Senin, 31 Januari 2011

GAGAL GINJAL

Konsep Dasar Gagal Ginjal Kronik
1. Pengertian
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Smeltzer, dkk, 2001)
Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. Gagal ginjal kronik dapat timbul dari hampir semua penyakit. (Corwin, 2001)
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut ( Suyono, 2001).



2. Etiologi
Menurut Guyton (1997) penyebab GGK adalah :
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
c. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif
d. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal
e. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis
f. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal
g. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, abnormali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
h. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis



3. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron- nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR/ daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron- nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala- gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala- gejala khas kegagalan ginjal bila kira- kira fungsi ginjal telah hilang 80%- 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 mL/ menit atau lebih rendah itu. ( Long, 1996). Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Smeltzer, dkk, 2001).



4. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala gagal ginjal kronik adalah (Suyono, 200l):
a. Gangguan pada sistem gastrointestinal.
1) Anoreksia, mual, dan muntah yang berhubungan dengan gangguan metabolisme protein dalam usus dan terbentuknya zat- zat toksik.
2) Fetor uremik: disebabkan ureum yang berlebihan pada air liur yang diubah menjadi amonia oleh bakteri sehingga nafas berbau amonia.
3) Cegukan, belum diketahui penyebabnya.
b. Gangguan sistem hematologi dan kulit.
1) Anemia, karena berkurangnya produksi eritropoetin.
2) Kulit pucat karena anemia dan kekuningan karena penimbunan urokrom.
3) Gatal- gatal akibat toksin uremik.
4) Trombositopenia (penurunan kadar trombosit dalam darah).



5) Gangguan fungsi kulit (Fagositosis dan kemotaksis berkurang).
c. Sistem syaraf dan otak.
1) Miopati, kelelahan dan hipertropi otot.
2) Ensepalopati metabolik: Lemah, Tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi.
d. Sistem kardiovaskuler.
1) Hipertensi.
2) Nyeri dada, sesak nafas.
3) Gangguan irama jantung akibat sklerosis dini.
4) Edema.
e. Sistem endokrin.
1) Gangguan seksual: libido, fertilitas dan penurunan seksual pada laki-laki, pada wanita muncul gangguan menstruasi.
2) Gangguan metabolisme glukosa, retensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
f. Gangguan pada sistem lain.
1) Tulang: osteodistrofi renal.
2) Asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik.
5. Klasifikasi
Stadium gagal ginjal kronik didasarkan pada tingkat penurunan GFR (Crowin, 2000) meliputi:
a. Penurunan cadangan ginjal: terjadi apabila GFR turun 50% dari normal.
b. Insufisiensi ginjal: terjadi apabila GFR turun menjadi 20- 50% dari normal. Nefron- nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima.
c. Gagal ginjal: terjadi apabila GFR kurang dari 20% dari normal, semakin banyak nefron yang mati.
d. Penyakit ginjal stadium akhir: terjadi apabila GFR menjadi 5- 0% dari normal dan nefron yang tersisa sangat sedikit.



Pada tahun 2002, Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K/DOQI) merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG :
a) Stadium 1: kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 mL/ menit/ 1,73 m2)
b) Stadium 2: Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89 mL/ menit/ 1,73 m2)
c) Stadium 3: kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/ menit/ 1,73m2)
d) Stadium 4: kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/ menit/ 1,73m2
e) Stadium5: kelainan ginjal dengan LFG 200 mg/ dl), hiperkalemia ( >7 mEq/ l), asidosis.
j. Operasi
1) Pengambilan batu
2) Transplantasi ginjal

GasroIntestinal

Gangguan fungsional

Functional disorders are those in which the bowel looks normal but doesn't work properly. gangguan fungsional adalah mereka yang usus tampak normal tetapi tidak bekerja dengan benar. They are the most common problems affecting the colon and rectum, and include constipation and irritable bowel syndrome (IBS). Mereka adalah masalah yang paling umum yang mempengaruhi usus besar dan rektum, dan termasuk sembelit dan irritable bowel syndrome (IBS). The primary causes for functional disorders include: Penyebab utama untuk gangguan fungsional meliputi:

