga memasukkan air dari lingkungan luar ke dalam tubuh. Sisa yang tidak terserap dibuang sebagai feses.

3. Sistem pernafasan, mengambil O2 dari dan mengeluarkan co2 ke lingkungan luar. Dengan mengatur jumlah CO2 (yang dikeluarkan).

4. Sistem perkemihan, membuang kelebihan air, garam, asam dari plasma dan membuangnya ke urine, bersama-sama sisa metabolisme lainnya, kecuali CO2.

5. Sistem skeletal, sebagai penyanggah dan pelindung jaringan lunak dan organ-organ. Juga sebagai resevoir ion Kalsium.

6. Sistem muskuler yang memungkingkan individu bergerak mencari makan dan menjauhi bahaya.

7. Sistem integumen (kulit), untuk proteksi luar terhadap benda asing dan mikroorganisme, mencegah cairan tubuh keluar tanpa kendali, ikut mengatur suhu tubuh.

8. Sistem imun, bertahan terhadap serangan benda asing, sel tubuh yang menjadi ganas.

9. Sistem saraf, salah satu dari dua sistem pengatur tubuh. Mengatur dan mengkoordinir aktifitas tubuh, deteksi rangsang dari luar dan dalam tubuh dan bereaksi terhadapnya.


10. Sistem endokrin, juga sebagai sistem pengontrol tubuh, terutama aktifitas yang berlangsung lama, kadar berbagai zat dalam darah.

11. Sistem reproduksi, tidak berperan penting dalam homeostatis, berarti tidak penting dalam mempertahankan hidup, tetapi penting untuk mempertahankan spesies.























BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang :
Peemasangan infus adalah teknik yang mencakap penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan
B . Tujuan :
– Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang
- Sebagai pengganti nutrisi
Definisi :
Teknik yang penusukan vena melalui transkut dengan stilet yang kaku, seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan.
Tujuan :
Untuk memulai dan mempertahankan cairan IV.
Peralatan Yang Digunakan :
1. Larutan IV yang tepat.
2. Jarum untuk fungsi vena yang sesuai.
3. Untuk infus cairan IV.
• Perangkat pemberian ( pilihan tergantung pada tipe larutan dan kecepatan pemberian :bayi dan anak kecil memerlukan selang mikrodrip,yang memberikan 60 tts / ml.
• Filter 0,22 mm (bila di perlukan oleh kebijakan institusi atau bila bahan berpatikel / akan di berikan ).
• Tambahan selang digunakan bila jalur IV lebih panjang ).
4. Untuk heparin lock.
• Look IV / selang pendek
• Normal salin heparisinasi 1-3 ml (10 sampai 100 / ml )
• Steker IV
5. Torniket.
6. Sarung tangan sekali pakai.
7. Papan tangan.
8. Kassa 2×2 cm dan salep poviden yodin untuk balutan transparan.
9. Plaster yang telah di potong dan siap di gunakan .
10. Handuk untuk diletakkan di bawah tangan klien bila perlu.
11. Tiang intravena .
12. Pakaian khusus dengan kanang di lapisi bahu / membuat pelepasan selang IV bila mudah, bila tersedia.












Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Atur peralatan disamping yang bebas dari kusut atau diatas meja.
3. Buka kemasan steril dengan menggunakan teknik aseptic mencegah kontaminasi pada obyek steril.
4. Untuk memberikan cairan IV.
• Periksa larutan dengan menggunakan ‘five right” pemberian obat pastikan aditif yang diresepkan seperti kalium dan vitamin, telah ditambahkan periksa larutan terhadap warna, kejernihan dan tanggal kadaluarsa larutan IV adalah obat dan harus diperiksa dengan hati-hati untuk mengurangi resiko kesalahan kandungan partikel atau yang telah kadaluarsa untuk tidak digunakan.
• Bila menggunakan larutan IV dalam botol, lepaskan penutup logam dan lempeng karet dan logam dibawah penutup untuk kantung larutan IV plastic lepaskan lapisan plastic diatas port selang IV.
• Buka set infus, mempertahankan sterilitas pada kedua ujung mencegah bakteri masuk keperalatan infus dan aliran darah.
• Pasang klem rol sekitar 2-4 cm (1-2 inci) dibawah bilik drip dan pindahkan klem rol pada posisi off.
• Tusukkan set infus ke dalam kantung/botol cairan.
• Lepaskan penutup pelindung kantung IV tanpa menyentuh lubangnya.
• Lepaskan penutup pelindung dari paku penusuk selang jangan menyentuh paku penusuk dan tusukan paku kedalam lubang kantung IV atau tusukkan penusuk penyumbat karet hitam dari botol, bersihkan karet dengan antiseptik sebelum menusukan paku penusuk.
• Isi selang infus
• Tekan bilik drip dan lepaskan biarkan terisi 1/3 – ½ penuh menciptakan efek penghisap cairan masuk keruang drip untuk mencegah udara masuk
• Lepaskan pelindung jarum dan klem rol untuk memungkinkan cairan memenuhi bilik drip roll selang ke adapter jarum kembalikan jarum ke posisi off.
• Pastikan selang bersih dari udara dan gelembung udara gelembung udara yang besar dapat bertindak sebagai umboli. Buang udara dengan membiarkan cairan mengalir melalui selang sampai selang bebas udara.
• Lepaskan pelindung jarum.
5. Untuk heparin lock
6. Pilih jarum IV yang tepat otot over the needle catheres (ONC)
7. Pilih tempat distal vena yang digunakan
8. bila terdapat banyak rambut pada tempat penusukan, guntinglah (mengurangi resiko kontaminasi).
9. Bila mungkin letaknya ektremitas pada posisi dependen.
10. Letakkan torniket 10-12 cm (5-6 inci) diatas tempat penusukan.
11. Kenakan sarung tangan sekali pakai.
12. Letakkan ujung adaptor jarum perangkat infuse dekat dengan kassa steril/handuk.
13. Pilih vena yang terdilatasi baik.
• Menggosok ekstremitas dari distal keluar proksimal di bawah vena yang dimaksud meningkatkan volume darah dalam vena.
• Menggenggam dan melepaskan genggaman
• Menepuk perlahan diatas vena
• Memasang kompres hangat
14. Bersihkan tempat intersi dengan gerakan sirkoler yang kuat menggunakan larutan pavidon yodin, hindari menyentuh tempat yang telah dibersihkan, biarkan mongering 30 detik gunakan alcohol 70% selama 60 detik.
Povidan yodin adalah anti efektif topical yang mengurangi bakteri permukaan kulit sentuhan akan mengakibatkan perpindahan bakteri dari tangan perawat ke tempat fungsi. Povidon yodin harus kering untuk hasil yang efektif.
15. Lakukan fungsi vena tahan vena dengan menggunakan ibu jari di atas vena dan dengan meregangkan kulit berlawanan arah dengan penusukan 5-7 cm kearah distal penusukan jarum kupu-kupu pegang jarum pada sudut 20-30 derajat.
16. Perhatikan keluarnya darah melalui selang jarum kupu-kupu yang menandakan jarum telah memasuki vena.
17. tahan kateter dengan satu tangan, dengan cepat hubungkan adapter jarum.
18. lepaskan klem foler untuk memulai infus
19. Amankan kateter/jarum IV.
• Pasang plester kecil (1,25 cm) dibawah kateter.
• Bila digunakan balutan kassa oleskan salep povidon yodin.
• Letakkan bantalan kassa 2×2
• Letakkan loop selang infus padabalutan menggunakan plaster.
20. Untuk pemberian cairan IV, atas kecepatan aliran sampai tetesan yang tepat permenit.
21. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan.
22. Lepaskan sarung tangan, singkirkan alat-alat cuci tangan.
23. Catat pada catatan perawat.
Perhatian perawat
Fungsi vena merupakan kontradiksi di tempat yang menunjukkan tanda infeksi, infiltrasi/trombosis infeksi ditandai memerahan nyeri tekan, bengkak dan hangat.










PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan.
Pemberian infus melalui vena.
Tujuan infus melalui vena.
Tujuan : – Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang.
- Sebagai pengganti nutrisi.
Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam
Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat
B. Saran
Seorang ahli kesehatan atau paramedis mampu dalam melakukan tindakan pemasangan infus secara tepat dan benar serta steril.










DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Ketrampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar Karya Husada.
2. Buku Ketrampilan Dasar Praktik klinik kebidanan Penerbit Salemba Medika.

TANDA VITAL

Vital Signs atau Tanda Vital

Yaitu : pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar.
Empat tanda-tanda vital utama tubuh adalah :
• Tekanan Darah / tensi
• Denyut Nadi
• Respirasi ( Pernafasan)
• Suhu Tubuh
mengukur vital signs
Tanda-tanda vital berguna dalam mendeteksi atau pemantauan masalah medis, yang berkaitan dengan masalah kesehatan klien.
Tekanan Darah / Tensi
Tekanan darah, adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri, diukur dengan alat pengukur tekanan darah dan stetoskop.
Tekanan darah terus-menerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan, keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan obat-obatan.
Dua angka dicatat ketika mengukur tekanan darah. Angka yang lebih tinggi, adalah tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Angka yang lebih rendah, adalah tekanan diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung beristirahat dan pengisian darah. Baik tekanan sistolik dan diastolik dicatat sebagai “mm Hg” (milimeter air raksa). Rekaman ini merepresentasikan seberapa tinggi kolom air raksa diangkat oleh tekanan darah.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi, langsung meningkatkan resiko penyakit jantung koroner (serangan jantung) dan stroke (serangan otak). Dengan tekanan darah tinggi, arteri dapat mengalami peningkatan resistensi terhadap aliran darah, menyebabkan jantung memompa lebih keras untuk mengedarkan darah.

