Rabu, 03 Maret 2010

caring 002.RSSM

Caring
PENDAHULUAN
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat yang sangat dipengaruhi oleh variabel individu, variabel organisasi dan psikologis. Menurut Gibson(1987) yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografi.
Variable psikologi merupakan persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan, sumber daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan. Dengan demikian membangun pribadi Caring perawat harus menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan individu melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caring.
Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan pengembangan, imbalan atau yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya effektive leadership dalam keperawatan. Peran organisasi(rumah sakit) adalah menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam keperawatan melalui kepemmpinan yang efektif, perencanaan jenjang karir perawat yang terstruktur, pengembangan system remunerasi yang seimbang dan berbagai bentuk pencapaian kepuasan kerja perawat. Karena itu semua dapat berdampak pada meningkatnya motivasi dan kinerja perawat dalam caring.

A.Latar Belakang
Keperawatan sebagai integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan.Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia,kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesionalsesuai tuntutun kebutuhan masyarakatserta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawata.Dalam teorinya orlando mengemukakan tentang beberapa konsep utama,diantaranya adalah konsep disiplin proses keperawatan(nursing process dicipline)yang juga dikenal dengan sebutan proses disilin atau proses keperawata.
Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera,mengidentifikasi permasalahan klien yang di sampaikan kepada perawat,menanyakan untuk validasi atau perbaikan (Tomey,2006:434).Orlando juga menggambarkan mengenai disiplin nursing proses sebagai interaksi total yang dilakukan tahap demi tahap,apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu,perilaku pasien,reasi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan,mengidentifikasai kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tindakan yang tepat George,1995;162).

Dalam proses keperawatan masih terlihat adanya ketidak profesiomalan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.Seperti masih adanya kasus-kasus yang seharusnya tidak terjai,sebagai contoh kasus Prita Mulyasari yang pada beberapa waktu yang lalu sempat menyedot perhatian publik.Persoalannya adalah sudahkan perawat itu menerapkan caring sebagaimana mestinya dalam pelayanan kesehatan?

Untuk mencapai kesempurnaan sesuai dengan apa yang diharapkan kebanyakan orang tentunya dalam memberikan pelayanan kesehatan ,
perawat harus memiliki perilaku yang didasari dari beberapa aspek misalnya:
1.Human altruistik(mengutamakan nilai kemanusiaan)
2.Menanamkan kepercayaan –harapan
3.Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
4.Pengembangan bantuan dan hubungan saling percaya
5.Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negatif
6.Sistematis dalam dalam metode pemecahan masalah
7.Mengembangkan dan pengetahuan interpersonal
8.Meningkatkan dukungan dan perlindungan mental,fisik,sosial budaya,dan lingkungan spiritual.
9.Senang membantu kebutuhan manusia
10.Menghargai kekuatan eksistensial-phenomenologikal.(Watson,1979)

Dengan demikian perawat dapat mempertahankan dan meningkatkan pelayanan yang profesional dan bermutu.Selain itu peraat juga dapat belajar untuk memahami diri sebelum memahami orang lain.

B.Tinjauan Pustaka
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien.Secara teori setidaknya ada tiga variabel yang mempengaruhi tenaga kesehatan,yaitu;variabel individu,variabel organisasi,dan variabel psikologis.
Menurut Gibson(1987)yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan ketrampilan ,latar belakang,dan demografi.Variabel psikologi merupaka persepsi,sikap,kepribadian,belajar dan motivasi.Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan,sumber daya,imbalan struktur dan desain pekerjaan.Untuk mencapai caring yang lebih baik memerlukan waktu dan proses.Sebagai seorang perawat harus dimulai sejak dini,yaitu sejak berada dalam pendidikan.
Karena caring itu penting bagi seorang perawat maka dari itu ada baiknya dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawat harus selalu memenuhi unsur caring dalam setiap mata kuliah.Untuk itu menurut Orlando ada lima konsep utama yang harus diperhatikan yaitu fungsi perawat profesional,mengenal perilaku pasien,respon internal atau kesegaraan,disiplin proses keperawatan serta kemajuan/peningkatan.

1.Tanggung jawab perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam pemantauan.perawat harus mengetahui kebutuhan pasien untuk membantu memenuhinya.perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya,aktifitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien.ada beberapa aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat dilakukan oleh perawat sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus pada aktivitas-aktivitas yang benar-benar menjadi kewenangannya.

2.Mengenal perilaku pasien
mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukkan pasien.

3.Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi,ide dan perasaan perawat dan pasien.Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien,berpikir dan merasakan.

