Jumat, 11 Februari 2011

CA PROSTAD

1. A. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah membuat makalah ini mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan klien dengan Ca Prostat secara komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan.

1. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah membuat makalah ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Dapat mendefinisikan Ca prostat
2. Dapat menjelaskan etiologi dari Ca prostat
3. Dapat menjelaskan patofisiologi dari Ca prostat
4. Dapat menyebutkan manifestasi klinis dari Ca prostat
5. Dapat menyebutkan komplikasi Ca prostat
6. Dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik Ca prostat
7. Dapat menjelaskan penatalaksanaan medis Ca prostat
8. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca prostat

1. DEFINISI atau REVIEW

1. 1. ANATOMI dan FISIOLOGI

Prostat adalah suatu organ yang terdiri dari komponen kelenjar, stroma dan muskular. Kelenjar ini mulai tumbuh pada kehamilan umur 12 minggu karena pengaruh dari horman androgen yang berasal dari testis janin. Prostat merupakan derivat dari jaringan embrional sinus urogenital. Kelenjar prostat bentuknya seperti konnus terbalik yang terjepit (kemiri ).

Letak kelenjar prostat disebelah inferior buli-bulu, didepan rektum dan membungkus uretra posterior. Ukuran rata-rata prostat pada pria dewasa 4 x 3 x 2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram.

Pada tahun 1972 Mc. NEAL, mengemukakan konsep tantang zona anatomi dari prostat. Menurut Mc. NEAL, komponen kelenjar dari prostat sebagian besar terletak/membentuk zona perifer. Zona perifer ini ditambah dengan zona sentral yang terkecil merupakan 95 % dari komponen kelenjar. Komponen kelenjar yang lain ( 5% ) membentuk zona transisi. Zona transisi ini terletak tepat di luar uretra di daerah verumontanum. Proses hiperplasia dimulai di zona transisi ini. Sebagian besar proses keganasan (60-70 % ) bermula di zona perifer, sebagian lagi dapat tumbuh di zona transisi dan zona sentral.

Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari cairan ejakulat. Cairan kelenjar ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Cairan ini merupakan 25 % dari volume ejakulat.

Jika kelenjar ini mengalami hiperplasia jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat membuntu uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih.

1. 2. DEFINISI

Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba.

Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapa menimbulkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya.

Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat.

1. ETIOLOGI dan FAKTOR RESIKO

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya ca prostat ; tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya ca mammmae adalah:

1. Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut.
2. Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.
3. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
4. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.

Faktor resiko

* o Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker prostat
o Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh.
o Kontak dengan logam berat seperti cadmium.
o Ras Afrika yang tinggal di Amerika.
o o Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga
Kebiasan merokok

1. PATOFISIOLOGI

Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang disuga sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel. Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)

Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan intraavesikal, untuk dapat mengeluarkan urinbuli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo,2000)

Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejal-gejal prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksisehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal (Price, 1995).

Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang –tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000)

Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas

(Purnomo,2000)



1. MANIFESTASI KLINIS

Gangguan pola perkemihan baik frekuensi, adanya desakan, nokturia akibat membesarnya ukuran kelenjar yang mendesak urethra. Terjadinya obstruksi urethra mengganggu perkemihan, Lama-kelamaan berkembang terjadinya anemi.

Masalah kelenjar prostat,baik karena membesar atau karena mengalami perdangan,boleh dikatakan menimbulkan gejala yang serupa,yaitu :

* Mengalami kesulitan dalam buang air kecil
* Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari.
* Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni .
* Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni
* Pancaran aliran air seni lemah
* Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna
* Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.
* Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri.
* Makin ada darah di dalam air seni atau air mani
* Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai :
* Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.
* Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis.
* Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul.
* Mungkin air seni berdarah.

1. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksic. Hernia / hemoroidd. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan Pielonefritis

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik ( buli-buli penuh / kosong )
2. Palpasi buli-buli: Tekanan didaerah supra pubik menimbulkan rangsangan ingin kencing bila buli-buli berisi atau penuh.Terasa massa yang kontraktil dan “Ballottement”.
3. Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup.

2 . Colok dubur.

Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur harus di perhatikan konsistensi prostat (pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal), adakah asimetris adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba .

Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan :

- Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.

- Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.

- Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.