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) dari National Institute of Health (NIH), tekanan darah tinggi atau hipertensi bagi orang dewasa didefinisikan sebagai:
tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi dan tekanan diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi
Dalam Pembaruan NHLBI pedoman untuk hipertensi pada tahun 2003, sebuah kategori tekanan darah baru ini ditambahkan disebut prehipertensi.
Prehevertensi yaitu tekanan sistolik 120 mm Hg - 139 mm Hg dan tekanan diastolik 80 mm Hg - 89 mm Hg.Panduan NHLBI baru sekarang mendefinisikan tekanan darah normal sebagai berikut:
tekanan sistolik kurang dari 120 mm Hg dan tekanan diastolik kurang dari 80 mm Hg
Namun angka-angka ini harus digunakan sebagai pedoman saja. Sebuah pengukuran tekanan darah tinggi tidak selalu merupakan indikasi dari suatu masalah. membuat diagnosis hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak hanya dari pengukuran sekali saja namun perlu melihat beberapa pengukuran tekanan darah selama beberapa hari atau minggu sebelumnya.
Pemeriksaan Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah indikator penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler. Dalam prosesnya perubahan tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain ;
1. Tolakan Perifer. Merupakan sistem peredaran darah yang memiliki sistem tekanan tertinggi (arteria) dan sistem tekanan terendah (pembuluh kapiler dan vena), diantara keduanya terdapat arteriola dan pembuluh otot yang sangat halus.
2. Gerakan memompa oleh jantung. Semakin banyak darah yang dipompa ke dalam arteria menyebabkan arteria akan lebih menggelembung dan mengakibatkan bertambahnya tekanan darah. Begutu juga sebaliknya.
3. Volume darah. Bertambahnya darah menyebabkan besarnya tekanan pada arteria.
4. Kekentalan darah. Kekentalan darah ini tergantung dari perbandingan sel darah dengan plasma.

C. Pemeriksaan Denyut Nadi
Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung, atau berapa kali jantung berdetak per menit. Mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji :
• irama jantung
• kekuatan denyut jantung
Nadi normal untuk orang dewasa yang sehat berkisar 60-100 denyut per menit. Denyut nadi dapat berfluktuasi dan meningkat pada saat berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan emosi.
Pemeriksaan Nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius.

Penilaian denyut nadi yang lain adalah takikardia sinus yang ditandai dengan variasi 10 – 15 denyutan dari menit ke menit dan takikardia supraventrikuler paroksimal ditandai dengan nadi sulit dihitung karena terlalu cepat (lebih dari 200 kali per menit). Bradikardia merupakan frekuensi denyut jantung lebih lambat dari normal. Pemeriksaaan nadi yang lain adalah iramanya, normal atau tidak. Disritmia (aritmia) sinus adalah ketidakteraturan nadi, denyut nadi lebih cepat saat inspirasi dan lambat saat ekspirasi.


Suhu Tubuh
Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal, menurut American Medical Association, dapat berkisar antara 97,8 derajat Fahrenheit, atau setara dengan 36,5 derajat Celsius sampai 99 derajat Fahrenheit atau 37,2 derajat Celcius.
Pemeriksaan suhu
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus. Pembuangan atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui berbagai proses, diantaranya ;
1. Radiasi, yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnet.
2. Konveksi, yaitu proses penyebaran panas karena pergeseran antara daerah yang kepadatannya tidak sama seperti dari tubuh pada udara dingin yang bergerak atau pada air kolam renang.
3. Evaporasi, yaitu proses perubahan cairan menjadi uap.
4. Konduksi, yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan kontak langsung tanpa gerakan yang jelas, seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin dan lain – lain.