* Eating a diet low in fiber Makan diet rendah serat
* Not getting enough exercise Tidak mendapatkan cukup berolahraga
* Traveling or other changes in routine Traveling atau perubahan lain dalam rutinitas
* Eating large amounts of dairy products Makan sejumlah besar produk susu
* Being stressed Menjadi menekankan
* Resisting the urge to have a bowel movement Menahan dorongan untuk buang air besar
* Resisting the urge to have bowel movements due to pain from hemorrhoids Menahan dorongan untuk buang air besar karena sakit dari wasir
* Overusing laxatives (stool softeners) that, over time, weaken the bowel muscles Overusing obat pencahar (pelunak tinja) yang, dari waktu ke waktu, melemahkan otot usus
* Taking antacid medicines containing calcium or aluminum Mengambil obat-obatan antasida yang mengandung kalsium atau aluminium
* Taking certain medicines (especially antidepressants, iron pills, and strong pain medicines such as narcotics) Mengambil obat-obat tertentu (terutama antidepresan, pil besi, dan obat-obatan nyeri yang kuat seperti narkotika)
* Being pregnant Menjadi hamil

Constipation Sembelit

Constipation is the difficult passage of stools (bowel movements) or the infrequent (less than three times a week) or incomplete passage of stools. Sembelit adalah bagian sulit dari kotoran (buang air besar) atau jarang (kurang dari tiga kali seminggu) atau bagian yang tidak lengkap tinja. Constipation is usually caused by inadequate "roughage" or fiber in the diet, or a disruption of the regular routine or diet. Sembelit biasanya disebabkan oleh tidak memadai "serat" atau serat dalam makanan, atau gangguan dari rutinitas biasa atau diet. Constipation causes a person to strain during a bowel movement. Sembelit menyebabkan seseorang untuk strain selama buang air besar. It might include small, hard stools, and sometimes causes anal problems such as fissures and hemorrhoids. Ini mungkin termasuk kecil, bangku keras, dan kadang-kadang menyebabkan masalah seperti fisura anal dan wasir. Constipation is rarely the sign of a more serious medical condition. Sembelit jarang tanda kondisi medis yang lebih serius.

Treatment of constipation includes increasing the amount of fiber you eat, exercising regularly, and moving your bowels when you have the urge (resisting the urge causes constipation). Pengobatan sembelit termasuk meningkatkan jumlah serat yang anda makan, berolahraga secara teratur, dan bergerak usus Anda ketika Anda memiliki keinginan (menahan dorongan menyebabkan sembelit). If these treatment methods don't work, laxatives are a temporary solution. Jika metode pengobatan tidak bekerja, pencahar adalah solusi sementara. Note that the overuse of laxatives can actually aggravate symptoms of constipation. Perhatikan bahwa terlalu sering menggunakan pencahar benar-benar dapat memperburuk gejala sembelit. Always follow the package instructions on the laxative medicine, as well as the advice of your doctor. Selalu ikuti petunjuk paket pada obat pencahar, serta nasihat dari dokter Anda.
Irritable bowel syndrome (IBS) Irritable bowel syndrome (IBS)

Irritable bowel syndrome (also called spastic colon, irritable colon, or nervous stomach) is a condition in which the colon muscle contracts more readily than in people without IBS. sindrom usus Irritable (juga disebut kolon spastik, usus besar mudah marah, atau perut saraf) adalah suatu kondisi di mana kontrak usus otot lebih mudah dibandingkan orang tanpa IBS. A number of factors can trigger IBS including certain foods, medicines, and emotional stress. Sejumlah faktor dapat memicu IBS termasuk makanan tertentu, obat-obatan, dan stres emosional. Symptoms of IBS include abdominal pain and cramps, excess gas, bloating, and a change in bowel habits such as harder, looser, or more urgent stools than normal. Gejala IBS meliputi nyeri perut dan kram, gas berlebih, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar seperti tinja yang mendesak lebih keras, lebih longgar, atau lebih dari biasanya. Often people with IBS have alternating constipation and diarrhea. Sering kali orang dengan IBS telah bolak sembelit dan diare.

Treatment includes avoiding caffeine, increasing fiber in the diet, monitoring which foods trigger IBS (and avoiding these foods), minimizing stress or learning different ways to cope with stress, and sometimes taking medicines as prescribed by your health care provider. Perawatan termasuk menghindari kafein, meningkatkan serat dalam diet, pemantauan yang makanan pemicu IBS (dan menghindari makanan ini), meminimalkan stres atau belajar berbagai cara untuk mengatasi stres, dan kadang-kadang mengambil obat-obatan seperti yang ditentukan oleh penyedia layanan kesehatan Anda.
Structural disorders Struktural gangguan