1. Laboratorium.

- Darah lengkap sebagai data dasar keadaan umum penderita .

- Gula darah dimak sudkan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit diabetus militus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli (buli-buli nerogen).

- Faal ginjal (BUN, kreatinin serum) diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas .

- Analisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan infeksi atau inflamasi pada saluran kemih .

- Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang menyebadkan infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan.

1. Flowmetri :

Flowmetri adalah alat kusus untuk mengukur pancaran urin dengan satuan ml/detik. Penderita dengan sindroma protalisme perlu di periksa dengan flowmetri sebelum dan sesudah terapi.

Penilaian :

Fmak <10ml/detik ——–àobstruktif

Fmak 10-15 ml/detik—–àborderline

Fmak >15 ml/detik——-ànonobstruktif

1. Radiologi.

- Foto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal atau buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan kadang kadang dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.

- Pielografi intra vena, dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis, dan hidroureter, fish hook appearance ( gambaran ureter berkelok kelok di vesikula ) inclentasi pada dasar buli-buli, divertikel, residu urine atau filling defect divesikula.

- Ultrasonografi (USG), dapat dilakukan secara transabdominal atau trasrektal (trasrektal ultrasonografi = TRUS) Selain untuk mengetahui pembesaran prostat < pemeriksaan USG dapatpula menentukan volume buli-buli, meng ukur sisa urine dan keadaan patologi lain seperti divertikel, tumor dan batu .Dengan TRUS dapat diukur besar prostat untuk menentukan jenis terapi yang tepat. Perkiraan besar prostat dapat pula dilakukan dengan USG suprapubik.

- Cystoscopy (sistoskopi) pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan cystoscop. Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam vesika. Selain itu dapat juga memberi keterangan mengenahi besarprostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjalan prostat kedalam uretra.

1. Kateterisasi: Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine setelah miksi sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine lebih dari 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada hiper tropi prostat .

1. PENATALAKSANAAN

Hanya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian prostat yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut, ada beberapa alternatif pembedahan meliputi :

1. Transsurethral resection of prostate (TURP)

Dimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra diangkat dengana sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra

1. Suprapubic /open prostatektomi

Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat jaringan prostat diangkat melalui insisi garis tengah bawah dibuat melalui kandung kemih,pendekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih. Pedekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih.

1. Retropubic prostatektomi

Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis) diangkat melalui insisi abdomen bawah tanpa pembukaan kandung kemih

1. Perineal prosteatektomi

Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan dapat mengakibatkan impotensi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

KARSINOMA PROSTAT

1. A. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosis keperawatan.

Pengkajian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pengkajian pre operasi prostektomi dan penkajian post operasi prostatektomi

a) Pengkajian pre operasi prostatektomi

Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini MRS sampai saat operasinya, yang meliputi :

1 Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis.

2 Riwayat penyakit sekarang

Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi , nokturia, urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/ puas sehabis miksi, hesistensi, intermitency, dan waktu miksi memenjang dan akirnya menjadi retensio urine.

3 Riwayat penyakit dahulu .

Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya ISK (Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang. Penyakit kronis yang pernah di derita. Operasi yang pernah di jalani kecelakaan yang pernah dialami adanya riwayat penyakit DM dan hipertensi .

4 Riwayat penyakit keluarga .

adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit ca prostat Anggota keluargayang menderita DM, asma, atau hipertensi.

5 Riwayat psikososial

1. Intra personal

Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan muncul kecemasan. Kecemasan ini muncul karena ketidaktahuan tentang prosedur pembedahan. Tingkat kecemasan dapat dilihat dari perilaku klien, tanggapan klien tentang sakitnya.

1. Inter personal

Meliputi peran klien dalam keluarga dan peran klien dalam masyarakat.

6 Pola fungsi kesehatan

1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Klien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan tembakau, penggunaan obat-obatan, penggunaan alkhohol dan upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan diri (pemeriksaan kesehatan berkala, gizi makanan yang adekuat

1. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis, anoreksia dan vomiting. Pada pola ini umumnya tidak mengalami gangguan atau masalah.

1. Pola eliminasi

Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu, menetes – netes, jumlah klien harus bangun pada malam hari untuk berkemih, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam rectum.

1. Pola tidur dan istirahat .

Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena frekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia ). Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga perlu ditanyakan. Upaya mengatasi kesulitan tidur.

