Rabu, 03 Maret 2010

caring, rian RSSM

CARING
PENDAHULUAN

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variabel-variabel utama yang mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan aktifitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan klien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.

Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model “self care” yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps of Practice Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari tiga hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care deficit dan teori nursing system.



II. LANDASAN KONSEP MODEL / TEORI KEPERAWATAN “SELF CARE”

A. Pengertian

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah : “Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

B. Keyakinan dan nilai-nilai

1. Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

a. Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terusmenerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau coping dan efeknya.

b. Sehat
Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan
self care yang berperan untuk mempertahankan dan
meningkatkan integritas struktural fungsi dan
perkembangan.

c. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk di dalamnya tetapi tidak spesifik.

d. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan seft care yang mencakup integrias struktural, fungsi dan perkembangan.

Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.


2. Tiga kategori self care

Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care requisite), yaitu :

a. Universal self care requisite :

Keperluan self care universal ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusian dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal self care requisite yang dimaksudkan adalah :
- Pemeliharaan kecukupan intake udara
- Pemeliharaan kecukupan intake cairan
- Pemeliharaan kecukupan intake makanan
- Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
- Pemeliharaan keseimbangan antara solitut dan interaksi sosial
- Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia.
- Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses-proses eleminasi dan
exrement.
- Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan kedalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang
dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.




b. Developmental self care requisite :
terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal, yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.

c. Health Deviation self care requisite :
timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.

Orem’s mendiskripsikan dua kategori dibawah ini sebagai keperluan self care
(self care requisites), dan ini timbul dari pengaruh peristiwa-peristiwa pada keperluan
universal self care antara lain : Sewaktu ada keinginan untuk mengasuh dirinya
sendiri dan seseorang itu mampu untuk menemukan keinginannya, maka self care
itu dimungkinkan. Tetapi bila keinginan itu lebih besar dari kapasitas individual atau
kemampuan untuk menemukannya, terjadilah ketidak seimbangan dan ini dikatakan
sebagai self care deficit.


C. Tujuan

Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :

1. Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.

2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan
self care.

3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan depenent (dependent care) jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.


4. Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

Tujuan kepewatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga /komunitas adalah :

1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara therapeutik.
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada Model Orem’s yang diterapkan pada praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
a. Aspek Interpersonal : Hubungan didalam keluarga
b. Aspek Sosial : Hubungan keluarga dengan masyarakat di
sekitarnya.
c. Aspek Prosedural : Melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi.
d. Aspek Tehnis : Mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik
dasar yang dilakukan dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

D. Pengetahuan dan Ketrampilan untuk Praktek

Perawat menolong klien untuk menemukan kebutuhan self care dengan menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui lima metode bantuan.

1. Kategoi Bantuan :

a. Wholly Compensatory : Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk
klien yang tidak mampu mengontrol dan
memantau lingkungannya dan tidak berespon
terhadap rangsangan.
b. Partially Compensatory : Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau
kecelakaan.
c. Supportive Education : Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu
melakukan perawatan mandiri.

2. Metode Bantuan

Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode
bantuan yang meliputi :

a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
b. Mengajarkan klien
c. mengarahkan klien
d. Mensupport klien
e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek
keperawatan di diskripsikan sebagai berikut :
a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat – klien dengan individu, keluarga atau kelompok sampai klien dapat diizinkan pulang dari perawatan.
b. Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui perawatan.
c. Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya untuk kontak
dengan perawat dan asisten.
d. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan kehidupan
sehari-hari klien, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau diterima, atau pelayanan sosial dan penyuluhan yang dibutuhkan atau yang diterima. (Konsep model “Self Care Theory” « RANGKANG “SYEH”.htm)

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma.
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan.
Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.
Jenis konsep :
1. Empirical concept : observable concept : konsep yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari, misalnya meja, kursi
2. Inferential concept : non observable concept : konsep yang sulit diamati dalam kehidupan sehari-hari, contoh tekanan darah
3. Abstract concept
Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah
Model konsep keperawatan berfungsi untuk :
1. Mengklarifikasi ide/pola pikir tentang keperawatan dan kaitannya dengan praktek keperawatan
2. Meningkatkan pola pikir kreatif perawat untuk membantu mengembangkan profesi
3. Memberi arahan bagi pelayanan klien
4. Memberi corak/warna pada pelayanan yang diberikan

