Kamis, 22 April 2010

anemia ringan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan adalah salah satu pemberi pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat, dituntut peran serta, fungsi dan aplikasinya didalam menilai serta menentukan langkah awal dan kapan melakukan rujukan kefasilitas kesehatan yang paling tinggi. Beberapa tahun yang lalu pendidikan bidan hanya sebatas DI saja, yang disebut dengan Program Pendidikan Bidan (PBB), dimana bidan D1 belum memahami dan menerapkan secara professional manajemen kebidanan yang baik dan benar. Sesuai dengan perkembangan pendidikan, maka pendidikan bidan dibuka pada tahun 1996 menjadi Akademi Kebidanan (DIII), SK MENKES RI No. 4118 1987 dan SK MENDIKBUD RI No: 009/4/1996 untuk memenuhi tuntutan profesionalisme guna meningkatkan mutu dan kualitas bidan itu sendiri dan memahami bagaimana manajemen kebidanan yang baik dan benar dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.(compas, tanggal 24 Agustus 2008)
Anemia merupakan masalah Kesehatan Masyarakat terbesar didunia terutama Kelompok Wanita Usia Reproduksi (WUS). Anemia pada WUS dapat menimbulkan kelelahan, badan lelah. Penurunan Kapasitas/ Kemampuan atau produktivitas kerja. Bagi ibu hamil anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu dan bagi bayi dapat meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi, serta BBLR (Adrian, 2007).
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya pun sangat besar terhadap sumber daya manusianya. Anemia pada saat kehamilan disebut “potential danger to mother and child” potensial membahayakan ibu dan anak). Karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehataan. Pada Pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa zat besi yang dapat di atasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi, khususnya pada daerah pedesaan, karena seringnya dijumpai bumi dengan malnutrisi, persalinan dengan jarak berdekatan, dan bumi yang dengan pendidikan dan tingkat sosial konomi darah. (ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana; Manuaba; 1998).
Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan anemia bila kadar Hb di bawah 10 gram %. Perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan sering menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah. Penurunan kadar Hb pada wanita sehat hamil disebabkan ekspansi volume plasma yang lebih besar pada peningkatan volume sel darah merah dan hemaglobin. Dua penyebab paling sering ditemukan adalah anemia akibat defisiensi besi dan akibat perdarahan. Anemia pada kehamilan bisa mengakibatkan abortus, persalinan preterm, partus lama karena inersia uteri, syok, infeksi intra persalinan maupun pasca persalinan, payah jantung pada anemia yang sangat berat, hingga kematian bagi ibu. Janin yang dikandungnya dapat mengalami kematian, prematuritas, cacat bawaan, hingga kekurangan cadangan besi. Untuk pencegahan berupa pemberian tablet besi selama kehamilan.( Manjoer, 2001:288)
Menurut WHO kejadian anemia pada ibu hamil antara 20 % sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gram% sebagai dasarnya (Manuaba,1998 : 29). Sedangkan 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. (Prawirohardjo, 2002 : 281)
Pada kelompok dewasa anemia terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama pada wnita hamil dan menyusui karena mereka banyak mengalami defisiensi besi (Fe). Presentase Wanita hamil dari keluarga miskin terus meningakat seiring bertambah usia kehamilan (8 % anemia di trimester I, 12% anemia di trimester II, dan 29% anemia di trimester III.( Adrian, 2007)
Menyadari besarnya bahaya dari anemia pada kehamilan apalagi jika anemia berat pada kehamilan, maka kami sebagai mahasiswa kebidanan meresa sangat perlu menggangkat kasus ini agar dapat mengetahui bagaimana cara penanganan ibu dengan anemia ringan pada kehamilan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “ bagaimana cara menanganiibu hamil dengan anemia ? “

C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan asuhan kebidanan terhadap pasien dengan anemia pada kehamilan.

2. Khusus
a. Mengetahui pengertian anemia pada kehamilan
b. Mengetahui penyebab terjadinya anemia pada kehamilan
c. Mengetahui bagaimana patofisiologis anemia pada kehamilan
d. Mengetahui seperti apa tanda dan gejala anemia tersebut
e. Mengetahui bagaimana menangani penderita anemia pada kehamilan

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.

