Rabu, 03 Maret 2010

caring.003.teori RSSM

Caring
Pendahuluan
Landasan Teori
Keperawatan adalah suatu interaksi antara perawat dan klien, perawat dan profesional kesehatan lain. Proses interaksi manusia terjadi melalui komunikasi : verbal dan non verbal, tertulis dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana. Komunikasi diantara manusia menyampaikan pikiran, ide, perasaan dan informasi. Agar perawat efektif dalam berinteraksi, mereka harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik.
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai pemberian atau pertukaran informasi dengan cara verbal atau tertulis. Kozier dan rekan (2000) mendefinisikan komunikasi sebagai “Suatu proses dua arah yang meliputi pengiriman dan penerimaan pesan”. Sherman (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai berbagai pengalaman dan berbagai perasaan dan emosi. Konsep ini ditemukan pada komunikasi efektif. Perawat yang berkomunikasi secara efektif lebih mampu membina hubungan yang berhasil antara diri mereka sendiri dan orang lain, termasuk klien dan keluarga serta komponen masyarakat lainnya. Komunikasi yang efektif juga dapat mencegah banyak kesalahan yang menyebabkan insiden legal yang berkaitan dengan praktik keperawatan.

Ciri Komunikasi yang efektif itu salah satunya adalah jika didalamnya terdapat sikap atau perilaku “Caring” perawat yang profesional terhadap klien atau keluarga dan orang lainnya. Sehingga tercipta hubungan yang baik antara perawat dan klien.

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Konsep caring pun mengalami perkembangan yang pesat.

Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989), menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa ¾ pelayanan kesehatan adalah caring sedangkan ¼ adalah curing. Jika perawat sebagai suatu kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam di rumah sakit lebih menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang dominan dalam pelayanannya maka tak dapat disangkal lagi bahwa perawat akan membuat suatu perbedaan yang besar antara caring dan curing (Marriner A-Tomey, 1998). Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah bahwa kebanyakan perawat terlibat secara aktif dan memusatkan diri pada fenomena medik seperti cara diagnostik dan cara pengobatan. (Wiyana, 2008)