1. Pola aktifitas .

Klien ditanya aktifitasnya sehari – hari, aktifitas penggunaan waktu senggang, kebiasaan berolah raga. Apakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak mengalami gangguan, dimana klien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari – hari sendiri.

1. Pola hubungan dan peran

Klien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga, pasien lain, perawat atau dokter. Bagai mana peran klien dalam keluarga. Apakah klien dapat berperan sebagai mana seharusnya.

1. Pola persepsi dan konsep diri

Meliputi informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau dirasakan klien sebelum pembedahan . Biasanya muncul kecemasan dalam menunggu acara operasinya. Tanggapan klien tentang sakitnya dan dampaknya pada dirinya. Koping klien dalam menghadapi sakitnya, apakah ada perasaan malu dan merasa tidak berdaya.

1. Pola sensori dan kognitif

Pola sensori meliputi daya penciuman, rasa, raba, lihat dan pendengaran dari klien. Pola kognitif berisi tentang proses berpikir, isi pikiran, daya ingat dan waham. Pada klien biasanya tidak terdapat gangguan atau masalah pada pola ini.

1. Pola reproduksi seksual

Klien ditanya jumlah anak, hubungannya dengan pasangannya, pengetahuannya tantangsek sualitas. Perlu dikaji pula keadaan seksual yang terjadi sekarang, masalah seksual yang dialami sekarang ( masalah kepuasan, ejakulasi dan ereksi ) dan pola perilaku seksual.

1. Pola penanggulangan stress

Menanyakan apa klien merasakan stress, apa penyebab stress, mekanisme penanggulangan terhadap stress yang dialami. Pemecahan masalah biasanya dilakukan klien bersama siapa. Apakah mekanisme penanggulangan stressor positif atau negatif.

1. Pola tata nilai dan kepercayaan

Klien menganut agama apa, bagaimana dengan aktifitas keagamaannya. Kebiasaan klien dalam menjalankan ibadah.

7 Pemeriksaan fisik

1. Status kesehatan umum

Keadaan penyakit, kesadaran, suara bicara, status/ habitus, pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, nadi.

1. Kulit

Apakah tampak pucat, bagaimana permukaannya, adakah kelainan pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien ,

1. Kepala

Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah penonjolan, nyeri kepala atau trauma pada kepala.

1. Muka

Bentuk simetris atau tidak adakah odema, otot rahang bagaimana keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya.

1. Mata

Bagainama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak. Pada konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera tampak ikterus atau tidak.

1. Telinga

Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana bentuknya, apa ada gangguan pendengaran.

1. Hidung

Bentuknya bagaimana, adakah pengeluaran secret, apa ada obstruksi atau polip, apakah hidung berbau dan adakah pernafasan cuping hidung.

1. Mulut dan faring

Adakah caries gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan atau ulkus. Lidah tremor ,parese atau tidak. Adakah pembesaran tonsil.

1. Leher

Bentuknya bagaimana, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar limphe.

1. Thoraks

Betuknya bagaimana, adakah gynecomasti.

1. Paru

Bentuk bagaimana, apakah ada pencembungan atau penarikan. Pergerakan bagaimana, suara nafasnya. Apakah ada suara nafas tambahan seperti ronchi , wheezing atau egofoni.

1. Jantung

Bagaimana pulsasi jantung (tampak atau tidak).Bagaimana dengan iktus atau getarannya.

1. Abdomen

Bagaimana bentuk abdomen. Pada klien dengan keluhan retensi umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik. Apakah ada nyeri tekan, turgornya bagaimana. Pada klien biasanya terdapat hernia atau hemoroid. Hepar, lien, ginjal teraba atau tidak. Peristaklit usus menurun atau meningkat.

1. Genitalia dan anus

Pada klien biasanya terdapat hernia. Pembesaran prostat dapat teraba pada saat rectal touché. Pada klien yang terjadi retensi urine, apakah trpasang kateter, Bagaimana bentuk scrotum dan testisnya. Pada anus biasanya ada haemorhoid.

1. Ekstrimitas dan tulang belakang

Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari – jari tremor apa tidak. Apakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda – tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan. Bentuk tulang belakang bagaimana.