2. Bagi Petugas Kesehatan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dengan keluhan yang sama dengan pederita anemia ringan pada kehamilan.






BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Menurut WHO(2001), anemia dalam individu adalah ditentukan sebagai konsentrasi hb dalam darah dibawah nilai yang diharapkan, dimana usia, jenis kelamin, dan faktor lingkungan termasuk sikap juga perlu diperhitungkan. Hemoglobin sendiri berfungsi untuk membantu sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke semua bagian tubuh.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
Pengertian anemia menurut Prof.Dr.Sarwono Prawirohardjo, SpoG adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2. Nilai batas tersebut terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2.
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H, 2006).
Berdasarkan berat ringannya anemia dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Tidak anemia :kadar Hb 11gr%
2. Anemia ringan :kadar Hb 9-10gr%
3. Anemia sedang :kadar Hb 7-8gr%
4. Anemia berat :kadar Hb <7gr%

B. Etiologi/penyebab
Anemia umumnya disebabkan :
1. Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat
2. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
3. Perdarahan kronik
4. Penghancuran sel darah merah
5. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
6. Penyakit kronik : TBC, Paru, Cacing Usus
7. Penyakit darah yang bersifat genetik : hemofilia. Thalasemia
8. Parasit dan penyakit lain yang merusak darah : malaria
9. Terlalu sering menjadi donor darah
10. Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorbsi)
11. Infeksi HIV
Anemia menurut penyebab terjadinya dibagi menjadi beberapa tipe. Menurut Carola, R.et.al (1992), pembagian anemia berdasarkan penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Anemia hemorhagi, karena kehilangan darah dalam jumlah yang banyak, misalnya pada menstruasi yang banyak, luka berat, atau perdarahan internal yang terjadi karena luka usus yang serius.
2. Anemia defisiensi besi, merupakan sebab yang paling umum dan terjadi antara lain karena kehilangan darah dalam jangka lama, asupan Fe yang rendah, kesalahan tubuh dalam mengabsorbsi Fe, dan eritrosit dengan konsentrasi rendah ( hipokromik) atau bentuk yang lebih kecil (mikrositik).
3. anemia aplastik, yaitu sumsum tulang tidak berfungsi normal karena keracunan zat seperti benzene, timbal, arsen, radiasi sinar X atau radiasi atom, sehingga produksi eritrosit dan leukosit menurun drastis.
4. anemia hemolitik, kerusakan darah ( hemolisi) yang dapat terjadi karena berbagai hal, diantaranya infeksi pada organ tubuh akibat parasit malaria, suatu yang diturunkan atau herediter seperti thalasemia atau karena reaksi dari obat-obatan.
5. anemia pernisiosa, absorbsi vitamin B12 tidak mencukupi, karena faktor intrinsik yang terdapat pada sel mukosa usus rusak oleh antibodi.

C. Patofisiologi
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30,00%, sel darah merah 18,00% dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan sel darah merah atau anemia. Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, pertama pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila viskositas rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik, kedua perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental. Tetapi pengenceran darah yang tidak diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia.
Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36 minggu (Setiawan Y, 2006).
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup kejaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity). Secara praktis anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit (red cell count). Tetapi yang paling lazim dipakai adalah kadar hemoglobin, kemudian hematokrit. Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). Gejala anemia yang timbul merupakan manifestasi dari anoksia organ dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap daya angkut oksigen ke jaringan.(Setiawan Y,2006 )

D. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala

Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala-gejala seperti :
1. keluhan letih, lemah, lesu, dan loyo yang berkepanjangan merupakan gejala khas yang menyertai anemia.
2. Biasanya juga akan muncul keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi, muka-bibir-kelopak mata tampak pucat, telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek, kehilangan selera makan serta daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah terserang penyakit.
3. Jika anemia bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Pada hamil muda sering terjadi mual muntah yang lebih hebat.