Suhu tubuh seseorang dapat diambil melalui :
• Oral
Suhu dapat diambil melalui mulut baik menggunakan termometer kaca klasik atau yang lebih modern termometer digital yang menggunakan probe elektronik untuk mengukur suhu tubuh.
• Dubur
Suhu yang diambil melalui dubur (menggunakan termometer gelas atau termometer digital) cenderung 0,5-0,7 derajat lebih tinggi daripada ketika diambil oleh mulut.
• Aksilaris
Temperatur dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan termometer gelas atau termometer digital. Suhu yang diambil oleh rute ini cenderung 0,3-0,4 derajat lebih rendah daripada suhu yang diambil oleh mulut.
• Telinga
Termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu gendang telinga, yang mencerminkan suhu inti tubuh (suhu dari organ-organ internal).
Mungkin suhu tubuh abnormal karena demam (suhu tinggi) atau hipotermia (suhu rendah). Demam ditandai ketika suhu tubuh meningkat di atas 37 derajat Celsius secara oral atau 37,7 derajat Celsius melalui dubur, menurut American Medical Association. Hipotermia didefinisikan sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 35 derajat Celsius.
Tingkat Respirasi
Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada meningkat.
Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi. Ketika memeriksa pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang memiliki kesulitan bernapas.
Respirasi normal untuk orang dewasa di kisaran sisa 12-20 kali per menit.
Pernapasan
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapa

Sumber: http://www.healthsystem.virginia.edu/UVAHealth/adult_cardiac/vital.cfm








PEMERIKSAAN SUHU TUBUH
TAHAP PREINTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan/cek catatan medis keperawatan klien
2. memvalidasi perasaan perawat
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mencuci tangan

TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
3. Menanyakan keluhan utama saat ini
4. Memberikan kesempatan untuk bertanya

TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien (memasang skeren)
2. Berikan penjelasan kepada klien
3. Atur posisi yang nyaman : duduk atau berbaring dengan posisi tangan rileks
4. Keringkan ujung thermometer. Kemudian turunkan air raksa sampai skala nol. Sebelum meletakkan di aksila, bersihkan/keringkan aksila terlebih dahulu. Letakkan thermometer diaksila 5-10 menit. Setelah 5-10 menit lepaskan thermometer dari aksila dan baca kenaikan air raksa. Sembari mengukur suhu klien, lakukan perhitungan denyut nadi dan pernafasan.
5. Letakkan ujung jari-jari tangan kecuali ibu jari pada arteri/nadi yang akan diukur, tekan dengan lembut
6. Hitung frekuensi nadi mulai hitungan nol (C) selama 30 detik (kalikan 2x untuk memperoleh frekuensi dalam satu menit). Jika ritme nadi tidak teratur, hitung selama satu menit. Lanjutkan perhitungan pernafasan
7. Lalu sembari memegang arteri radialis (seolah-olah masih menghitung denyut nadi), hitung jumlah pernafasan klien selama 1 menit (naik turunnya dada klien)
8. Selanjutnya siapkan pasien untuk pemeriksaan tekanan darah. Gulung lengan baju klien.
9. Palpasi arteri brakhialis. Letakkan manset 2,5 cm diatas nadi brakhialis (ruang antekubital)
10. Naikkan tekanan dalam manset sambil meraba arteri radialis sampai denyutnya hilang
11. Tekanan dinaikkan lagi kurang lebih 30 mmhg
12. Letakkan stetoskop pada arteri brakhialis pada fossa cubitti dengan cermat dan tentukan tekanan sistolik
13. Turunkan tekanan manset dengan kecepatan 4 mmhg/detik sambil mendengar hilangnya pembuluh yang mengikuti 5 fase korotkof
14. Ulang pengukuran 1 kali lagi dengan air raksa dalam spignomanometer dikembalikan pada angka 0. Lakukan tindakan seperti diatas


TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Merapikan alat dan klien
4. Cuci tangan
MELAKUKAN KONTRAK UNTUK TINDAKAN SELANJUTNYA
DOKUMENTASI
1. Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan











PEMERIKSAAN DENYUT NADI
TAHAP PREINTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan/cek catatan medis keperawatan klien
2. memvalidasi perasaan perawat
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya
TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien (memasang skeren)
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Menjelaskan prosedur kepada klien
A. MENILAI DENYUT NADI BRAKIAL
4. Mengatur posisi pasien yang nyaman dan rilaks
5. Menekan kulit dekat dengan arteri radialis dengan tiga jari, dan meraba denyut nadi
6. Menekan arteri radialis dengan kuat dengan jari-jari selama kurang lebih 60 detik, jika tidak teraba denyutan jari-jari digeser kekanan dan kekiri sampai ketemu
7. Denyutan pertama akan teraba kuat, menekan sampai denyutan hilang, melepas tekanan sampai denyutan terasa kuat lagi
B. MENILAI NADI RADIAL
4. Mengatur posisi yang nyaman dan rileks
5. Meraba mencari daerah pulse brakial (antara bisep dan trisep)
6. Menekan arteri radialis dengan kuat dengan jari-jari selama kurang lebih 10 detik, jika tidak teraba denyutan jari-jari digeser kekanan dan kekiri sampai ketemu
7. Denyutan pertama akan teraba kuat, menekan sampai denyutan hilang, melepas tekanan sampai denyutan terasa kuat lagi
TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Merapikan alat dan klien
4. Cuci tangan
5. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
DOKUMENTASI
1. Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.