8 Pemeriksaan diagnostik

Untuk pemeriksaan diagnostik sudah dijabarkan penulis pada konsep dasar.

b) Pengkajian post operasi prostatektomi

Pengkajian ini dilakukan setelah klien menjalani operasi, yang meliputi:

1. Keluhan utama

Keluhan pada klien berbeda – beda antara klien yang satu dengan yang lain. Kemungkinan keluhan yang bisa timbul pada klien post operasi prostektomi adalah keluhan rasa tidak nyaman, nyeri karena spasme kandung kemih atau karena adanya bekas insisi pada waktu pembedahan. Hal ini ditunjukkan dari ekspresi klien dan ungkapan dari klien sendiri.

1. Keadaan umum

Kesadaran, GCS, ekspresi wajah klien, suara bicara.

1. Sistem respirasi

Bagaimana pernafasan klien, apa ada sumbatan pada jalan nafas atau tidak. Apakah perlu dipasang O2. Frekuensi nafas , irama nafas, suara nafas. Ada wheezing dan ronchi atau tidak. Gerakan otot Bantu nafas seperti gerakan cuping hidung, gerakan dada dan perut. Tanda – tanda cyanosis ada atau tidak.

1. Sistem sirkulasi

Yang dikaji: nadi ( takikardi/bradikardi, irama ), tekanan darah, suhu tubuh, monitor jantung ( EKG ).

1. Sistem gastrointestinal

Hal yang dikaji: Frekuensi defekasi, inkontinensia alvi, konstipasi / obstipasi, bagaimana dengan bising usus, sudah flatus apa belum, apakah ada mual dan muntah.

1. Sistem neurology

Hal yang dikaji: keadaan atau kesan umum, GCS, adanya nyeri kepala.

1. Sistem muskuloskleletal

Bagaimana aktifitas klien sehari – hari setelah operasi. Bagaimana memenuhi kebutuhannya. Apakah terpasang infus dan dibagian mana dipasang serta keadaan disekitar daerah yang terpasang infus. Keadaan ekstrimitas.

1. Sistem eliminasi

Apa ada ketidaknyamanan pada supra pubik, kandung kemih penuh . Masih ada gangguan miksi seperti retensi. Kaji apakah ada tanda – tanda perdarahan, infeksi. Memakai kateter jenis apa. Irigasi kandung kemih. Warna urine dan jumlah produksi urine tiap hari. Bagaimana keadaan sekitar daerah pemasangan kateter.

1. Terapi yang diberikan setelah operasi

Infus yang terpasang, obat – obatan seperti antibiotika, analgetika, cairan irigasi kandung kemih.

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Diagnosa sebelum operasi
3. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, hesistancy, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi berhubungan dengan obstruksi mekanik : pembesaran prostat.
4. prostat. Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran
5. Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi disuria, frekuensi, nokturia.
1. Diagnosa setelah operasi
2. Nyeri berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi sekunder pada prostatektomi
3. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi sekunder dari prostatektomi bekuan darah odema .
4. Potensial infeksi berhubungan dengan prosedur invasif : alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering.
5. Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi sehubungan dengan kurang informasi .
6. Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan nyeri.

Sabtu, 05 Februari 2011

Kapan Dokter Harus Dipanggil Untuk Diare ?

Kebanyakan episode-episode dari diare adalah ringan dan berdurasi pendek dan tidak perlu dibawa ke dokter. Dokter harus dikonsultasikan ketika ada:

* Demam yang tinggi (temperatur lebih besar dari 101 F).
* Nyeri atau kepekaan perut yang sedang atau parah/berat.
* Diare yang berdarah yang menyarankan peradangan usus yang parah.
* Diare pada orang-orang dengan penyakit serius yang mendasarinya yang untuknya dehidrasi mungkin mempunyai konsekwens-konsekwensi yang lebih serius, contohnya, diabetes, penyakit jantung, dan AIDS.
* Diare yang parah yang tidak menunjukan perbaikan setelah 48 jam.
* Dehidrasi yang sedang atau parah.
* Muntah yang berkepanjangan yang mencegah pemasukan cairan secara oral (mulut).
* Diare akut pada wanita-wanita hamil karena pertimbangan untuk kesehatan dari fetus.
* Diare yang terjadi selama atau segera setelah menyelesaikan perjalanan perawatan dari antibiotik-antibiotik karena diare mungkin mewakili infeksi dengan C. difficile yang berhubungan dengan antibiotik yang memerlukan perawatan.
* Diare setelah kembali dari negara-negara berkembag atau dari camping di gunung-gunung karena mungkin ada infeksi dengan Giardia (untuknya ada perawatan).
* Diare yang berkembang pada pasien-pasien dengan penyakit-penyakit usus yang kronis seperti colitis atau penyakit Crohn karena diare mungkin mewakili perburukan dari penyakit yang mendasarinya atau komplikasi dari penyakit, kedua-duanya memerlukan perawatan.
* Diare akut pada bayi atau anak muda dalam rangka untuk memastikan penggunaan yang tepat dari cairan oral (tipe, jumlah, dan angka), untuk mencegah atau merawat dehidrasi, dan untuk mencegah komplikasi-komplikasi dari penggunaan dari cairan yang tidak tepat seperti serangan-serangan kejang dan elektrolit-elektrolit darah yang abnormal.
* Diare kronis.

DIARE umum

Pengertian Diare

Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.

Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.

Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

Penyebab

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

* Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
* Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
* Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.

1. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:

* malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
* Kurang kalori protein.
* Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Akibat / Dampak dari Diare

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

2. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak. Gangguan gizi

3. Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:

* Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.
* Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
* Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

4. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

Manifestasi Klinis Diare

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul).

Komplikasi Diare

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

Derajat dehidrasi

Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:

* Kehilangan berat badan
* Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
* Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
* Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%

Intervensi Keperawatan

Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.

Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.

* Data fokus
* Hidrasi
* Turgor kulit
* Membran mukosa
* Asupan dan haluaran
* Abdomen
* Nyeri
* Kekauan
* Bising usus
* Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
* Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
* Kram
* Tenesmus
* Diagnosa keperawatan
* Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara intake dan out put.
* Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi usus dengan mikroorganisme.
* Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan oleh peningkatan frekuensi BAB.
* Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal lingkungan, prosedur yang dilaksanakan.
* Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya pengetahuan.
* Intervensi
* Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
* Pantau cairan IV
* Kaji asupan dan keluaran
* Kaji status hidrasi
* Pantau berat badan harian
* Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi
* Melalui mulut
* Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut
* Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya: pertama diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa yang mudah dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.
* Hindari memberikan susu produk.
* Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.
* Cegah iritasi dan kerusakan kulit
* Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.
* Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
* Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam akan mengiritasi kulit).
* Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi (merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).
* Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.
* Sediakan mainan sesuai usia.
* Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.
* Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.
* Berikan dukungan emosional keluarga.
* Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.
* Rujuk layanan sosial bila perlu.
* Beri kenyamanan fisik dan psikologis.
* Rencana pemulangan.
* Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan lingkungan.
* Kuatkan informasi tentang diet.
* Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orang tua.
* Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatik, Jakarta, EGC
2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa :
Manulang R.F. Jakarta, EGC
4. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru

Mengatasi dan Menangani Efek Samping Kanker

Kanker

Kanker adalah penyakit dimana kondisi selsel abnormal tumbuh membelah tak terkontrol dan dapat menyerang jaringan lain pada tubuh. Selsel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui aliran darah dan sistem kelenjar getah bening. Penyebaran ini disebut dengan ‘metastasis’ atau ‘ metastic disease’.

Kanker bukan hanya satu jenis penyakit. Terdapat lebih dari 100 jenis kanker yang berbeda. Kategori pokok kanker antara lain:

* Carcinoma – kanker berawal dari kulit atau jaringan yang menyelubungi organ dalam.
* Sarcoma – Sarcoma
* Leukemia – kanker yang berawal pada darah – membentuk jaringan seperti tulang sumsum dan menyebabkan sejumlah besar produksi selsel darah abnormal yang masuk ke dalam darah.
* Limfoma dan myeloma – kanker yang berawal pada selsel pada sistim kekebalan.
* Central nervous system cancers – kanker yang berawal pada jaringan otak dan sumsum tulang belakang.