Apa yang Membuat Perawat Memiliki Kepedulian (Caring)?
Kepedulian atau "caring", merupakan topik yang saat ini hangat dibahas dalam buku-buku keperawatan. Ada kisah-kisah dan penegasan mengenai kepedulian, ada dongeng-dongeng dan tuduhan-tuduhan tentang kurangnya kepedulian, ada juga teori-teori tentang kepedulian, penelitian, dua jurnal mengenai kepedulian, dan International Association of Human Caring (Asosiasi Internasional untuk Kepedulian Terhadap Manusia). Kepedulian tampaknya telah memainkan bagian penting yang paling disoroti. Sejak dulu, keperawatan selalu meliputi empat konsep (yang merupakan paradigma kita): merawat adalah apa yang kita lakukan; manusia adalah sasaran dari apa yang kita lakukan (kepada siapa kita melakukannya); kesehatan adalah tujuannya; dan lingkungan adalah tempat di mana kita merawat.
Inti dari semua teori tentang keperawatan adalah memeriksa dan menguraikan empat konsep tersebut untuk memberi penjelasan dan panduan dalam hal merawat. Tetapi sekarang, merawat juga didefinisikan sebagai "kepedulian", yang sudah menjadi konsep paradigma yang kelima.
Mengapa kita menyoroti hal merawat? Pada mulanya, merawat adalah sesuatu yang baik. Merawat, yang sudah lama dikenal sebagai "syarat dari suatu hubungan kepedulian yang memudahkan diperolehnya kesehatan dan pemulihan", merupakan suatu aspek penting dalam keperawatan. Mengindentifikasi, menggambarkan, dan memahami `kepedulian` menjelaskan apa yang kita lakukan, apa keunikan dari merawat, dan menuntun kita selagi kita berusaha untuk peduli.
Tetapi, sebuah masalah yang menarik muncul. Meskipun setiap perawat tahu apa itu kepedulian, pada saat Anda memerhatikannya dengan sungguh-sungguh, kepedulian menjadi suatu konsep yang sulit untuk dipahami. Bacalah buku keperawatan, Anda akan menemukan interpretasi yang berbeda-beda tentang apakah arti kepedulian itu. Beberapa interpretasi itu diperoleh dengan memisahkan konsep tersebut supaya dapat dipahami. Menganalisa konsep yang beragam, sama seperti kisah lima orang buta yang mendeskripsikan seekor gajah. Setiap orang merasakan gajah yang sama, tetapi deskripsi masing-masing orang mengenai gajah itu berbeda-beda.
Seperti kebanyakan hal lain dalam hidup ini, cara pandang memainkan peran yang besar dalam menentukan apa pendapat Anda tentang "kepedulian" itu. Apa yang saya percayai tentang "kenyataan", benar dan salah, asal usul kita, apa yang terjadi saat kita mati, atau apakah "kebenaran" itu, sangat berpengaruh terhadap pemahaman saya mengenai kepedulian. Jika saya percaya bahwa semua yang ada dalam hidup adalah dunia fisik, yang kita rasakan melalui panca indra, maka pendapat saya tentang kepedulian mungkin cenderung seperti apa yang saya percaya, fokus kepada apa yang terjadi sekarang. Hal ini tidak berarti saya bukanlah seorang suster yang peduli, tapi bagaimana saya mempraktikkan kepedulian itu, tergantung dari apa yang menurut saya penting. Jika saya percaya pada suatu kekuatan yang menguasai hidup manusia yang menyokong dan entah bagaimana menghubungkan segala sesuatu, pemikiran saya tentang kepedulian mungkin akan mengandung aspek-aspek "kekuatan hidup" tersebut dan mempertimbangkan bagaimana saya terhubung dengan yang lain.
Meski cara pandang memengaruhi pemikiran kita, dalam pembahasan tentang kepedulian (setidaknya di buku-buku yang sudah saya baca), para penulis jarang menyatakan pikiran mereka dari cara pandangnya. Asumsi, pendapat, dan prinsip-prinsip diajukan, tetapi pandangan tentang kenyataan, kebenaran, dan sifat dunia biasanya tidak dibahas -- setidaknya oleh mereka yang mengatakan, "Inilah yang saya percayai." Tampaknya kita mengasumsikan kepedulian itu sebagai salah satu dari cara pandang yang netral (yang tidak berdampak pada apa yang kita pikirkan), atau karena semua pandangan dunia itu sah dan benar, cara pandang bukanlah masalah. Jika ditanya, kita semua akan berkata, "Tentu saja semuanya berasal dari cara pandang kita. Tidak ada yang tidak dipengaruhi oleh cara kita memandang!" Tetapi, cara pandang dunia biasanya tidak diakui secara terang-terangan, setidaknya secara tertulis.
Tidak mengakui cara pandang dalam diskusi kita tentang kepedulian bisa menjadi suatu masalah. Mengapa? Menyatakan suatu cara pandang yang dimiliki oleh seseorang akan memberikan pengertian yang luas tentang suatu informasi. Misalkan seorang penulis menulis: "Teori saya tentang kepedulian berakar dari kepercayaan bahwa dunia tersusun atas alam, evolusi, ilmu pengetahuan, dan proses. Tidak ada istilah `karya yang luar biasa` atau `pencipta`; dunia ini hanya terdiri dari apa yang kita lihat dan rasakan." Bagaimana Anda mengevaluasi apa yang Anda baca? Katakan saja Anda membaca, "Teori saya tentang kepedulian berasal dari kepercayaan saya akan kuasa yang lebih besar (misalnya, bukan Allah), yang menyokong semua kehidupan dan ada dimana saja. Kuasa itu mempersatukan kita sehingga apa pun yang kita lakukan memengaruhi makhluk hidup yang lain." Apakah interpretasi Anda tentang pemikiran si penulis?
Cara pandang tentang keperawatan Kristen berasal dan berpusat kepada Allah. Kami mencoba memahami cara pandang orang-orang lain dan membandingkannya dengan kebenaran Alkitab. Kolose 2:8 menjelaskan: "Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus." Kesimpulannya, kepedulian tercermin dalam kehidupan Yesus dan pemahaman kita tentang kepedulian dapat kita peroleh dari mempelajari Alkitab. (t/Dian)
(Referensi: Majalah American Nurses Association, Nursing`s Social Policy Statement, 2nd ed. (Washington, DC:ANA, 2003): 5
Sebelum mamasuki teori CARING kita harus mengetahui dulu apa itu perawat ?
Mungkin sebagian banyak orang tidak mengetahui apa itu perawat. Banyak animo masyarakat selama ini yang menganggap bahwa perawat adalah bawahan dokter atau dokter yang belum jadi. Padahal perawat dan dokter adalah dua profesi yang berbeda yang semuanya mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada yang diatas atau dibawah.