PEMERIKSAAN PERNAFASAN
TAHAP PREINTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan/cek catatan medis keperawatan klien
2. memvalidasi perasaan perawat
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mencuci tangan

TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya
TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien (memasang skeren)
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Menjelaskan prosedur kepada klien
4. Membuka baju pasien bila perlu untuk mengobservasi kedalam dan kesimetrisan gerakan
5. Menentukan irama pernafasan
6. Menentukan pernafasan selama 60 detik. Bila pernafasan teratur cukup 30 detik dan dikalikan 2
7. Mendengarkan bunyi pernafasan, sambil mendengarkan apa ada bunyi pernapasan abnormal abnormal (whising, ronkhi, vesikuler)
TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Merapikan alat dan klien
4. Cuci tangan
5. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
DOKUMENTASI
1. Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan







PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
TAHAP PREINTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan/cek catatan medis keperawatan klien
2. validasi perasaan perawat
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya
TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien (memasang skeren)
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Mengatur posisi klien
4. Menyingsingkan lengan baju klien
5. Memasang manset sekitar lengan atas ± 2,5 cm diatas auto cubita (dewasa)
6. Mengatur tensimeter agar siap dipakai (untuk tensimeter air raksa), yaitu menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset, menutup sekrup balon manset, membuka kunci reservoir
7. Melakukan palpasi pada daerah arteri brachialis
8. Meletakkan diafragma stetoskop diatas denyut arteri brachialis
9. Menutup katup dari pompa spygnomanometer
10. Raba arteri radialis
11. Memompa manset dari spygnomanometer sampai arteri radialis tidak teraba, kemudian naikkan 20-30 mmhg
12. Mengendorkan pipa 2-3 mmhg per denyut
13. Mencatat bunyi korotkoff I dan V atau bunyi detak pertama (systole) dan terakhir (diastole) pada manometer sebagai mana penurunan tekanan
14. Melonggarkan pompa segera sesudah bunyi terakhir hilang
15. Jika pengukuran perlu diulang, tunggu 30 detik dan lengan ditinggikan diatas jantung untuk mengalirkan darah dari lengan
16. Melepas manset dari lengan klien
17. Mengembalikan posisi pasien senyaman mungkin.






TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Merapikan alat dan klien
4. Cuci tangan
5. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
















Daftar Rujukan
1.-www.Nursingword.com
2.-www.google.com

KOMUNIKASI PERAWAT

KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
Wednesday, November 21, 2007
Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi
pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih.
Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran informasi dan
mempengaruhi orang lain.

Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang merupakan hasil utama tindakan keperawatan.

Pengertian

Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspel-aspek yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik kepada klien.

Aspek-aspek Analisa Kesadaran Diri Perawat

1. Kesadaran Diri
Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya? Perawat adalah orang yang care akan kebutuhan pasien baik biologi, psikologik dan sosiokultural dengan melihat rata-rata penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien terhadap kontinyu sehat dan sakit.

Kesadaran diri merupakan kunci penampilan perawat psikiatri. tujuannya agar perawat punya bukti otentik, komunikasi terbuka dan komunikasi diri. Perawat harus dapat mengerti tentang perasaan diri, tindakan dan reaksi. Juga dapat menerangkan kemampuan emosional (MacCulloch, 1998). Yang baik adalah perawat dapat mengerti dan menerima pasien dengan perbedaan dan keunikannya sesuai dengan pengetahuannya yang dimiliki.

Campbell (1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model keperawatan secara holistik meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan dan pilosopi :

Komponen psikologi
termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.

Komponen fisik
adalah pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk sensasi tubuh, gambaran diri dan potensial fisik.

Komponen lingkungan
berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.

Komponen pilosopi
adalah perasaan tentang makna kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang kehidupan dan kematian baik yang disadari maupun tidak disadaritermasuk kemampuan superior, tetapi juga meliputi tanggung jawab terhadap perilaku baik secara etik dan nyata.

Kesemua komponen merupakan model yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri dan perkembangan diri perawat dan pasien untuk mengerti akan dirinya.