Structural disorders are those in which the bowel looks abnormal and doesn't work properly. gangguan struktural adalah mereka yang usus terlihat normal dan tidak bekerja dengan benar. Sometimes, the structural abnormality needs to be removed surgically. Kadang-kadang, kelainan struktural perlu diangkat melalui pembedahan. The most common structural disorders are those affecting the anus, as well as diverticular disease and cancer. Kelainan struktural yang paling umum adalah yang mempengaruhi anus, serta penyakit divertikular dan kanker.
Anal disorders Anal gangguan
Hemorrhoids Wasir

Hemorrhoids are swollen blood vessels that line the anal opening caused by chronic excess pressure from straining during a bowel movement, persistent diarrhea, or pregnancy. Wasir pembuluh darah bengkak bahwa garis pembukaan dubur yang disebabkan oleh tekanan kelebihan kronis dari mengejan saat buang air besar, diare persisten, atau kehamilan. There are two types of hemorrhoids: internal and external. Ada dua jenis wasir: internal dan eksternal.
Internal hemorrhoids Internal wasir

Internal hemorrhoids are normal structures cushioning the lower rectum and protecting it from damage by stool. wasir internal struktur normal bantalan rektum bawah dan melindunginya dari kerusakan oleh tinja. When they fall down into the anus as a result of straining, they become irritated and start to bleed. Ketika mereka jatuh ke dalam anus sebagai akibat dari tegang, mereka menjadi jengkel dan mulai berdarah. Ultimately, internal hemorrhoids can fall down enough to prolapse (sink or protrude) out of the anus. Pada akhirnya, wasir internal dapat jatuh turun cukup untuk prolapse (tenggelam atau menonjol) keluar dari anus.

Treatment includes improving bowel habits (such as avoiding constipation, not straining during bowel movements, and moving your bowels when you have the urge), using elastic bands to pull the internal hemorrhoids back into the rectum, or removing them surgically. Perawatan termasuk meningkatkan kebiasaan buang air besar (seperti menghindari sembelit, tidak mengejan saat buang air besar, dan bergerak perut Anda ketika Anda telah mendesak), menggunakan karet gelang untuk menarik wasir internal kembali ke rektum, atau menghapusnya pembedahan. Surgery is needed only for a small number patients with very large, painful, and persistent hemorrhoids. Operasi diperlukan hanya untuk sejumlah kecil pasien dengan wasir sangat besar, menyakitkan, dan persisten.
External hemorrhoids Eksternal wasir

External hemorrhoids are veins that lie just under the skin on the outside of the anus. wasir eksternal vena yang terletak tepat di bawah kulit di bagian luar anus. Sometimes, after straining, the external hemorrhoidal veins burst and a blood clot forms under the skin. Kadang-kadang, setelah tegang, yang hemoroid eksternal pembuluh darah pecah dan bentuk bekuan darah di bawah kulit. This very painful condition is called a pile. Kondisi sangat menyakitkan disebut tumpukan.

Treatment includes removing the clot and vein under local anesthesia in the doctor's office. Perawatan termasuk menghilangkan bekuan dan pembuluh darah di bawah anestesi lokal di kantor dokter.
Anal fissures Anal fissures

Anal fissures are splits or cracks in the lining of the anal opening. Anal fissures yang terbelah atau retak pada lapisan pembukaan dubur. The most common cause of an anal fissure is the passage of very hard or watery stools. Penyebab paling umum dari fisura anal adalah tinja yang sangat keras atau berair. The crack in the anal lining exposes the underlying muscles that control the passage of stool through the anus and out of the body. Retak pada lapisan dubur memperlihatkan otot yang mendasari yang mengontrol berlalunya kotoran melalui anus dan keluar dari tubuh. An anal fissure is one of the most painful problems because the exposed muscles become irritated from exposure to stool or air, and leads to intense burning pain, bleeding, or spasm after bowel movements. Sebuah fisura anus adalah salah satu masalah yang paling menyakitkan karena otot-otot terkena menjadi jengkel dari paparan tinja atau udara, dan menyebabkan rasa sakit terbakar hebat, perdarahan, atau spasme setelah buang air besar.

Initial treatment for anal fissures includes pain medicine, dietary fiber to reduce the occurrence of large, bulky stools, and sitz baths (sitting in a few inches of warm water). Perawatan awal untuk fisura anus termasuk obat nyeri, serat diet untuk mengurangi terjadinya besar, bangku besar, dan mandi sitz (duduk dalam beberapa inci air hangat). If these treatments don't relieve pain, surgery might be needed to decrease spasm in the sphincter muscle. Jika perawatan ini tidak mengurangi rasa sakit, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi kejang pada otot sfingter.
Perianal abscesses Perianal abses