Definisi Perawat

Setelah browsing di Internet akhirnya saya menemukan definisi dari perawat:
1. Keperawatan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk menjaga/merawat orang yang sakit atau lemah dengan profesinya adalah perawat (wordnet.princeton.edu).
2. Keperawatan adalah suatu profesi yang berfokus pada menjaga, memelihara dan mengembalikan kesehatan yang optimal baik individu, keluarga dan masyarakat (en.wikipedia.org).
3. Perawat adalah seorang petugas kesehatan professional bertujuan untuk merawat, menjaga keselamatan dan menyembuhkan orang yang sakit atau terluka baik akut maupun kronik, melakukan perencanaan perawatan kesehatan dan melakukan perawatan gawat darurat dalam kerangka pemeliharaan kesehatan dalam lingkup yang luas (en.wikipedia.org).
4. Keperawatan adalah ilmu terapan yang mempunyai dasar ilmu yang unik dengan menggunakan prinsip dasar fisik, biologi dan ilmu perilaku manusia (www.ptc.edu/department_nursing/philosophy.htm).
5. Keperawatan merupakan perlindungan, promosi, dan optimisasi kesehatan dan kemampuan, pencegahan penyakit dan cedera, pengurangan yang menderita melalui diagnosa dan perawatan yang bersumber pada respons manusia, serta advokasi dalam perawatan individu, keluarga, masyarakat, dan populasi (www.nursingworld.org).
6. Keperawatan meliputi kemandirian atau kolaboratif dalam merawat individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit atau sehat dengan segala kondisi yang meliputinya. Keperawatan terdiri dari promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi, promosi lingkungan aman, penelitian, berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan kesehatan bagi pasien dan manajemen sistem kesehatan serta pendidikan dan kode etik keperawatan (www.icn.ch).

Cara merawat seseorang tidak semudah mengatakannya. Dalam keperawatan ada yang disebut dengan diagnosa keperawatan dan asuhan keperawatan. Segala sesuatu yang perawat lakukan untuk merawat seorang pasien memiliki sistematika terencana sampai pasien tersebut sembuh, inilah yang disebut dengan asuhan keperawatan. Untuk membuat suatu asuhan keperawatan dibutuhkan suatu diagnosa yang disebut diagnosa keperawatan, seperti layaknya dokter.

Ilmu keperawatan pada prinsipnya menggabungkan antara ilmu kedokteran dan ilmu psikologi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Marriner Tahun 1998, bahwa ¾ pelayanan kesehatan adalah Caring (perawatan) sedangkan ¼ lainnya adalah curing (pengobatan). Untuk membangun pribadi caring, perawat dituntut memiliki pengetahuan tentang manusia, aspek tumbuh kembang, respon terhadap lingkungan yang terus berubah, keterbatasan dan kekuatan serta kebutuhan-kebutuhan manusia. Bukan berarti kalau pengetahuan perawat tentang Caring meningkat akan menyokong perubahan perilaku perawat.

Keperawatan tidak hanya berkutat di rumah sakit, sesuai dengan defenisi tadi, keperawatan dibagi menjadi beberapa bagian :
1) Keperawatan Gawat Darurat
2) Keperawatan Maternitas (Anak-anak dan Ibu hamil)
3) Keperawatan Gerontik (Lansia)
4) Keperawatan Medikal Bedah (Bedah dan Penyakit Dalam, dll)
5) Keperawatan Komunitas (Masyarakat

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
Definisi Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.

Care Giver :
Pada peran ini perawat diharapkan mampu :
- Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.

- Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.
- Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.

Elemen Peran
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.

Client Advocate (Pembela Klien)
Tugas perawat :
- Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
- Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
- Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).




Hak-Hak Klien antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa
Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Peran perawat :
- Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
- Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
- Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.

Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
Educator :
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.

PEMBAHASAN

Definisi Caring
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.

Rubenfeld (1999), mendefinisikan “Caring” : memberikan asuhan , dukungan emosional pada klien, keluarga dan kerabatnya secara verbal maupun non verbal. Jean Watson (1985), “Caring” merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia.


Konsep Penting “Caring”
Faktor Carative
Jean Watson merupakan penggagas teori yang banyak mempengaruhi pendekatan keperawatan dan meletakkan dasar humanisme pada keseluruhan aspek bidang kajian keperawatan. Konsep yang dikemukakan tentang esensi manusia dengan keutuhan dan sifat-sifat kemanusiaannya serta esensi caring menjadi fondasi bagaimana seharusnya perawat memperlakukan manusia lain (termasuk pasien/klien) dan diri sendiri. Watson meyakini praktik caring sangatlah penting untuk keperawatan ; ini adalah fokus pemersatu untuk praktik. Dua asumsi utama yang mendasari nilai perawatan manusia dalam keperawatan :
1. Care and love merupakan energi fisik dasar dan universal
2. Care dan love adalah syarat untuk kelangsungan hidup kita dan makanan untuk kemanusiaan.

Intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia disebut faktor Carative, yang mestinya menjadi pembentuk perilaku caring yaitu :
• Forming a humanistic – altruistic
Faktor ini berkaitan dengan kepuasan melalui memberi dan memperluas rasa diri (sense of self). Meskipun nilai dipelajari pada awal kehidupan, nilai dapat langsung dipengaruhi oleh pendidik.
• Instilling faith & hope (Mengajarkan agar orang lain percaya dan mempunyai pengharapan : fasilitas optimisme, menyesuaikan diri)
• Cultivating sensitivity to one’s self (Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain)
• Developing a helping – trust relation (Membina hubungan saling percaya : jujur, empati)
• Expressing & feeling (Mengekspresikan perasaan positif dan negatif)
• Using creative problem-solving caring process (Mengambil keputusan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yang ilmiah dan sistemik)
• Promoting interpersonal teaching – learning (Meningkatkan proses belajar)
• Providing a supportive, protective, or corrective mental-phisical sociocultural & spiritual environment. (Memberikan lingkungan fisik, mental, sosio kultural dan spiritual yang bersifat suportif, protektif dan korektif )
• Assisting with the gratification of human needs (Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar)
• Allowing for existential-phenomenologic forces (Memberi kesempatan untuk mengekspresikan aspek manusia)
(Susilaningsih, 2008)

Dari kesepuluh carrative factors diatas, Caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985) ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”.

Faktor karatif ini perlu selalui dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum memahami orang lain. Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adlah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuknya tinteraksi aktif antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.

Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang dikemukakan oleh Watson menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani dan kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan menerapkannya dalam profesi keperawatan dalam memberikan perawatan dengan cinta dan caring. Jadi, dari teori caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan keperawatan. (Sujana, 2008)

Lima C dari Caring, Roach (1984) :
1. Compassion (Kasih sayang)
2. Competence (Kompetensi)
3. Conscience (Kesadaran)
4. Confidence (Kepercayaan)
5. Commitment (Komitmen)

Dalam mewujudkan asuhan keperawatan bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh tim keperwatan yaitu :
(1) Terlihat sikap caring ketika harus memberikan asuhan keperawatan kepada klien
(2) Adanya hubungan perawat - klien yang terapeutik
(3) Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain
(4) Kemampun dalam memenuhi kebutuhan klien
(5) Kegiatan jaminan mutu (quality assurance).

SIKAP “CARING”
Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan
a. Keahlian
b. Kata-kata yang lemah lembut
c. Sentuhan
d. Memberikan harapan
e. Selalu berada disamping klien
f. Bersikap “caring” sebagai media pemberi asuhan

SPIRIT CARING
Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun meraka tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring. Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berada ketika memberikan asuhan kepada klien.

Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan perhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999). Sikap ini diberikan memalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Prilaku caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Diyakini, bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan.

.Karakteristik “Caring”
Menurut Wolf dan Barnum (1998) :
1. Mendengar dengan perhatian
2. Memberi rasa nyaman
3. Berkata Jujur
4. Memiliki kesabaran
5. Bertanggung jawab
6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan
7. Memberi sentuhan
8. Memajukan sensitifitas
9. Menunjukan rasa hormat pada klien
10. Memanggil klien dengan namanya

Madeleine Leinigner (1991) menyatakan bahwa “perawatan manusia adalah intisar keperawatan dan nyata, dimensi pusat dan koheren, yang pada akhirna menjadi fokus utama kita. Merawat, menembus dan memelihara jaringan hidup keperawatan. Perawat makin menjadi ‘penulis kreatif’ bagi hidupnya sendiri, sebuah kehidupan yang tinggal dalam hubungan dan penghubung dan saling menghubungkan dengan orang lain.
‘Caring’ adalah cara keperawatan. Hal ini bagaimanapun perlu dijabarkan untuk mendapatkan kejelasan. Pelajar keperawatan perlu menggal secara dalam untuk menemukan nilai yang tersimpan, arti pribadi dari keperawatan yang akan berlanjut menjadi pemeliharaan hubungan pendekatan yang dalam dengan orang lain, itulah keperawatan, komitmen merawat itu harus membuat kontribusi pokok yang jelas dari perawat untuk memberikan perawatan kesehatan pada individu, keluarga dan komunitas pada saat ini dan masa yang akan datang. (Basford, 2006)