TEORI KEPERAWATAN
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui dua metode dasar, yaitu metode induktif dan metode deduktif.
Jenis teori :
1. Scientific theory : merupakan metode yang valid dan reliabel, diuji berulang kali melalui riset, generalisasi empiris
2. Substantive theory : menjelaskan fenomena penting suatu disiplin ilmu, dikembangkan oleh disiplin ilmu lain, beberapa pernyataan telah diuji
3. Tentative theory, baru diusulkan, sedikit atau belum diuji coba, belum banyak dikritik oleh disiplin ilmu tersebut
Teori Keperawatan
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
Karakteristik dasar teori keperawatan
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan :
1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan


Perkembangan teori keperawatan :
Tahun Nama Penekanan
1952 Hildergerad E. Peplau Proses interpersonal merupakan dorongan pendewasaan kepribadian
1960 Faye G. Abdellah Masalah pasien menentukan perawatan yang dibutuhkan
1961 Ida Jean Orlando Proses interpersonal menghilangkan distress
1964 Ernestine Weidenbach Proses pemberian bantuan untuk memenuhi kebutuhan dengan menggunakan seni perawatan individu
1966 Lydia E. Hall Asuhan keperawatan sebagai pengarahan orang untuk dapat mencintai diri sendiri
1967 Joyce Travelbee Pemahaman tentang arti sakit menentukan bagaimana orang merespon
1970 Martha E. Rogers Manusia-lingkungan merupakan medan energi yang menghasilkan kondisi negentropi
1971 Dorothea E. Orem Perawatan diri mempertahankan keseluruhan/ keutuhan
Imogine M. King Transaksi memberikan kerangka untuk mencapai tujuan
Tahun Nama Penekanan
1974 Sister Calista Roy Hubungan stimulus dengan system adaptif
1976 Josephine G. Paterson Keperawatan merupakan pengalaman dalam mempedulikan orang/nurthuring
1978 Madeline M. Leininger Caring bersifat universal dan bervariasi secara budaya
1979 Jean Watson Caring sebagai moral ideal : akal, pikiran, jia terkait satu sama lain
Margaret A. Newman Penyakit sebagai bukti bagi pola hidup yang belum terjadi
1980 Dorothy E. Johnson Subsistem berada pada stabilitas yang dinamis
1981 Rosemarie Rizzo Parse Manusia dan lingkungan sehat yang konkrit
(MODEL DAN KONSEP KEPERAWATAN « AKPER PEMKOT TEGAL.htm)










CONTOH KASUS

Ny. M. (48 tahun ), TB : 160 cm, BB : 70 Kg. Menikah selama 25 tahun dan janda sejak 6 bulan yang lalu. Ia seorang perokok, sehari menghabiskan 1 ½ bungkus, Ny. M dan suaminya menikmati aktifitas sosial seperti main bridge dan koleksi barang-barang antik. Sejak suaminya meningal ia tidak lagi melakukan aktifitas karena kurangnya keinginan / minat. Akhir-akhir ini dia tidak melakukan latihan secara teratur dan makan makanan fast food selama jam kerjanya dan bekerja 12 jam / hari serta makan hingga larut malam sebelum waktu istirahat.Ibu Ny. M meninggal karena stroke dan bapaknya meninggal karena serangan jantung saat usianya 50 tahun.

Hasil pemeriksaan tahunnya yang dilakukan dua minggu lalu :
Tanda – tanda vital : TD : 138/86 mm Hg, N : 92 x / mnt, P : 30 x/ mnt, Suhu : 98.40 F. Laboratorium : cholesterol dalam darah 280 mg/dl.
Dokter menganjurkan : untuk menurunkan berat badan sekitar 20 kg, tetapi mengingat bahwa dia memiliki pengetahuan yang tidak adekuat tentang dasar-dasar nutrisi dan tidak mempunyai motivasi untuk menurunkan berat badan, dia diramalkan kemungkinan menderita serangan jantung.

Pengkajian (Assessment) : Perawat mengumpulkan data meliputi 6 area, yaitu:
1. Status kesehatan perseorangan.
2. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
3. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya.
4. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup dan statuskesehatan.
5. Memenuhi syarat personal untuk self care.
6. Kapasitas individu untuk melakukan self care.