Kelelahan

Kelelahan dapat menjadi masalah yang sangat penting dalam hidup seseorang yang mengidap kanker. Hal ini dapat mempengaruhi perasaan seseorang tentang dirinya sendiri sehari-harinya dan hubungannya dengan orang lain, dan bagaimana dia melanjutkan pengobatan kanker. Kelelahan ini terjadi pada 14% sampai 96% pasienpasien kanker, terutama mereka yang sedang menjalankan pengobatan kanker. Gejala-gejala khususnya terlihat secara fisik, psikologis dan emosional. Untuk mendapatkan pengobatan yang efektif, kelelahan yang berhubungan dengan kanker dan pengobatannya harus dibedakan dengan kelelahan karena hal lain.
Perawatan untuk mengatasi Kelelahan

Kebanyakan pengobatan untuk kelelahan pada pasien kanker adalah dengan mengendalikan gejalanya dan dengan memberikan dukungan emosional karena penyebab kelelahan yang berhubungan dengan kanker belum diketahui dengan pasti. Beberapa pengobatan dari gejala yang berhubungan dengan kelahan termasuk mengatur dosis pengobatan rasa sakit, melakukan transfusi sel darah merah atau faktor pemicu tumbuhnya sel darah merah, makan makanan suplemen yang mengandung zat besi dan vitamin-vitamin serta anti depresi dan psycostimulan.
Rasa Sakit

Rasa sakit karena kanker dapat diatasi secara efektif pada kebanyakan pasien dengan kanker maupun mereka yang mempunyai riwayat kanker dalam keluarga. Meskipun rasa sakit akibat kanker tidak dapat selalu dihilangkan sepenuhnya,namun terapi dapat mengurangi rasa sakit pada sebagian besar pasien. Karena setiap pasien mempunyai diagnosa, stadium penyakit dan respon yang berbeda terhadap rasa sakit dan pengobatannya serta kesukaan dan ketidak sukaan yang berbeda, cara mengatasi rasa sakit yang diakibatkan oleh kanker harus ditangani secara individual. Pasien, keluarga pasien dan perawat harus bekerja sama dengan baik untuk mengatasi rasa sakit si pasien secara efektif.
Mengatasi Rasa Sakit

Mengatasi rasa sakit dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dalam menjalani tahapan-tahapan penyakit yang dideritanya. Badan Kesehatan Dunia telah mengembangkan 3 Langkah pendekatan untuk mengatasi rasa sakit berdasarkan pada tingkat keparahan rasa sakitnya:

* Untuk sakit yang ringan hingga sedang, dokter dapat menggunakan Langkah 1, yakni mengobati rasa sakit dengan memberikan aspirin, acetaminophen, atau nonsteroidal antiinflammatory drug (NSAID). Efek samping terhadap obatobat tersebut harus di monitor, terutama yang disebabkan oleh obatobatan NSAIDs, seperti pada ginjal, liver dan pembuluh darah, atau masalah-masalah yang timbul pada perut dan usus.
* Bila rasa sakit tetap tidak berkurang atau malah bertambah, dokter dapat mengubah cara pengobatan ke Langkah 2 atau Langkah 3. Sebagian besar pasien dengan rasa sakit akibat kanker akan membutuhkan Langkah 2 atau Langkah 3. Dokter dapat langsung melewati pengobatan Langkah 1 apabila dari awal sudah diketahui bahwa rasa sakit yang dirasakan pasien merupakan tahapan sedang atau parah.

Komplikasi dan efek samping lain:

1. Gangguan kognitif dan Keresahan

Gangguan kognitif dan keresahan adalah kondisi dimana pasien mengalami kebimbangan mental dan perubahan perilaku. Orang dengan gangguan kesadaran atau keresahan dapat jatuh pingsan dan kemudian sadar kembali, dan mengalami masalah-masalah pada: perhatian, daya ingat, berpikir, mengontrol otot, respon, tidur dan bangun serta emosi.

Keresahan dapat terjadi kapan saja dan datang secara tiba-tiba. Gejala ini dapat datang dan pergi pada pasien kanker, terutama pasien kanker pada stadium lanjut.

Pengobatan Penyebab Keresahan (Delirium)

Pendekatan standar untuk mengatasi keresahan adalah dengan mengetahui dan mengobati penyebabnya. Gejala dapat diobati pada saat yang bersamaan.

Beberapa pengobatan termasuk dibawah ini:

* Berhenti atau mengurangi pengobatan yang dapat mengakibatkan keresahan.
* Memberikan cairan ke dalam aliran darah untuk mengurangi dehidrasi.
* Memberikan obat untuk mengurangi hypercalcemia (terlalu banyak Kalsium dalam darah).
* Memberikan antibiotik untuk infeksi.