E. Komplikasi
1. Bahaya selama kehamilan:
a. Abortus
b. Partus prematurus
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d. Mudah terjadi infeksi
e. Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%)
f. Hiperemesis gravidarum
g. Perdarahan antepartum
h. Ketuban pecah dini
i. Persalinan preterm
j. Partus lama karena inersia uteri
k. Perdarahan post partum
l. Syok
m. Payah jantung pada anemia yang berat

2. Bahaya saat persalinan
a. Gangguan His-kekuatan mengejan
b. Kala pertama dapat berlangsung lama,
c. Kala kedua dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan
d. Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri
e. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri
3. Bahaya kala nifas
a. Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan post partum karena atonia uteri
b. Memudahkan infeksi puerperium/nifas
c. Pengeluaran asi berkurang
d. Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan anemia kala nifas
e. Mudah terjadi infeksi mammae
4. Bahaya terhadap janin
a. Persalinan prematuritas tinggi
b. Berat bayi lahir rendah
c. Kelahiran dengan anemia
d. Dapat terjadi cacat bawaan
e. Bayi mudah mendapatkan infeksi sampai kematian perinatal


F. Penatalaksanaan Medis

Penanganan ibu hamil dengan anemia dapat dilakukan dengan cara:
a. Pemeriksaan kadar Hb setiap 3 bulan untuk mengenal anemia sedini mungkin
b. Pemberian tablet Fe ( Sulfas Ferosus 200 mg )
c. Dianjurkan makan makanan yang mengandung banyak protein dan sayuran hijau.
d. Dalam Keadaan mendesak, kadang – kadang perlu pemberian transfuse
(Saifuddin, 2002).
Mencegah anemia kekurangan zat besi tentunya harus dilakukan dengan mencukupi kebutuhannya, dengan memenuhi zat besi yang dapat diperoleh dari hati, jantung, kuning telur, kerang, ragi, dan kacang-kacangan tertentu yang mengandung zat besi dalam kadar cukup tinggi. Zat besi dalam jumlah sedang bisa diperoleh dari daging, ikan, unggas, sayuran berwarna hijau dan biji-bijian. Tetapi zat besi yang terkandung dalam sayuran lebih sulit diserap dibandingkan dengan zat besi dalam daging. Namun, itu bukan berarti kita harus banyak mengonsumsi daging untuk mencukupi kebutuhan zat besi, kecuali dalam keadaan defisiensi unsur besi. Setiap hari tubuh kita membutuhkan sekitar 20 mg zat besi dari makanan. Namun dari sejumlah itu hanya sekitar 2 mg saja yang diserap oleh tubuh, dan sisanya akan dibuang bersama dengan tinja. Sumber zat besi dari hewani diserap lebih baik oleh tubuh daripada yang berasal dari nabati. Penyerapan zat besi dapat dibantu dengan mengkon¬sumsi vitamin C, misalnya meminum jus jeruk, jus tomat, jus stroberi, buah-buahan, dan sayuran lainnya. Sebaliknya, tanin yang terdapat dalam teh dan kopi dapat menghambat penyerapan¬nya.
Dalam beberapa kasus, penanganan anemia kekurangan zat besi mungkin memerlukan suplemen zat besi (tablet Fe). Namun, konsumsi suplemen zat besi sebaiknya dilakukan secara hati-hati. Harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan, karena asupan zat besi secara berlebihan pun tidak baik, bahkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Saat meminum suplemen zat besi, kadang timbul mual, nyeri lambung, konstipasi, maupun diare sebagai efek sampingnya. Keluhan-keluhan tersebut biasanya ringan. Untuk mengatasinya mulailah dengan setengah dosis, kemudian tingkatkan secara perlahan-lahan sampai mencapai dosis yang dianjurkan. Sebaiknya suplemen zat besi dikonsumsi saat makan. Tidak disarankan meminum antasida untuk mengurangi keluhan mual dan nyeri lambung yang timbul, karena antasida akan menghambat penyerapan zat besi.
Pengobatan wanita hamil dengan anemia biasanya dilakukan dengan pemberian obat yang mengandung Fe atau Fe Glukolat. Untuk pencegahan anemia, wanita hamil diberikan Fe sehari sekali dan disertai meningkatkan konsumsi sayuran segar, yang banyak mengandung vitamin serta mineral. Vitamin B6 mampu meredam berbagai gejala yang timbul pada saat terjadi perubahan hormonal, terutama pada kehamilan 3 bulan pertama guna mengurangi pusing dan mengontrol kadar gula serta tekanan darah tinggi. Pada tahap selanjutnya dibutuhkan Vitamin B1 dan B12 untuk pertumbuhan bayi dan mencegah anemia.
(Herdiana, 2009)
Ada 2 metode mengukur kandungan hemoglobin dalam darah, yaitu :
1. Dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus untuk membuat beberapa ujian terhadap darah. Di dalam mesin ini, sel darah merah diceraikan untuk mengasingkan hemoglobin dalam bentuk larutan. Hemoglobin yang terbebas ini dicampur dengan bahan kimia yang mengandungi cyanide yang mengikat kuat dengan molekul hemoglobin untuk membentuk cyanmethemoglobin. Dengan menyinarkan cahaya melalui larutan cyanmethemoglobin dan mengukur jumlah cahaya yang diserap (khususnya bagi gelombang antara 540 nanometer), jumlah hemoglobin dapat ditentukan.
2. Metode Sahli (metode paling sederhana). Metode ini paling sering digunakan di pusat pelayanan kesehatan di daerah yang belum memiliki mesin automatik seperti di atas.(Tim Dosen Biokimia, 2006)