Pengumpulan data meliputi pengetahuan individual, ketrampilan, motivasi dan orientasi. Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini :
1. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan datang.
2. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care.

3. Jika ada, apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care.
4. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi.
5. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care dimasa yang akan datang.

A. Analisa Kasus
1. Personal faktor
Umur 48 tahun, perempuan, suku bangsa Italia, Janda, agama katolik, TB.160 Cm, BB : 70 Kg , pekerjaan staf pengajar di Universitas.
2. Kategori kebutuhan universal self care :
- Menampakkan tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan., konsumsi jumlah kalori yang dibutuhkan, kolesterol 280 Mg / dl, makan sampai larut malam, banyak mengkonsumsi lemak.
- Ny. M. memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta latihan, berkeja 12 jam / hari.
- Merokok 1 ½ bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji, penurunan interaksi sosial.
- Riwayat keluarga : Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah meninggal karena serangan jantung pada usia 50 tahun.
- Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor – faktor risiko dan gangguan fungsi kardiovaskuler.
3. Kategori Developmental Self Care :
- Tidak punya suami (widowed)
- Kurangnya aktivitas sosial
4. Kategori Health Deviation :
Risiko terjadi penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan kegemukan, perokok, peningkatan kolesterol, kurangnya latihan dan riwayat keluarga.
5. Masalah medis dan perencanaan :
Diagnosa obesitas dengan risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskuler dan rendahnya motivasi untuk menurunkan berat badan. Anjuran Dokter : Memonitor kolesterol dan tanda-tanda vital, menurunkan intake kolesterol dan meningkatkan latihan.

6. Self care deficit :
Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat meningkatkan risiko untuk serangan jantung atau stoke.

B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan :
Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler berhubungan dengan kurang pengetahuan klien yang dimanifestasikan dengan gaya hidup dan risiko serangan jantung atau stroke.
3. Rencana keperawatan :
- Tujuan :
Menurunkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler.

- Design Nursing System :
Support – Education (Pendidikan Kesehatan)

- Metode Bantuan :
Memberikan pedoman, support, mengajarkan dan ketentuan pengembangan lingkungan.
3. Implementasi
Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan kolesterol.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk memelihara diet makanan harian tiap 3 hari.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari kolesterol dan pengaruhnya terhadap fungsi kasdiovaskuler.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk mengetahui kandungan kolesterol dalam fast foods.
- Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari jenis makanan rendah kolesterol dan bagaimana menurunkan kadar kolesterol.
- Menganalisa bersama makanan sehari-hari dan bagaimana mengkonsumsikannya.
- Menentukan bersama menu makanan.




4. Evaluasi
- Apakah Ny. M mengeti tentang gaya hidupnya dan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke?
- Apakah Ny. M. telah memilih jenis makanan rendah kolesterol.
- Apakah kadar kolesterol Ny. M. sudah turun (normal).
- Apakah Ny. M. mengalami penurunan self care dificit.
- Apakah support educative system efektif dalam meningkatkan self care
pada Ny. M.

( Dikutip dari Makalah Hajjul Kamil,M.Kep,dkk)






















III. KESIMPULAN
Dengan mempelajari model konsep / teori keperawatan sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan betapa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep / teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan.

Model konsep / teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan.

Untuk dapat menerapkan model konsep / teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang terapeutik.











Daftar Rujukan
www.google.com
Dikutip dari Makalah Hajjul Kamil,M.Kep,dkk
MODEL DAN KONSEP KEPERAWATAN « AKPER PEMKOT TEGAL.
Copel, Linda Carman. (2007).
Kesehatan Jiwa & Pskiatri. Jakarta : EGC.
Mulyana, Dedi. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kozier, Barbara. Et all. (2007). Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.
Chase, S. (1994). Clinical Judgement by critical care nurse: An ethnographic study. In R. M. Carroll-Johnson 7 Pacquette (Eds), Classification of nursing diagnosis: Proceedingof the ninth conference, North American Nursing Diagnosis Association (pp. 367-368). Philadelphia: J.B. Lippincott.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.