2. Demam

Penyebab utama dari demam pada pasien kanker adalah

* Infeksi, penyebab umum yang dapat mengakibatkan demam pada pasien kanker dan dapat mengakibatkan kematian.
* Sel-sel tumor, yang dapat memproduksi berbagai zat yang dapat menyebabkan demam.
* Graft-versus-host-disease, terjadi ketika tulang sumsum yang telah ditransplantasikan atau sel-sel induk periferal menyerang jaringan pada pasien.
* Pengobatan seperti obat-obatan kemoterapi, biological response modifiers, dan antibiotik seperti vancomycin dan amphotericin.

Pengobatan Umum untuk Menghilangkan Demam

Sejalan dengan pengobatan untuk penyebab demam, memberikan rasa nyaman juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan yang timbul karena demam, menggigil dan berkeringat dingin. Selama masa demam berikan banyak-banyak cairan pada pasien, mengganti pakaian atau selimut yang berlebihan, mandikan atau basuh pasien dengan air hangat dapat melegakan pasien.

Selama pasien merasa kedinginan, ganti selimut yang basah dengan selimut yang hangat dan kering, serta jauhkan pasien dari udara luar dan atur suhu ruangan untuk meningkatkan kenyamanan pasien.

3. Komplikasi Saluran Pencernaan

Komplikasi saluran pencernaan seperti sembelit, sulit buang air, gangguan usus besar, diare, dan radiasi radang usus adalah merupakan masalah yang umum pada pasien kanker, yang disebabkan oleh kanker itu sendiri maupun pengobatan kanker.

a) Sembelit

Bagi pasien kanker, sembelit bisa merupakan gejala akibat kanker, dikarenakan oleh pertumbuhan tumor atau dari pengobatan kanker. Sembelit juga dapat terjadi sebagai efek samping dari pengobatan kanker atau rasa sakit karena kanker dan dapat juga menyebabkan perubahan-perubahan lain pada tubuh (gagal organ, kehilangan kemampuan untuk bergerak, dan depresi).

Pengobatan untuk Sembelit

Pencegahan adalah obat terbaik untuk sembelit dengan mengurangi factor yang mungkin menjadi penyebab dan membatasi penggunaan obat pencuci perut.

b) Impaction (sembelit yang berat)

Pasien dengan impaction dapat memiliki gejala yang sama dengan pasien sembelit, atau mereka dapat merasakan sakit punggung atau kesulitan buang air kecil. Gejala lain yang terjadi adalah perut yang membesar yang menyebabkan kesulitan bernafas, detak jantung yang cepat, pusing-pusing dan tekanan darah rendah.

Pengobatan Impaction

* Melembabkan dan lembutkan pembuangan dengan enema (memasukkan cairan ke dalam dubur)
* Secara manual memindahkan kotoran dari anus setelah lubang anus melunak
* Gunakan glycerin suppositories
* Memberikan enema dan pencuci perut (masukkan dengan berhati-hati agar menghindari kerusakan pada usus)

c) Gangguan Usus

Kanker yang paling umum mengakibatkan gangguan pada usus adalah kanker pada usus besar, perut dan indung telur. Gangguan usus dapat disebabkan oleh penyempitan usus akibat peradangan atau kerusakan pada perut, tumor, jaringan bekas luka, hernia, usus yang melintir, atau tekanan pada usus perut yang berasal dari luar area usus. Ini juga dapat terjadi karena faktor-faktor yang mengganggu fungsi otot, syaraf, dan aliran darah ke dalam usus.

d) Diare

Faktor-faktor utama penyebab diare antara lain

* Pengobatan kanker (seperti kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang belakang, atau pembedahan)
* Terapi antibiotik dapat menyebabkan peradangan pada bagian dalam usus
* Infeksi yang mungkin disebabkan oleh virus-virus, bakteri, jamur, dan mikroorganisme berbahaya lainnya
* Stres dan kegelisahan ketika terdiagnosa mengidap kanker dan saat menjalani pengobatan

Perawatan Diare

Diare dapat disembuhkan dengan mengidentifikasi dan mengobati penyebab terjadinya diare. Contohnya, diare bisa disebabkan oleh stool impaction (jenis konstipasi yang lebih berat) dan pengobatan untuk mencegah konstipasi/sembelit. Dokter mungkin akan mengganti pengobatan, asupan pola makan (seperti makan makanan porsi kecil dengan sering atau pantangan terhadap makanan tertentu) dan mengkonsumsi lebih banyak cairan.