Penanganan anemia gizi yaitu sebagai berikut :
1. Anemia gizi besi :
Penanganan gizinya diberikan secara oral atau suntikan suplemen zat gizi besi dengan dosis 60 - 180 mg/hari sampai keadaan normal. Untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi bisa dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.
2. Anemia gizi asam folat :
Penanganan gizinya dilakukan dengan tes laboratorium adanya B12 dalam darah untuk membedakannya dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1 - 1,0 mg/hari. Bila terjadi malabsorbsi, asam folat itu dapat disuntikkan dengan dosis 0,01 mg/hari. Tentunya hal ini perlu dikonsultasikan dengan dokter ahli gizi.
3. Anemia gizi vitamin B12 :
Penanganan gizinya diawali dengan tes darah untuk mengetahui spesifikasi kekurangan zat gizinya. Kekurangan vitamin B12 dapat diatasi dengan pemberian secara oral atau suntikan dengan dosis sekitar 100 mcg/hari, sesuai anjuran dokter gizi.

4. Anemia gizi vitamin B6 :
Penanganan gizinya dengan memberikan suplemen vitamin B6 secara oral dengan dosis 50 - 200 mg/hari atau sesuai anjuran dokter gizi.
5. Anemia Pica :
Untuk mengatasinya dilakukan penanganan gizi seperti pada anemia gizi besi yaitu dengan memberikan suplemen besi (Fe) dengan dosis 60 - 180 mg/hari sesuai anjuran dokter gizi. Selain itu pihak keluarganya harus mengawasi dan mencegah penderita untuk tidak melakukan kebiasaan makan benda-benda yang aneh-aneh itu.(Sarwono Prawirohardjo. 2002)















BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH
BANJARMASIN
Tanggal pengkajian : 10 Maret 2010
Jam Pengkajian : 09.30 wita
Tempat Pengkajian : PUSKESMAS ALALAK TENGAH

I. Subjektif Data
1. Identitas
Isteri
Nama : Ny. Z
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Alalak tengah RT 5

Suami
Nama : Tn. R
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Alalak tengah RT 5


2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan mengeluh sering cepat lelah dan susah tidur. Keluhan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu.

3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umur 21 tahun, dengan suami sekarang sudah 3 tahun.

