Rabu, 24 Februari 2010

TANDA VITAL

Vital Signs atau Tanda Vital

Yaitu : pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar.
Empat tanda-tanda vital utama tubuh adalah :
• Tekanan Darah / tensi
• Denyut Nadi
• Respirasi ( Pernafasan)
• Suhu Tubuh
mengukur vital signs
Tanda-tanda vital berguna dalam mendeteksi atau pemantauan masalah medis, yang berkaitan dengan masalah kesehatan klien.
Tekanan Darah / Tensi
Tekanan darah, adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri, diukur dengan alat pengukur tekanan darah dan stetoskop.
Tekanan darah terus-menerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan, keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan obat-obatan.
Dua angka dicatat ketika mengukur tekanan darah. Angka yang lebih tinggi, adalah tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Angka yang lebih rendah, adalah tekanan diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung beristirahat dan pengisian darah. Baik tekanan sistolik dan diastolik dicatat sebagai “mm Hg” (milimeter air raksa). Rekaman ini merepresentasikan seberapa tinggi kolom air raksa diangkat oleh tekanan darah.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi, langsung meningkatkan resiko penyakit jantung koroner (serangan jantung) dan stroke (serangan otak). Dengan tekanan darah tinggi, arteri dapat mengalami peningkatan resistensi terhadap aliran darah, menyebabkan jantung memompa lebih keras untuk mengedarkan darah.

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) dari National Institute of Health (NIH), tekanan darah tinggi atau hipertensi bagi orang dewasa didefinisikan sebagai:
tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi dan tekanan diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi
Dalam Pembaruan NHLBI pedoman untuk hipertensi pada tahun 2003, sebuah kategori tekanan darah baru ini ditambahkan disebut prehipertensi.
Prehevertensi yaitu tekanan sistolik 120 mm Hg - 139 mm Hg dan tekanan diastolik 80 mm Hg - 89 mm Hg.Panduan NHLBI baru sekarang mendefinisikan tekanan darah normal sebagai berikut:
tekanan sistolik kurang dari 120 mm Hg dan tekanan diastolik kurang dari 80 mm Hg
Namun angka-angka ini harus digunakan sebagai pedoman saja. Sebuah pengukuran tekanan darah tinggi tidak selalu merupakan indikasi dari suatu masalah. membuat diagnosis hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak hanya dari pengukuran sekali saja namun perlu melihat beberapa pengukuran tekanan darah selama beberapa hari atau minggu sebelumnya.
Pemeriksaan Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah indikator penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler. Dalam prosesnya perubahan tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain ;
1. Tolakan Perifer. Merupakan sistem peredaran darah yang memiliki sistem tekanan tertinggi (arteria) dan sistem tekanan terendah (pembuluh kapiler dan vena), diantara keduanya terdapat arteriola dan pembuluh otot yang sangat halus.
2. Gerakan memompa oleh jantung. Semakin banyak darah yang dipompa ke dalam arteria menyebabkan arteria akan lebih menggelembung dan mengakibatkan bertambahnya tekanan darah. Begutu juga sebaliknya.
3. Volume darah. Bertambahnya darah menyebabkan besarnya tekanan pada arteria.
4. Kekentalan darah. Kekentalan darah ini tergantung dari perbandingan sel darah dengan plasma.

C. Pemeriksaan Denyut Nadi
Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung, atau berapa kali jantung berdetak per menit. Mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji :
• irama jantung
• kekuatan denyut jantung
Nadi normal untuk orang dewasa yang sehat berkisar 60-100 denyut per menit. Denyut nadi dapat berfluktuasi dan meningkat pada saat berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan emosi.
Pemeriksaan Nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius.

Penilaian denyut nadi yang lain adalah takikardia sinus yang ditandai dengan variasi 10 – 15 denyutan dari menit ke menit dan takikardia supraventrikuler paroksimal ditandai dengan nadi sulit dihitung karena terlalu cepat (lebih dari 200 kali per menit). Bradikardia merupakan frekuensi denyut jantung lebih lambat dari normal. Pemeriksaaan nadi yang lain adalah iramanya, normal atau tidak. Disritmia (aritmia) sinus adalah ketidakteraturan nadi, denyut nadi lebih cepat saat inspirasi dan lambat saat ekspirasi.