Care sebagai sebuah ide moral
Care adalah semangat, tindakan penting dari inti keperawatan, kekuatan yang menyatakan, proses dinamik dan intisari struktural. Care adalah nilai, caring adalah sebuah kebaikan. Mayerhoff (1971) memberikan informasi yang berhubungan dengan nilai care. Dalam konteks kehidupan manusia, caring sebagai salah satu cara mengatur nilai-nilainya yang lain dan aktivitas sekitarnya. Bila pengaturan ini komprehensif, karena keterlibatan caring-nya terdapat stabilitas dasar dalam kehidupannya. Dengan melayani caring, seseorang manusia hidup dalam kehidupan sendiri yang berarti.

Carper (1979) “Caring sebagai nilai profesional dan nilai pribadi adalah pusat penting dalam memberikan standar normatif yang mengatur tindakan dan sikap kita untuk care kepada siapa. Dalam suatu dunia ketika ada kesepakatan yang besar tentang kesendirian, nyeri, penderitaan, kesakitan, dan tragedi ketika itu pula kebutuhan care menjadi penting.

Kita harus secara serius bercermin pada apa yang kita inginkan dan apa yang kita cari. Dan ini adalah dasar dari caring kita. Berdasarkan Greene (1990) caring adalah dasar keberadaan etik. Ia menyatakan bahwa “Praktek yang digambarkan dalam pelayanan manusia harus dimulai dari kesadaran terhadap situasi, khususnya perasaan dan kepedulia. Harapannya adalah bahwa makin dan makin banyak praktisi akan berespons terhadap pentingnya caring imperatif dan berpikir apa artinya memilih diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan kebutuhannya.

Olsen (1993) “baik caring dan keadilan berbicara tentang rasa moral kebaikan kita”. Mungkin saja tidak ada kebaikan yang tidak dapat mensintesis kedua konsep tersebut, memahami dan menghormati orang lain adalah penting dalam tugas ini. Ini mengikuti bahwa faktor yang lebih luas atau dasar seorang menggunakan care terhadap orang lain, orang lain akan lebih care.
Membangun pribadi Caring

Untuk membangun pribadi Caring, perawat dituntut memiliki pengetahuan tentang manusia, aspek tumbuh kembang, respon terhadap lingkungan yang terus berubah, keterbatasan dan kekuatan serta kebutuhan-kebutuhan manusia. Bukan berarti kalau pengetahuan perawat tentang Caring meningkat akan menyokong perubahan perilaku perawat.

Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien. Secara teoritik ada tiga kelokmpok variabel yang mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan diantaranya:
a. Variabel Individu
b. Variabel Psikologis
b. Variabel Organisasi.

Menurut Gibson(1987) yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografi. Variable psikologi merupakan persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan, sumber daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan. Dengan demikian membangun pribadi Caring perawat harus menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan individu melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caring. Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan pengembangan, imbalan atau yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya effektive leadership dalam keperawatan.
Peran organisasi(rumah sakit) adalah menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam keperawatan melalui kepemmpinan yang efektif, perencanaan jenjang karir perawat yang terstruktur, pengembangan system remunerasi yang seimbang dan berbagai bentuk pencapaian kepuasan kerja perawat. Karena itu semua dapat berdampak pada meningkatnya motivasi dan kinerja perawat dalam caring.

Akan tetapi tidak mudah merubah perilaku seseorang dalam waktu yang singkat. Bukan pekerjaan yang mudah untuk merubah perilaku seseorang. Yang terbaik adalah membentuk Caring perawat sejak dini, yaitu sejak berada dalam pendidikan. Artinya peran pendidikan dalam membangun caring perawat sangat penting. Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan harus selalu memasukkan unsur caring dalam setiap mata kuliah.

Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain harus ada dalam pendidikan perawatan. Andaikata pada saat rekruitmen sudah ada system yang bisa menemukan bagaimana sikap caring calon mahasiswa keperawatan itu akan membuat perbedaan yang mendasar antara perawat sekarang dan yang akan datang dalam perilaku caring – nya.

Daftar pustaka
Caring is an elusive concept to nail down. Nama situs : Intervarsity Judul asli : What Determines "Caring"? Penulis : Kathy Schoonover-Shoffner URL : http://ncf.intervarsity.org/jcn/archive/06su/editorial.html)
definisiperan-dan-fungsi-perawat.html
Copel, Linda Carman. (2007). Kesehatan Jiwa & Pskiatri. Jakarta : EGC.
Mulyana, Dedi. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kozier, Barbara. Et all. (2007). Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
caring.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.