3) Radiasi Radang Usus

Terapi radiasi (Radioterapi) dapat menghentikan pertumbuhan selsel yang membelah dengan cepat, seperti selsel kanker. Karena selsel normal yang terdapat pada lapisan usus besar juga membelah secara cepat, pengobatan dengan radiasi juga dapat menghentikan pertumbuhan sel-sel tersebut, yang dapat menghambat jaringan usus besar untuk memperbaiki sel-selnya. Selama sel-sel usus besar mati dan tidak tergantikan, maka akan terjadi masalah pada usus dan lambung.

Pengobatan untuk Radang Usus

Pengobatan radang usus termasuk mengobati diare, menggantikan cairan yang hilang, meningkatkan kemampuan penyerapan usus besar, meringankan rasa sakit pada perut atau pada dubur. Gejalagejala tersebut biasanya akan membaik setelah mendapatkan pengobatan, mengganti pola makan, dan istirahat yang cukup. Apabila gejala memburuk meskipun telah diobati, maka pengobatan kanker harus dihentikan, paling tidak untuk sementara waktu.

4. Hypercalcaemia

Terjadi pada 10-20% penderita kanker. Kanker yang diasosiasikan dengan Hypercalcaemia antara lain kanker payudara dan paru-paru, dan jenis-jenis kanker darah tertentu, terutama multiple myeloma Diagnosa dini dan perawatan tidak hanya akan menyelamatkan hidup dalam waktu singkat, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk menjalani seluruh terapi kanker dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Mengatasi Hypercalcaemia

* Cairan diberikan untuk mengatasi dehidrasi.
* Pengobatan diberikan untuk menghentikan kerusakan pada tulang.

Tingkat keparahan Hypercalcaemia, akan mempengaruhi jumlah perawatan yang diperlukan. Hypercalcaemia yang berat tentunya memerlukan pengobatan segera secara agresif. Hypercalcaemia yang tidak parah harus dirawat sesuai dengan gejala yang timbul. Respon dari pengobatan yang akan terlihat dari hilangnya gejalagejala Hypercalcaemia dan menurunnya kadar kalsium dalam darah.

5. Mual dan Muntah-muntah

Mual adalah perasaan tidak menyenangkan yang terasa pada tenggorokan dan/atau di bagian perut yang dapat mengakibatkan muntah-muntah. Muntah-muntah adalah terbuangnya isi perut melalui mulut. Meskipun pengobatan telah dilakukan, mual dan muntah-muntah tetap merupakan efek samping yang dikhawatirkan dari terapi kanker.

Tindakan untuk mengantisipasi mual dan muntah-muntah

Pengobatan untuk mengatasi rasa mual dan muntah-muntah seringkali berhasil apabila gejala diketahui dan diberi pengobatan lebih awal. Meskipun obat anti mual tidak terlalu efektif, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat mengurangi gejala:

* Panduan bergambar
* Hipnotis
* Relaksasi
* Teknik-teknik terhadap perubahan perilaku
* Melakukan selingan yang menyenangkan seperti dengan bermain video games

Perawatan untuk rasa mual akut yang datang kemudian

Mual akut dan terlambat serta muntah-muntah pada umumnya diobati dengan menggunakan obat anti mual. Beberapa obat hanya bertahan dalam tubuh untuk beberapa saat, dan perlu diberikan lebih sering; obat yang lain yang dapat bertahan lebih lama dalam tubuh diberikan lebih jarang. Kadar darah yang dalam pengobatan, harus selalu konstan untuk memastikan kefektifan pengendalian mual dan muntah-muntah.

Yang tersebut diatas merupakan efek-efek samping dan adalah bagian dari buku saku yang lebih lengkap. Untuk membaca lebih lanjut mengenai efek samping dan berbagai jenis pengobatan Anda dapat memperoleh buku mengenai ’Coping with Cancer and its Side Effects’ dari Parkway Cancer Centre.
 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.