Peningkatan kesadaran diri.Bisa dilihat dari Johari window. Kuadran 1 adalah kuadran terbuka: perilaku, perasaan dan pikiran diketahui individu dan orang lain. kuadran 2 disebut kuadran buta sebab semuanya hanya diketahui oleh orang lain sedangkan individu tidak tahu. Kuadran 3 adalah kuadran rahasia yaitu berpikir tentang dirinya artinya hanya diketahui oleh individu itu sendiri. kuadran 4 adalah kuadran tidak diketahui yaitu aspek yang berisi tentang diri adalah tidak diketahui individu dan orang lain. keempat kuadran merupakan penampilan yang ada pada total diri individu. Berikut ini 3 prinsip yang membantu merencanakan bagaimana tentang diri yaitu:

Perubahan satu kuadran memberikan efek pada semua kuadran lainnya
Kuadran 1 kecil, komunikasinya buruk
Belajar tentang ardi diri sendiri terhadap perubahan yang terjadi dari tempatnya, jika kuadran 1 lebih besar dan satu atau kuadran lainnya lebih kecil.

Tujuan meningkatkan kesadaran diri dengan cara memperbesar kuadran 1 dan mengecilkan kuadran yang lainnya. Caranya meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan dengan belajar tentang diri sendiri. individu perlu menampilkan keikhlasan dalam menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan dan kemampuan personal, dan penampilan bentuk tubuh terhadap kebebasan, kegembiraan, dam spontan. Yang termasuk penampilan personal meliputi pikiran, perasaan, memori dan rangsangan.

Tahap berikutnya dengan memperbaiki kuadran 2 yaitu belajar dan mendengar orang lain. pengetahuan tentang diri tidak bisa diketahui oleh diri sendiri. juga berhubungan dengan orang lain, individu mempelajari diri sendiri, juga belajar untuk mendengar secara aktif dan terbuka menerima umpan balik dari orang lain.

Step terakhir adalah dengan memperbaiki kuadran 3 yaitu membuka diri, atau bertukar pikiran dengan orang lain tentang aspek dirinya. Keterbukaan diri merupakan tanda individu sehat dan pencapaian kesehatan pribadi/diri.

Gambar A menunjukkan seseorang dengan kesadaran diri rendah, yaitu perilaku dan perasaannya rendah. Gambar B menampilkan individu dengan keterbukaan pada orang lain. B diartikan bahwa meningkatnya kapasitas kemampuan individu secara keseluruhan meliputi: rasa senang, pekerjaan, cinta dan memiliki. Seseorang juga menunjukkan kurangnya tingkat ketergantungan dan dapat berinteraksi secara spontan dan menunjukkan rasa cinta dengan orang lain.

Perawat dan perkembangan diri. Perawat membutuhkan waktu untuk menggali dan menjelaskan setiap bagian dari dirinya. Jika perawat dapat mempersepsikan, merasakan dan memikirkan, mahasiswa setiap waktu diajarkan untuk memperbaiki diri setiap waktu dan kesempatan yang diperoleh untuk menampilkan perilakunya. Hubungan secara autentik juga harus dipelajari dan perawat yang pertama kali menawarkan keterbukaan dan hubungan autentik bisa sebagai supervisor dan pembimbing. Mahasiswa dan pembimbing dapat berpartisipasi untuk membuat hubungan penerimaan dan respek terhadap perbedaan individual. Pembimbing membantu mahasiswa dalam memfasilitasi peningkatan kesadaran diri mahasiswa, meningkatkan fungsi setiap tingkatan yang dilalui, menstimulasi untuk lebih mengenal diri, dan meningkatkan kemampuan koping mahasiswa dalam menghadapi stressor.

2. Klarifikasi Nilai
Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya? Kesadaran membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan kebutuhannya. Perawat menjauhi godaan yang menggunakan pasien untuk menjaga kepuasan atau keamanan diri pasien.

Sistem nilai. Nilai merupakan konsep yang dibentuk yang diakibatkan dari penampilan kehidupan keluarga, teman, budaya, pendidikan, pekerjaan dan istirahat. Nilai tergantung individumempersepsikannya. Nilai antara positif dan negatif sangat berbeda. Masyarakat lebih cenderung menyukai nilai yang berasal dari keyakinan agama, kedekatan keluarga, pandangan seksual, kelompok etnik lainnya, dan keyakinan akan peran jenis kelamin.

Sistem nilai memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan dan melaksanakan keputusan tersebut. Kesadaran akan sistem nilai, perawat harus dapat mengidentifikasi sistem nilai yang terjadi disaat timbulnya konflik.