4.Disiplin proses keperawatan
Menurut george (1995 hlm 162) mengartika disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap,apa yang tejadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu,perilak pasien,reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan,mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukantindakan yang tepat.

5.Kemajuan/peningkatan
Peningkatan berarti tumbuh lebih,pasien menjadi lebih berguna dan produktif.

C.Pembahasan
1.Tanggung jawab perawat
Kelebihan :pasien tidak terlantar
Kekurangan:masih adanya pasien yang masih belum mendapatkan pelayanan yang memadai seperti pasien yang menggunakan ASKESKIN.

2.Mengenal perilaku pasien
Kelebihan:kebutuhan pasien bisa diketahui
Kekurangan:membutuhkan waktu yang cukup sehingga perawat harus menyiapkan waktu untuk hal itu.

3.Reaksi segera
Kelebihan:Persoalan pasien cepat tertangani
Kekurangan:resiko terjadi kesalah tinggi

4.Disiplin proses keperawatan
Kelebihan:tepat waktu dan akurat
Kekurangan:masih adanya perawat yang kurang disiplin misalnya datang terlambat.

5.Kemajuan
Kelebihan:pasien cepat sembuh
Kekurangan:fasilitas kurang mendukung misalnya karna keterbatasan dana yang dimiliki penyedia pelayanan kesehatan.




Dalam membangun pribadi caring perawat dapat melalui pengembangan indikator 10 caratif caring (Waton, 1979) sebagai berikut:
1. Sistem nilai humanistik-altruistik
Humanistik-altruistik dibangun dari pengalaman, belajar dan upaya-upaya mengembangkan sikap humanis. Proses tumbuh kembang manusia akan berpengaruh dalam mengembangkan jiwa altruistik dan humanis ini. Biasanya proses tersebut merupakan hasil dari saling mempengaruhi baik dari lingkungan social maupun orang tua . Pengembangan faktor ini dapat dimulai sejak dalam masa pendidikan.

2. Kepercayaan-harapan
Perawat menggunakan kekuatan sugestif secara positif untuk memberikan dukungan pada pasien untuk yakin akan mendapat kesembuhan. Hal ini harus diawali dari keyakinan dalam diri perawat sendiri bahwa dengan sentuhannya pasien akan dapat kesembuhan. Pengalaman dalam pelayanan memberikan kekuatan bahwa peran perawat merupakan variabel penting dalam pemberi kepuasan dan kesembuhan.

3. Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain
Ditumbuhkan dengan cara megembangkan perasaan diri, merasakan emosi, meningkatkan sensitivitas dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini perawat dituntut mengembangkan sensitivitas terhadap klien.

4. Pertolongan-Hubungan saling percaya.
Untuk mendapat hubungan saling percaya dengan pasien, seorang perawat harus mempunyai kemampuan berkomunikasi terapeutik yang baik. Perawat harus bisa membedakan komunikasi dan komunikasi terapeutik.


5. Pengembangan dan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif dan negatif.
Ekspresi yang benar atau sesuai menunjukkan bahwa seseorang berada pada tingkat kesadaran tertentu.

6. Penggunaan metode ilmiah, problem solving dalam pengambilan keputusan.
Diperoleh melalui riset yang berkesinambungan, pemberian arti terhadap ilmu dan peningkatan pengetahuan.

7. Peningkatan proses belajar-mengajar dalam interpersonal
Fokusnya adalah proses belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman dengan memperoleh informasi dan alternatif pemecahan masalah. Secara personal perawat harus siap untuk menerima pengetahuan (ilmu) baru dalam keperaawatan dengan caa meningkatkan pedidikan formal dan non formal

8. Supportif, korektif dan protektif terhadap mental, fisik, sosiokultural dan spiritual.
Variable eksternal dari factor ini adalah fisik, keamanan, keselamatan dan lingkungan. Variabel internal meliputi mental, spiritual dan aktivitas cultural. Perawat harus mampu memberikan support, proteksi dan koreksi terhadap variable tersebut.

9. Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan dasar manusia menurut Watson terdiri dari :
1) Survival needs (biophisycal needs)
2) Fungsional needs (Psychophisical needs)
3) Integratif needs (Psychososial needs)
4) Growth-seeking needs (intrapersonal-interpersonal needs)

10. Dikembangkan factor eksternal phenomenological
Yaitu studi tentang keberadaan manusia dengan menggunakan analisis phenomenological. Bagi perawat factor ini membantu menerima dan menengahi ketidaksesuaian pandangan seseorang secara holistic ketika saat yang bersamaan ditugaskan memenuhi kebutuhan secara hirarkikal. Gabungan dari factor ini adalah ilmu keperawatan yang membantu perawat memahami pengertian seseorang dalam menemukan hidupnya dan memahami seseorang dalam mengartikan setiap kejadian.
Contoh kasus( Fraktur)
FRAKTUR
Definisi
Fraktur adalah diskontinuitas atau kepatahan pada tulang baik bersifat terbuka atau tertutup.