Perianal abscesses can occur when the tiny anal glands that open on the inside of the anus become blocked, and the bacteria always present in these glands cause an infection. abses perianal bisa terjadi ketika kelenjar anal kecil yang terbuka di bagian dalam anus tersumbat, dan bakteri selalu ada dalam kelenjar ini menyebabkan infeksi. When pus develops, an abscess forms. Ketika nanah mengembangkan, sebuah bentuk abses. Treatment includes draining the abscess, usually under local anesthesia in the doctor's office. Perawatan termasuk menguras abses, biasanya di bawah anestesi lokal di kantor dokter.
Aanal fistula Aanal fistula

An anal fistula often follows drainage of an abscess and is an abnormal tube-like passageway from the anal canal to a hole in the skin near the opening of the anus. Suatu fistula anal sering berikut drainase abses dan merupakan jalan tabung seperti abnormal dari saluran anus ke lubang di kulit dekat pembukaan anus. Body wastes traveling through the anal canal are diverted through this tiny channel and out through the skin, causing itching and irritation. Tubuh limbah bepergian melalui anal kanal ini dialihkan melalui saluran kecil dan keluar melalui kulit, menyebabkan gatal dan iritasi. Fistulas also cause drainage, pain, and bleeding. Fistula juga menyebabkan drainase, nyeri, dan pendarahan. They rarely heal by themselves and usually need surgery to drain the abscess and "close off" the fistula. Mereka jarang menyembuhkan dengan sendirinya dan biasanya memerlukan pembedahan untuk mengeringkan abses dan "menutup" fistula.
Other perianal infections Infeksi perianal lain

Sometimes the skin glands near the anus become infected and need to be drained. Kadang-kadang kelenjar kulit dekat anus menjadi terinfeksi dan harus dikeringkan. Just behind the anus, abscesses can form that contain a small tuft of hair at the back of the pelvis (called a pilonidal cyst). Tepat di belakang anus, abses dapat membentuk yang berisi seberkas kecil rambut di bagian belakang panggul (disebut kista pilonidal).

Sexually transmitted diseases that can affect the anus include anal warts, herpes, AIDS, chlamydia, and gonorrhea. Penyakit menular seksual yang dapat mempengaruhi dubur termasuk kutil dubur, herpes, AIDS, klamidia, dan gonore.
Diverticular disease Penyakit divertikular

Diverticulosis is the presence of small outpouchings (diverticula) in the muscular wall of the large intestine that form in weakened areas of the bowel. Diverticulosis adalah adanya outpouchings kecil (diverticula) di dinding otot dari usus besar yang terbentuk di daerah lemah dari usus. They usually occur in the sigmoid colon, the high-pressure area of the lower large intestine. Mereka biasanya terjadi pada kolon sigmoid, daerah tekanan tinggi dari usus besar yang lebih rendah.

Diverticular disease is very common and occurs in 10 percent of people over age 40 and in 50 percent of people over age 60 in Western cultures. Penyakit divertikular sangat umum dan terjadi pada 10 persen orang di atas usia 40 dan 50 persen orang di atas usia 60 di kebudayaan Barat. It is often caused by too little roughage (fiber) in the diet. Hal ini sering disebabkan oleh terlalu sedikit serat (fiber) dalam makanan. Diverticulosis rarely causes symptoms. Diverticulosis jarang menyebabkan gejala.

Complications of diverticular disease happen in about 10 percent of people with outpouchings. Komplikasi penyakit divertikular terjadi pada sekitar 10 persen orang dengan outpouchings. They include infection or inflammation (diverticulitis), bleeding, and obstruction. Mereka termasuk infeksi atau peradangan (diverticulitis), perdarahan, dan obstruksi. Treatment of diverticulitis includes antibiotics, increased fluids, and a special diet. Pengobatan diverticulitis termasuk antibiotik, cairan meningkat, dan diet khusus. Surgery is needed in about half the patients who have complications to remove the involved segment of the colon. Pembedahan diperlukan dalam sekitar setengah pasien yang mengalami komplikasi menghapus segmen yang terlibat dari usus besar.
Colon polyps and cancer Polip dan kanker usus besar

Each year 130,000 Americans are diagnosed with colorectal cancer, the second most common form of cancer in the United States. Setiap tahun 130.000 orang Amerika didiagnosis dengan kanker kolorektal, bentuk paling umum kedua kanker di Amerika Serikat. Fortunately, with advances in early detection and treatment, colorectal cancer is one of the most curable forms of the disease. Untungnya, dengan kemajuan dalam deteksi dini dan pengobatan, kanker kolorektal merupakan salah satu bentuk yang paling dapat disembuhkan dari penyakit. By using a variety of screening tests, it is possible to prevent, detect, and treat the disease long before symptoms appear. Dengan menggunakan berbagai tes skrining, adalah mungkin untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati penyakit jauh sebelum gejala muncul.
The importance of screening Pentingnya skrining