Proses klarifikasi nilai. Mengerti akan nilai diri sendiri dapat mempermudah untuk melakukan klarifikasi nilai yang dimiliki. Individu dapat lebih mendalam mengenal nilai yang dimiliki melalui pengkajian, eksplorasi, dan mengartikan apa itu nilai dan membuat prioritas dalam melakukan proses pengambilan keputusan. Klarifikasi nilai lebih memfokuskan pada proses nilai yang terjadi, atau bagaimana masyarakat menjadi mempunyai nilai dan dapat dipergunakannya.


Ada 7 kriteria yang digunakan untuk mengartikan nilai.
Kehendak lebih pada kemampuan kognitif, penghargaan lebih menegaskan pada tingkat emosional dan afektif, dan tindakan lebih fokus pada perilaku.

1. Proses pendewasaan nilai
Proses nilai tergantung pada pendewasaan diri secara kompleks, dan pilihan adalah sangat membingungkan dan sulit. Tidak adanya jaminan dalam pilihan yang dibuat dapat mempengaruhi aktualisasi diri. Proses nilai tergantung pada kedewasaan diri dengan karakteristik sebagai berikut (Kirschenbaum & Simon, 1973):

2.Berubah-ubah dan fleksibel
Sebagai dasar dalam penentuan dan tingkat penentuan dari peningkatan, pengkayaan dan aktualisasi. Nilai bisa berubah secara kontinyu.
Penampilan nilai selalu mengikat setiap waktu dan ditampilkan
Penampilan diri memberikan informasi tentang nilai. Informasi dimulai dengan semua kejadian/data yang diperoleh dari sumber orang lain, kejadian luar yaitu tidak adanya kesamaan yang penting juga respon subjektif. Secara psikologi kedewasaan orang dewasa karena adanya kepercayaan diri dan kearifan/kebijaksanaan
Proses nilai seseorang dimulai dengan keterbukaan akan kesiapan penampilan, mencoba untuk merasakan dan klarifikasi semua nilai yang dimiliki. Kesiapan memberikan dampak terhadap penetuan yaitu warna yang ditampilkan dari yang lalu dan hubungannya dengan yang ke depan

3. Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi perasaan membantu seseorang untuk mempersipkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat berpengaruh. Ini menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif yang komplit dan sikap yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai seseorang adalah tidak responsif, kesalahan, mudah ditemui, tidak mengenai orang tertentu, dan menjauhkan dari diri sendiri, dimana mutu hubungan terapeutik. Perawat sangat terbuka, sadar, dan kontrol diri akan perasaannya dimana dapat membantu pasien.

Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu pasien. Perasaan merupakan tolak ukur untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain. membantu orang lain, perawat akan menggunakan perasaannya; kurang memperhatikan kebutuhan pasien, tidak tepat janji sehingga pasien mengalami kemunduran, distres sehingga pasien tidak mau menurut, marah karena pasien banyak permintaan atau manipulasi, dan kekuatan karena pasien terlalu tergantung pada perawat.

Perawat harus terbuka akan perasaan dan bagaimana perawat mengerti akan pasien serta bagaimana pendekatan dengan pasien. Perasaan perawat adalah petunjuk tentang kemungkinan nilai dari maslah pasien.

4. Role Model
Hasil penelitian menunjukkan kekuatan peran perawat merupakan model sosial dari rentang perilaku adaptif sampai dengan maladaptif. Perawat menggunakan diri untuk menjadi model yang adaptif dan perkembangan perilaku.

Role model tidak berhubungan dengan kemampuan total dari norma lokal masyarakat atau kebahagiaan hidup, isi sepenuhnya dalam kehidupan.efektifnya peran perawat dapat dilakukan dengan penuh dan kepuasan kehidupan diri yang tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan juga pendekatan perawat dalam kehidupannya dalam mengembangkan kemampuan, harapan dan adaptasi.

5. Altruisme
Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain? helper yang baik harus interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia tersebut. Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan penyelesaian dari kerja yang dilakukan. Tujuannya mempertahankan keseimbangan antara kedua kebutuhan tersebut.

Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak diartikan secara altruistik diri juga tidak menampilkan kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau pengingkaran secara praktis atau pengorbanan diri.

Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya.

6. Etik dan Tanggung Jawab
Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaran akan petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.

Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan.


Analisis saya :
Bahwa komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi
pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih.
Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran informasi dan
mempengaruhi orang lain.

Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang merupakan hasil utama tindakan keperawatan





Daftar Pustaka :
Stuart, G.W., and Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. Seventh edition. St. Louis: Mosby Inc.

Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. Sixth edition. St. Louis: Mosby Year Book.

Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa. (edisi Indonesia). Jakarta: EGC.

Townsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing: concepts of care. Second edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.