4. Riwayat Haid
a. HPHT : 10 Juni 2009
b. TP : 17 Maret 2010
c. Menarce : 12 tahun
d. Siklus : 30 Hari
e. Teratur/tidak : Teratur
f. Lamanya : 4-6 Hari
g. Banyaknya : 2 kali ganti pembalut

5. Riwayat Obstetri
G1 P0 A0
No Tahun Kehamilan Persalinan Bayi Penyulit Nifas
UK penyulit UK Cara Tempat/
penolong penyulit BB PB Seks Keadaan
lahir
1. 2010 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

6. Riwayat KB
No Jenis Tanggal Penggunaan Lama Tanggal Berhenti Masalah Keterangan
1 Tidak Pernah



7. Riwayat Kesehatan
Ibu : Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis seperti
hipertensi, diabetes, jantung dan penyakit menular lain
Keluarga : Keluarga Ibu juga tidak pernah menderita penyakit
kronis dan penyakit menular lainnya dan tidak ada keturunan bayi kembar

8. Keadaan Kehamilan Sekarang
a. Selama hamil periksa di : Bidan
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 2 bulan
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 2 kali
Trimester II : 2
Trimester III : 3
Jumlah : -
d. TT I : 14 Desember 2009
TT II : 11 Januari 2010
e. Obat yang diminum : -
f. Jamu yang diminum : -
g. Keluhan / masalah yang dirasakan Ibu :

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. nutrisi Sebelum hamil Selama hamil
Makan:
jenis
Frekuensi
Porsi
Keluhan/masalah
Minum:
Jenis
Frekuensi
Porsi
Keluhan/masalah
Nasi,sayur,lauk
2x sehari
1 piring
Tidak ada

Air putih
7x sehari
1 gelas
Tidak ada

Nasi, ikan
3x sehari
1 piring
Tidak ada

Air putih
8x sehari
1 gelas
Tidak ada
b. eliminasi Sebelum hamil Selama hamil
BAB:
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan/masalah
BAK:
Frekuensi
Bau
Warna
Keluhan/masalah

1x sehari
Lembek
Kuning kecoklatan
Tidak ada

5x sehari
Khas
Kuning jernih
Tidak ada
1x sehari
Lembek
Kuning kecoklatan
Tidak ada

9x sehari
Khas
Kuning jernih
Tidak ada
c. personal Hygiene
Frekuensi mandi
Frekuensi gosok gigi
Frekuensi ganti pakaian 2x sehari
3x sehari
Sesuai kebutuhan 2x sehari
3x sehari
Sesuai kebutuhan


d. Aktivitas
Ibu dapat melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya.
e. Tidur dan istirahat
Siang hari : 1 jam
Malam hari : 6 jam
Masalah : Susah tidur

f. Pola seksual
Frekuensi : 2-3 kali seminggu
Masalah : Tidak ada

10. Data Psikososial dan Spiritual
a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Ibu mengerti tentang keadaan pada dirinya
b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Ibu merasa senang dengan kehamilannya yang sekarang
c. Ketaatan ibu dalam beribadah : Ibu taat dalam beribadah
d. Pemecahan masalah dari ibu dipecahkan bersama suami
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Ibu cukup mengetahui pengetahuan tentang keamilan
f. Lingkungan yang berpengaruh
Ibu tinggal bersama : Suami
Hewan piaraan : Tidak ada
g. Penentuan pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

II. Objektif Data
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
BB/TB : 48 Kg /150 cm
LILA : 21,5 cm

Tanda-tanda vital
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 75 x/menit
Suhu : 36,3 oC
Respirasi : 22 x/menit