Suhu Tubuh
Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal, menurut American Medical Association, dapat berkisar antara 97,8 derajat Fahrenheit, atau setara dengan 36,5 derajat Celsius sampai 99 derajat Fahrenheit atau 37,2 derajat Celcius.
Pemeriksaan suhu
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus. Pembuangan atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui berbagai proses, diantaranya ;
1. Radiasi, yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnet.
2. Konveksi, yaitu proses penyebaran panas karena pergeseran antara daerah yang kepadatannya tidak sama seperti dari tubuh pada udara dingin yang bergerak atau pada air kolam renang.
3. Evaporasi, yaitu proses perubahan cairan menjadi uap.
4. Konduksi, yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan kontak langsung tanpa gerakan yang jelas, seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin dan lain – lain.


Suhu tubuh seseorang dapat diambil melalui :
• Oral
Suhu dapat diambil melalui mulut baik menggunakan termometer kaca klasik atau yang lebih modern termometer digital yang menggunakan probe elektronik untuk mengukur suhu tubuh.
• Dubur
Suhu yang diambil melalui dubur (menggunakan termometer gelas atau termometer digital) cenderung 0,5-0,7 derajat lebih tinggi daripada ketika diambil oleh mulut.
• Aksilaris
Temperatur dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan termometer gelas atau termometer digital. Suhu yang diambil oleh rute ini cenderung 0,3-0,4 derajat lebih rendah daripada suhu yang diambil oleh mulut.
• Telinga
Termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu gendang telinga, yang mencerminkan suhu inti tubuh (suhu dari organ-organ internal).
Mungkin suhu tubuh abnormal karena demam (suhu tinggi) atau hipotermia (suhu rendah). Demam ditandai ketika suhu tubuh meningkat di atas 37 derajat Celsius secara oral atau 37,7 derajat Celsius melalui dubur, menurut American Medical Association. Hipotermia didefinisikan sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 35 derajat Celsius.
Tingkat Respirasi
Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada meningkat.
Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi. Ketika memeriksa pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang memiliki kesulitan bernapas.
Respirasi normal untuk orang dewasa di kisaran sisa 12-20 kali per menit.
Pernapasan
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapa

Sumber: http://www.healthsystem.virginia.edu/UVAHealth/adult_cardiac/vital.cfm








PEMERIKSAAN SUHU TUBUH
TAHAP PREINTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan/cek catatan medis keperawatan klien
2. memvalidasi perasaan perawat
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mencuci tangan

TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
3. Menanyakan keluhan utama saat ini
4. Memberikan kesempatan untuk bertanya

TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien (memasang skeren)
2. Berikan penjelasan kepada klien
3. Atur posisi yang nyaman : duduk atau berbaring dengan posisi tangan rileks
4. Keringkan ujung thermometer. Kemudian turunkan air raksa sampai skala nol. Sebelum meletakkan di aksila, bersihkan/keringkan aksila terlebih dahulu. Letakkan thermometer diaksila 5-10 menit. Setelah 5-10 menit lepaskan thermometer dari aksila dan baca kenaikan air raksa. Sembari mengukur suhu klien, lakukan perhitungan denyut nadi dan pernafasan.
5. Letakkan ujung jari-jari tangan kecuali ibu jari pada arteri/nadi yang akan diukur, tekan dengan lembut
6. Hitung frekuensi nadi mulai hitungan nol (C) selama 30 detik (kalikan 2x untuk memperoleh frekuensi dalam satu menit). Jika ritme nadi tidak teratur, hitung selama satu menit. Lanjutkan perhitungan pernafasan
7. Lalu sembari memegang arteri radialis (seolah-olah masih menghitung denyut nadi), hitung jumlah pernafasan klien selama 1 menit (naik turunnya dada klien)
8. Selanjutnya siapkan pasien untuk pemeriksaan tekanan darah. Gulung lengan baju klien.
9. Palpasi arteri brakhialis. Letakkan manset 2,5 cm diatas nadi brakhialis (ruang antekubital)
10. Naikkan tekanan dalam manset sambil meraba arteri radialis sampai denyutnya hilang
11. Tekanan dinaikkan lagi kurang lebih 30 mmhg
12. Letakkan stetoskop pada arteri brakhialis pada fossa cubitti dengan cermat dan tentukan tekanan sistolik
13. Turunkan tekanan manset dengan kecepatan 4 mmhg/detik sambil mendengar hilangnya pembuluh yang mengikuti 5 fase korotkof
14. Ulang pengukuran 1 kali lagi dengan air raksa dalam spignomanometer dikembalikan pada angka 0. Lakukan tindakan seperti diatas


TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Merapikan alat dan klien
4. Cuci tangan
MELAKUKAN KONTRAK UNTUK TINDAKAN SELANJUTNYA
DOKUMENTASI
1. Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan











PEMERIKSAAN DENYUT NADI
TAHAP PREINTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan/cek catatan medis keperawatan klien
2. memvalidasi perasaan perawat
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya
TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien (memasang skeren)
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Menjelaskan prosedur kepada klien
A. MENILAI DENYUT NADI BRAKIAL
4. Mengatur posisi pasien yang nyaman dan rilaks
5. Menekan kulit dekat dengan arteri radialis dengan tiga jari, dan meraba denyut nadi
6. Menekan arteri radialis dengan kuat dengan jari-jari selama kurang lebih 60 detik, jika tidak teraba denyutan jari-jari digeser kekanan dan kekiri sampai ketemu
7. Denyutan pertama akan teraba kuat, menekan sampai denyutan hilang, melepas tekanan sampai denyutan terasa kuat lagi
B. MENILAI NADI RADIAL
4. Mengatur posisi yang nyaman dan rileks
5. Meraba mencari daerah pulse brakial (antara bisep dan trisep)
6. Menekan arteri radialis dengan kuat dengan jari-jari selama kurang lebih 10 detik, jika tidak teraba denyutan jari-jari digeser kekanan dan kekiri sampai ketemu
7. Denyutan pertama akan teraba kuat, menekan sampai denyutan hilang, melepas tekanan sampai denyutan terasa kuat lagi
TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Merapikan alat dan klien
4. Cuci tangan
5. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
DOKUMENTASI
1. Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.


PEMERIKSAAN PERNAFASAN
TAHAP PREINTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan/cek catatan medis keperawatan klien
2. memvalidasi perasaan perawat
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mencuci tangan

TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya
TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien (memasang skeren)
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Menjelaskan prosedur kepada klien
4. Membuka baju pasien bila perlu untuk mengobservasi kedalam dan kesimetrisan gerakan
5. Menentukan irama pernafasan
6. Menentukan pernafasan selama 60 detik. Bila pernafasan teratur cukup 30 detik dan dikalikan 2
7. Mendengarkan bunyi pernafasan, sambil mendengarkan apa ada bunyi pernapasan abnormal abnormal (whising, ronkhi, vesikuler)
TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Merapikan alat dan klien
4. Cuci tangan
5. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
DOKUMENTASI
1. Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan







PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
TAHAP PREINTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan/cek catatan medis keperawatan klien
2. validasi perasaan perawat
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4. Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan menggunakan nama yang disenangi & memperkenalkan nama perawat
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya
TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien (memasang skeren)
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Mengatur posisi klien
4. Menyingsingkan lengan baju klien
5. Memasang manset sekitar lengan atas ± 2,5 cm diatas auto cubita (dewasa)
6. Mengatur tensimeter agar siap dipakai (untuk tensimeter air raksa), yaitu menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset, menutup sekrup balon manset, membuka kunci reservoir
7. Melakukan palpasi pada daerah arteri brachialis
8. Meletakkan diafragma stetoskop diatas denyut arteri brachialis
9. Menutup katup dari pompa spygnomanometer
10. Raba arteri radialis
11. Memompa manset dari spygnomanometer sampai arteri radialis tidak teraba, kemudian naikkan 20-30 mmhg
12. Mengendorkan pipa 2-3 mmhg per denyut
13. Mencatat bunyi korotkoff I dan V atau bunyi detak pertama (systole) dan terakhir (diastole) pada manometer sebagai mana penurunan tekanan
14. Melonggarkan pompa segera sesudah bunyi terakhir hilang
15. Jika pengukuran perlu diulang, tunggu 30 detik dan lengan ditinggikan diatas jantung untuk mengalirkan darah dari lengan
16. Melepas manset dari lengan klien
17. Mengembalikan posisi pasien senyaman mungkin.






TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Merapikan alat dan klien
4. Cuci tangan
5. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
















Daftar Rujukan
1.-www.Nursingword.com
2.-www.google.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.