WWW.GOOGLE.COM
WWW.JOURNAL KOMUNIKASI.COM

TUGAS FUNDAMENTAL

FUNDAMENTAL OF NURSING
STIKES SARI MULIA BANJARMASIN
TUGAS KELOMPOK 5

1.Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi / perusahaan tempat ia bekerja.

Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan sugesti yang pengaruhnya sangat kuat. Misalnya remaja mengidentifikasi dirinya dengan seorang penyanyi terkenal yang dikagumi, sehingga ia rela mengubah penampilan dirinya. Mulai dari cara berpakaian, berdandan, dan model rambut diupayakan seperti penyanyi yang menjadi idolanya.

Introjeksi. Suatu keadaan dimana seorang individu
menghimpun dalam dirinya semua sikap afektif dan bukan
afektif berkaitan dengan objek atau orang luaran.
Mekanisme ini penting sebagai asas kepada proses
pengenalpastian dalam peranan superego.


Sublimasi. Satu bentuk pindahgantian yang berunsur
seksual, apabila desakan seksual dialihkan ke arah
tindakan yang berbentuk sosial dan mernunafaat serta
kreatif. Contohnya, menyani, melukis, drama dan semua
kegiatan kreatif dan kesenian. Sekiranya pindahgantian
berunsurkan desakan yang ganas maka sublimasi berbentuk
kegiatan yang ganas akan mengambil alih seperti sukan
berbentuk lasak.

Mekanisme Pertahanan Ego yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Adapun mekanisme pertahan ego adalah sebagai berikut :
1. Kompensasi : Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan atau kelebihan yang dimiliki.
2. Penyangkalan(denial) : Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalahyang paling sederhana dan primitive.
3. Pemindahan (displacement): Pengalihan emosi yang ditujukan pada seorang atau benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
4. Disosiasi: Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.
5. Identifikasi: Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku, dan selera orang tersebut.


6. Intelektualisasi: Pengguna logika dan alasan berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya,
7. Introjeksi: Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil atau melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
8. Isolasi: Pemisahan unsure emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau dalam jangka waktu yang lama.
9. Proyeksi: Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
10. Rasionalisasi: Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.
11. Reaksi Formasi: Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan yang sebenarnya ia rasakan atau ia ingin lakukan.
12. Regresi: Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan cirri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
13. Represi: Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
14. Pemisahan(splitting): Sikap mengelompokkan orang atau keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif dalam diri sendiri.

15. Sublimasi: Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyaluran secara normal.
16. Supresi: Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan suatu analog represi yang disadari.
BENTUK-BENTUK MEKANISME PERTAHANAN DIRI
PROYEKSI
Memangkiri tanggung jawab dengan melimpahkan pada orang lain / benda lain.
CONTOH:
Seorang kiper gagal menangkap bola dengan mengatakan penglihatannya terhalang oleh teman lain atau lapangan tidak rata sehingga bola mental tidak terkontrol.
BENTUK-BENTUK MEKANISME PERTAHANAN DIRI
DISPLACEMENT = PEMINDAHAN
Pemindahan perasaan, sikap kepada orang lain.
CONTOH:
Atlet yang selalu dimarahi oleh orang tua akan menampakkan sikap benci.


MAKA:
Kebencian tersebut akan ditampakkan kepada siapa saja yang mempunyai fungsi seperti orang tuanya. Misalnya: pelatih, guru, pembina dll.
RASIONALISASI
Memberikan alasan-alasan yang masuk akal dan dapat diterima umum dengan tujuan menghindarkan diri dari tanggung jawab.
CONTOH:
Pelatih yang tim / atletnya kalah mengatakan, pertandingan tersebut hanya mencari pengalaman, pertandingan tersebut hanya untuk latihan mental dsb.
KOMPENSASI
Melebih-lebihkan suatu aktivitas, karena gagal dalam aktivitas lain
CONTOH:
Seorang yang tak pernah berhasil / gagal sebagai pemain sepakbola, mencurahkan segala perhatiannya pada atletik sampai menjadi juara lari.
Dua macam kompensasi: – positif
– negatif

REPRESI: Berusaha menekan alam bawah sadar, sehingga seolah-olah tidak terjadi apa2.
SANGKALAN / DENIAL: Berusaha mengingat kejadian yang tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: Seorg bpk kehilangan anaknya, tetapi bpk tsb tetap membersihkan kamar n baju, seolah-olah anaknya tsb msh hidup.

Nama-nama kelompok :
1. arta butar-butar
2. eko dina permadi
3. fransiska anda triyani
4. hamli
5. oktary
6. rian tasalim
7. muslina
8. taty fatmawati
9. rabiatul adawiah
10. sartika dewi cahya
11. yiyin manatean
 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.