2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Tidak ada massa, rambut tidak rontok dan
tidak ada ketombe serta nyeri tekan, kulit kepala bersih.
Mata : Konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik, bentuk simetris, tidak ada pengeluaran secret
Telinga : tidak ada kotoran, telinga simetris kanan kiri, tidak ada pengeluaran secret.
Hidung : Bersih, simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada massa dan tidak ada polip
Mulut : bibir tidak pucat,tidak kering dan sariawan, lidah bersih, gigi tidak berlubang, dan tidak
ada caries gigi
Dada/mamae : Bentuk simetris saat respirasi maupun
inspirasi, puting susu menonjol, tidak ada jaringan parut, tidak ada massa, terdapat pengeluaran colostrum, terdapat hyperpigmentasi pada daerah areola
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, pembesaran sesuai dengan usia kehamilan,striae gravidarum(-), linea nigra (+)
Genetalia : Tidak dilakukan
Tungkai : Tidak terdapat odem dan varises

b. Palpasi
Leopold I : TFU 33cm, bagian fundus teraba bundar, lunak, dan tidak melenting
Leopold II : bagian kiri ibu teraba memanjang seperti papan, keras, dan bagian kiri teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III : bagian terbawah janin teraba keras, bulat dan melenting
Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen)
TBJ : (33-11) x 155 : 3410
Tungkai : tidak teraba oedema dan varises

c. Auskultasi
DJJ(+) terdengar jelas, irama teratur, frekuensi 142x/menit

d. Perkusi
Reflek patella : (+)
Cek ginjal (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hb : 9,8 gr%
Protein urin : (-)
Reduksi : (-)
4. Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum : tidak dilakukan
Distansia cristarum : tidak dilakukan
Konjungata eksterna : tidak dilakukan
Lingkar panggul :tidak dilakukan

III. Assesment
a. Diagnosa kebidanan :
G1 P0 A0, hamil 37 minggu, janin tunggal hidup intra uterine dengan anemia ringan.
b. Masalah : tidak ada
c. Kebutuhan : konseling.

IV. Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu baik secara keseluruhan dengan TD :100/60 mmHg, nadi: 75x/menit, suhu: 36,3 oC, respirasi : 22x/menit dan keadaan janin ibu baik secara keseluruhan dengan DJJ (+) terdengar dengan irama teratur, frekuensi 142x/menit, tapsiran dari janin
3410 gr, usia kehamilan 37 minggu, hb 9,8 gr%, reduksi(-), albumin(-).
“ibu mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan kondisi kehamilannya”.
2. Memberitahukan / menjelaskan tentang kondisi yang di alami ibu yaitu anemia ringan sehingga ibu merasa capet lelah yang di sebabkan kerena pola kebutuhan sehari-hari pada pemenuhan nutrisi ibu yang kurang mengkonsumsi sayuran dan pada tidur serta istirahat yang kurang.
Untuk mengatasinya sebaiknya ibu :
a. Banyak mengkonsumsi sayuran , seperti bayam, kacang panjang, kacang-kacangan, sawi, brokoli serta sayuran yang berwarna hijau tua.
b. Rutin meminum tablet tmbah darah (fe) 1 tablet sehari, di minum pada malam hari menggunakan air putih dan air jeruk. Jangan menggunakan air the karena dapat menghambat penyerapan zat besi. Tablet fe tersebut dapat menimbulkan rasa mual. Tujuan dari mengkonsumsi tablet fe adalah agar ibu tidak menderita penyakit anemia dan kadar Hb ibu menjadi normal.
c. Istirah dan tidur yang cukup, siang hari kurang lebih 1-2 jam dan malam hari 8-10 jam.
“Ibu mengetahui dan mengerti kondisi yang dialami ibu serta cara mengatasinya”
3. Memberitahukan dan menjelaskan kebutuhan ibu pada trimester III kehamilan:
a. Mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu:
1) Perdarahan pervaginam
2) Gerakan janin berkurang
3) Sakit kepala berlebihan
4) Pandangan kabur
5) Bengkak pada muka, tangan dan kaki
6) Nyeri perut yang berlebihan
b. Mengetahui tanda-tanda persalinan yaitu:
1) Keluar lender bercampur darah dari kemaluan
2) Sakit atau nyeri yang menjalar dari perut sampai pinggang
3) His atau kontraksi yang semakin lama semakin kuat dan semakin sering
c. Mempersiapkan kelahiran bayi yaitu:
1) Menunjuk penolong persalinan
2) Tempat bersalin
3) Transportasi dan kendaraan
4) Pendamping persalinan
5) Biaya persalinan
d. Memberikan tablet tambah darah (Fe) dan kalk 1 tablet sehari diminum dengan air putih atau air jeruk pada malam hari. Tablet Fe dapat menimbulkan rasa mual. Tujuan pemberian tablet Fe adalah agar kadar Hb ibu menjadi normal, sedangkan tablet kalk adalah untuk perkembangan janin dan kesehatan ibu.
“ibu mengetahui kebutuhan ibu pada trimester III kehamilan”
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu 1 minggu kemudian pada tanggal 17 Maret 2010 atau bila ada keluhan.
“ Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 17 Maret 2010 atau bila ada keluhan”