Ada 5 utama klasifikasi fraktur:
1. Fraktur Complete : Pemisahan komplit menjadi 2 fragmen
2. Fraktur incomplete : Patah sebagian tanpa pemisahan
3. Fraktur closed : Patah tulang, kulit masih utuh.
4. Fraktur komlikata : Patah terlihat menusuk kulit
5. Fraktur commuited : Tulang patah menjadi hancur

b. Etiologi
1. Trauma misalnya kecelakaan lalu lintas
2. Pathologis misalnya tumor
3. Obat-obatan misalnya streroid.

c. Patofisiologi
Tulang dipegang secara relatif kuat pada posisi anatomis yang normal oleh bentuknya, penonjolan dan prosesusnya seta ligament dan tendonnya yang kuat memegang ke persendian. Otot – otot yang mengelilingi tulang sepanjang batangnya juga menciptakan perlindungan. Tetapi jika suatu daya yang kekuatannya lebih superior dari pada tulang, otot, tendon atau ligament diterapkan secara langsung maupun tidak langsung, maka daya tersebut akan menyebabkan jaringan melawan atau menentangnya dan tulang akan patah jika mampu melawan kekuatan.
Tulang yang mengalami fraktur tidak dapat lagi memelihara panjangnya yang normal kecuali kedua pragmennya bertubrukan satu sama lain. Biasanya terjadi pemendekan, kontraksi otot dan spasme sebagai respon terhadap stimulus dari trauma tersebut.
FRAKTUR RADIUS
Fraktur menurut E. Oswari (1989) adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan. Patah tulang dapat terjadi dalam keadaan normal dan patologis, pada anak-anak tulang lebih lentur karena proses kalsipikasi, sebaliknya pada orang dewasa terutama pada wanita menopause tulang lebih lemah karena proses penuaan.

Sedangkan menurut Petrus Adrianto (1983), fraktur adalah bila tulang hidup normal mendapat kekerasan yang cukup menyebabkan patah, maka pasti menimbulkan kerusakan yang hebat pada struktur jaringan lunak yang mengelilinginya.
Menurut Purnawan Junaidi, et al (Kapita Selekta Kedokteran, 1982) fraktur radius terbagi:

1. Fraktur colles
Tanda-tanda:
a. Fraktur radisu 1/3 distal dengan jarak kurang lebih 2, 5 cm dari permukaaan radisu .
b. Dislokasi pragmen distalnya kearah poterior / dorsal.
c. Avulasi prosessus stiloideus ullna.
d. Subluksasi radioulnar distal.

Secara klinik bentuk permukaan tangan seperti garpu makan, mekanisme terjadinya fraktur colles yakni penderita jatuh dalam tangan terbuka, tubuh berserta lengan berputar ke dalam (endorotasi). Tangan terbaka yang terviksir ditanah berputar keluar (eksorotasi / supinasi), biasanya pada orang tua fraktur sering bersifat kominitif.
Reposisi mudah , yang sulit mempertahankan kedudukan yang telah tereposisi, imobilisasi dengan gifs di atas siku, siku flexi 90 derajat, lengan bawah prorasi maximal , pergelangan tangan dalam kedudukan devinasi ulnar dan semi flexi. Mutlak dilakukan pengecekan terhadap kedudukan karena mudah terjadi redislokasi oleh tarikan otot-otot.

Proses penyembuhan fraktur:
1. Hematom Formation
Darah menumpuk dan mengerutkan ujung tulang patah.
2. Pembentukan Fibrin
Hematom terorganisir karena fibrolus masuk lokasi cedera membentuk gumpalan fibrin, berdinding sel darah putih.
3. Inflasi Osteoblast
Osteoblast masuk fibrolis mempertahankan sambungan tulang pembuluh darah mengalirkan nutrisi ----- kolagen ------ satu kalsium.
4. Callus Formation
- Osteobalst …jala….tulang ….. Tulang mati dan membantu sintesa tulang baru.
- Collagen kuat dan menyatukan kalsium.
5. Remodelling
Callus yang berlebihan diabsobsi dan tulang pada garis cidera.

Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan fraktur:
1. Usia
2. Penyakit yang pernah diderita (DM, hipertensi, dsb).
3. Stress
4. Mobilisasi atau imobilisasi
5. Penghambat callus, penyebab callus remuk, edema, infeksi, gizi kurang, tindakan koreksi (bedah).
Komplikasi – komplikasi fraktur:
a. Syock
Syock hypovolemik atau traumatik yang terjadi karena hemoragi dan hilangnya cairan ekstra celluler ke dalam jaringan yang rusak.
b. Embolisme lemak.
Globulin lemak dalam jumlah besar dapat bergerak menuju darah karena tekanan pada sum-sum lebih besar dari pada tekanan pada kapiler atau kenaikan katekolamin karena stress klien dapat menyebabkan mobilisasi asam lemak terbentuk dalam darah berkombinasi dengan platetet akan membentuk emboli, yang dapat menyumbat pembuluh darah yang mensuplai keotak.
c. Syndrom Kompartemen.
Kontraktur ischimia volkman terjadi karena kompresi atau kerusakan pada arteri brachiale.
d. Nekrosis Tulang
Kehilangan suplai darah dan jaringan tulang mati.
Tanda dan gejala:
- Kelainan setempat
- Edema atau adanya masa
- Jaringan distal terletak pada posisi atau sudut yang abnormal
- Pembatasan penggunaan bagian tersebut
- Crepitasi
- Nyeri atau melunaknya bagian tersebut
- Kelemahan atau ketidakmampuan menggunakan bagian tersebut secara normal.
- Kulit di atas bagian terinjuri terbuka atau utuh
- Hasil roentgen menanpakkan trauma atau kepatahan pada tulang.

e. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
- Reduksi fraktur terbuka atau tertutup dengan fiksasi internal pada fragmen fraktur seperti Pin, nail screw, staples dan plate wire.
- Artroplasti sendi atau penggunaan total
- Pemasangan Brache (alat penyokong / pelurus), traksi, bebat, atau sling.
2. Kemoterapiutik
Analgetik, narkotik, sedatif, antibiotik, relaksan otot.
3. Suportif
- Pemberian kompres es
- Tirah baring dalam posisi khusus
- Diet TKTP, aktivitas, istirahat, pembatasan mobilitas.
- Terapi fisik atau physiotherapy


KONSEP PROSES ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN OPEN FRAKTUR 1/3 DISTAL RADIUS DEXSTRA.
Proses keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang dinamis selama upaya memperbaiki atau memelihara klien sampai bertaraf optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal atau membantu kebutuhan klien.
Proses perawatan adalah cara yang teratur dan sistematis dan menentukan masalah serta memenuhi kebutuhan klien.


1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan di mana suatu data dan informasi dikumpulkan untuk menentukan masalah kesehatan atau keperawatan baik aktual ataupun potensial.
Pada langkah ini data yang diperlukan pada klien tersebut adalah:

a. Identitas klien meliputi, Nama, umur, pekerjaan, agama, alamat, pendidikan terakhir, No. Register dan diagnosa medis.
b. Identitas penanggung jawab meliputi; Nama, umur, pekerjaan, agama, alamat dan hubungan dengan klien.
c. Riwayat penyakit.
1) Keluhan utama: Biasanya klien mengalami fraktur terbuka atau tertutup akan mengeluh rasa nyeri atau sakit terlebih saat digerakkan.
2) Riwayat penyakit sekarang; biasanya klien mengalami suatu trauma seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh terpukul dan sebagainya di samping itu perlu ditanyakan beberapa lama sudah terjadi.
3) Riwayat penyakit dahulu; ditanya penyakit penyerta dan kondisi yang memberatkan seperti: DM, jantung, hipertensi, kerapuhan tulang dan sebagainya.
4) Riwayat penyakit keluarga: hal ini tidak terlalu berhubungan dengan keadaan klien yang, mengalami fraktur.
5) Pengkajian fisik.
- Inspeksi: Meliputi data tingkat kesadaran klien, keadaan umum, dan pada daerah yang terinjuri atau mengalami fraktur misalnya odema, adanya peradangan, luka, sianosis dan apakah terdapat dislokasi dan klien tampak gelisah.
- Palpasi: untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh, turgor kulit dan pembengkakan pada ekstremitas yang mengalami fraktur apakah ada terdapat rasa nyeri.
- Auskultasi: untuk mendengarkan peristaltik pada abdomen, bunyi pernafasan dan bunyi jantung.
- Prosedur diagnostik: Pada pemeriksaan laboratorium yang perlu dikaji adalah darah lengkap (Hb, leukosit, eritrosit, Led, dll).
- Perkusi: untuk mengetahui bunyi tympani apabila terdapat kembung pada abdomen.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan kesimpulan yang dibuat oleh perawat berdasarkan data yang telah dikumpulkan mengenai respon klien terhadap penyakitnya, baik perawatan yang aktual maupun potensial. Pada klien yang mengalami fraktur terbuka atau tertutup pada radius atau ulna adalah dilakukan immobilisasi, maka diagnosa yang ditegakkan adalah sebagai berikut:
a. Nyeri berhubungan dengan adanya fraktur terbuka pada radius dextra.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan peradangan.
c. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan klien tentang prosedur dan tindakan operasi.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka.
e. Gangguan pola eliminasi sehubungan dengan tirah baring.
3. Rencana perawatan
Dalam memenuhi kebutuhan klien perawat perlu memikirkan cara pemenuhan kebutuhan klien tersebut sehingga dalam pemenuhan ini perawat hendaknya merencanakan tindakan yang ingin dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan klien. Adapun rencana perawatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Pre Op:
a. Nyeri berhubungan dengan fraktur terbuka pada radius dextra.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi : - Observasi type nyeri
- Beri posisi yang nyaman
- Beri kompres es pada daerah fraktur
- Beri analgetik sesuai terapi
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya nyeri dan peradangan.
Tujuan : Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan mobilitasnya.
Intervensi : - Dorong klien untuk melakukan latihan ROM aktif maupun pasif.
- Beri bantuan untuk pemenuhan gizi sehari-hari.
- Beri nutrisi yang adekuat.
- Libatkan keluarga klien dalam pemenuhan ADL.
c. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur dan tindakan operasi.
Tujuan : Rasa cemas klien hilang atau berkurang.
Intervensi : - Observasi keadaan klien dan tingkat kecemasan
- Berikan penjelasan dan pengertian tentang proses penyembuhan klien
- Pertahankan lingkungan yang tenang.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka.
Tujuan : Gangguan integritas kulit tidak terjadi
Intervensi : - Rawat luka klien secara aseptik dan antiseptik.
- Observasi tanda-tanda infeksi
- Berikan obat antibiotik sesuai terap









KESIMPULAN

1. Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien. Secara teoriti ada tiga kelokmpok variabel yang mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan diantaranya variabel individu, variabel organisasi dan psikologis. Menurut Gibson(1987) yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografi. Variable psikologi merupakan persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan, sumber daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan. Dengan demikian membangun pribadi Caring perawat harus menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan individu melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caring. Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan pengembangan, imbalan atau yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya effektive leadership dalam keperawatan. Peran organisasi(rumah sakit) adalah menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam keperawatan melalui kepemmpinan yang efektif, perencanaan jenjang karir perawat yang terstruktur, pengembangan system remunerasi yang seimbang dan berbagai bentuk pencapaian kepuasan kerja perawat. Karena itu semua dapat berdampak pada meningkatnya motivasi dan kinerja perawat dalam caring.

2. Untuk menjadi perawat yang profesional dan bermutu,perawat harus memiliki caring yang baik.Menurut Orlando ada lima konsep utama yang perlu diperhatikan untuk menjadi perawat yang profesional,yaitu: fungsi perawat profesional,mengenal perilaku pasien,respon internal atau kesegaraan,disiplin proses keperawatan serta kemajuan/peningkatan.







Daftar Rujukan:
www.google.co.id
penerapan-caring-pada-pasien-dengan.html
www.Mantri-suster.co.cc
askep-perilaku-caring-pada-pasien
Kemp & Pillitteri (1984) ,Fundamentals of Nursing, Boston :Little Brown&co
Kubler-Ross,E.,(1969) ,On Death and Dying, ,London: Tavistock Publication
Kircher & Callanan (2003),Near Death Experiences and DeathAwareness in the Terminally Ill,Connecticut :www.iands org
Kozier & Erb (1991),Fundamentals of Nursing,vol.II, 4th ed.,California : Addison-Wisley Publishing Co.
Legislature of the State Of Arizona,Medical treatment;Terminal Illness,HB 2001-432R-1 Ver,ALIS onlineNorthern Territory of Australia (1997),Right of the Terminally Ill Act
Pattison,Mansell (1977), The Experience of Dying, Englewood Cliffs:Prentice- Hall Inc.
www.growthhouse.org, Grief,anger and loss : Improving care of the Dying
________________________________________

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.