BAB IV
PEMBAHASAN
Dari teori yang ditemukan,anemia adalah suatu sindroma penyakit yang di tandai dengan penurunan kadar hemoglobin darah yang disebabkan karena penghancuran eritrosit lebih dari normal.
Berdasarkan berat ringannya anemia sebagai berikut :
1. Tidak anemia : kadar Hb 11gr%
2. Anemia ringan : kadar Hb 9-10gr%
3. Anemia sedang : kadar Hb 7-8gr%
4. Anemia berat : kadar Hb <7gr%
Penyebab lain dari anemia adalah:
1. Diet yang tidak mencukupi
2. Absorbsi yang menurun
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan laktasi
4. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah
Adapun gejala-gejala umum anemia antara lain:
1. Cepat lelah
2. Takikardi
3. Takipnea pada latihan fisik
Dari kasus yang diangkat oleh kelompok terdapat kesesuaian dengan landasan teoritis yang ditemukan misalnya pada tanda dan gejala ditemukan wajah Ny. Z tampak terlihat pucat lalu dari penyebab terlihat bahwa kadar penyimpanan besi dalam tubuh kurang. Hal ini ditegakkan dengan adanya hasil pemeriksaan penunjang bahwa kadar hb ibu 9,8 gr% . Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu mengalami anemia ringan.


Sebagai seorang bidan dalam menangani kasus anemia pada ibu hamil konseling yang kita berikan yaitu:
1. Anjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah dengan dosis 1x1
2. Anjurkan ibu untuk makan sayur-sayuran dan buah-buahan
3. Anjurkan ibu untuk banyak minum air putih
4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup













BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari landasan teori yang ditemukan dan kasus yang didapatkan dilapangan selama kami praktek bahwa Ny. Z dengan usia 24 tahun mengalami anemia yang dikategorikan anemia ringan dengan kadar Hb 9,8 gr% yang pada umumnya kadar Hb normal ibu hamil adalah 11gr%. Oleh karena itu Ny. Z sangat memerlukan tablet tambah darah.
b. Saran
Sebagai petugas kesehatan diharapkan kita dapat memberikan pelayanan yang menyeluruh seperti:
1. Menganjurkan ibu untuk meminum tablet tambah darah dengan dosis 1x1
2. Menganjurkan ibu untuk makan sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan
3. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup.








DAFTAR PUSTAKA
Compas,24 Agustus,2008,Yogyakarta
Depkes RI. 1998. Manajemen kegawatdaruratan Maternal dan neonatal untuk Bidan. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. 2001. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Depkes RI
Fakultas Kedokteran UI;2001. Kapita Selekta kedokteran-Jilid I,Jakarta: Media Aesculapius_FKUI.
Herdiana, 2009. Anemia pada kehamilan. Multiply.com.18.00 wita
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI
Manuba, Ida Bagus Gde DSOG; 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :yayasan bina Pustaka
Mochtar,Rustam,Prof,Dr,M.Ph,Sinopsis Obstetri,Jilid I, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Acuan Nasional Pelayanan Ksehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Syarifudin, Abdul Bari ; 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saifuddin, Abdul Bari. 2002, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YPB – SP.
Taber, Benzion. 2001. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetric danGinekologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Tim dosen Biokimia.2009. penelitian Ibu Hamil dengan Anemia.1830.

1 komentar:

Nida mengatakan...

Artikel nya bagus...dah dilengkapi dengan literaturnya2 terbaru..

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.