Almost all colorectal cancers begin as polyps, benign (non-cancerous) growths in the tissues lining the colon and rectum. Hampir semua kanker kolorektal mulai sebagai polip, jinak (non-kanker) tumbuh di jaringan lapisan usus besar dan rektum. Cancer develops when these polyps grow and abnormal cells develop and start to invade surrounding tissue. Kanker terjadi ketika polip ini tumbuh dan sel-sel abnormal mengembangkan dan mulai menyerang jaringan di sekitarnya. Removal of polyps can prevent the development of colorectal cancer. Penghapusan polip dapat mencegah perkembangan kanker kolorektal. Almost all precancerous polyps can be removed painlessly using a flexible lighted tube called a colonoscope. Hampir semua polip prekanker bisa dihilangkan tanpa rasa sakit dengan menggunakan berlampu tabung fleksibel yang disebut kolonoskop. If not caught in the early stages, colorectal cancer can spread throughout the body. Jika tidak tertangkap pada tahap awal, kanker kolorektal dapat menyebar ke seluruh tubuh. More advanced cancer requires more complicated surgical techniques. kanker Lebih lanjut memerlukan teknik operasi yang lebih rumit.

Most early forms of colorectal cancer do not cause symptoms, which makes screening especially important. bentuk awal Sebagian besar kanker kolorektal tidak menyebabkan gejala, yang membuat skrining sangat penting. When symptoms do occur, the cancer might already be quite advanced. Ketika gejala muncul, kanker mungkin sudah cukup maju. Symptoms include blood on or mixed in with the stool, a change in normal bowel habits, narrowing of the stool, abdominal pain, weight loss, or constant tiredness. Gejala termasuk darah pada atau dicampur dengan kotoran, perubahan kebiasaan buang air besar normal, penyempitan tinja, nyeri perut, penurunan berat badan, atau kelelahan konstan.

Most cases of colorectal cancer are detected in one of four ways: Kebanyakan kasus kanker kolorektal yang terdeteksi dalam salah satu dari empat cara:

* By screening people at average risk for colorectal cancer beginning at age 50 Dengan skrining orang yang berisiko untuk kanker kolorektal rata-rata dimulai pada usia 50
* By screening people at higher risk for colorectal cancer (for example, those with a family history or a personal history of colon polyps or cancer) Dengan skrining orang pada risiko tinggi untuk kanker kolorektal (misalnya, mereka yang memiliki riwayat keluarga atau riwayat pribadi polip atau kanker usus)
* By investigating the bowel in patients with symptoms Dengan menyelidiki usus pada pasien dengan gejala
* A chance finding at a routine check-up Sebuah kesempatan menemukan di sebuah rutin check up

Early detection is the best chance for a cure. Deteksi dini adalah kesempatan terbaik untuk penyembuhan.
Colitis Radang usus besar

There are several types of colitis, conditions that cause an inflammation of the bowel. Ada beberapa jenis kolitis, kondisi yang menyebabkan radang usus. These include: Ini termasuk:

* Infectious colitis Infeksi radang usus
* Ulcerative colitis (cause not known) Colitis (penyebab tidak diketahui)
* Crohn's disease (cause not known) Crohn's disease (penyebab tidak diketahui)
* Ischemic colitis (caused by not enough blood going to the colon) Kolitis iskemik (yang disebabkan oleh tidak cukup darah akan usus besar)
* Radiation colitis (after radiotherapy) Radiasi kolitis (setelah radioterapi)

Colitis causes diarrhea, rectal bleeding, abdominal cramps, and urgency (frequent and immediate need to empty the bowels). Menyebabkan colitis diare, perdarahan rektum, kram perut, dan urgensi (perlu sering dan segera untuk mengosongkan usus). Treatment depends on the diagnosis, which is made by colonoscopy and biopsy. Pengobatan tergantung pada diagnosis, yang dibuat oleh colonoscopy dan biopsi.
Summary Ringkasan

Many diseases of the colon and rectum can be prevented or minimized by maintaining a healthy lifestyle, practicing good bowel habits, and submitting to cancer screening. Banyak penyakit dari usus besar dan rektum dapat dicegah atau diminimalkan dengan mempertahankan gaya hidup sehat, mempraktekkan kebiasaan usus yang baik, dan tunduk pada skrining kanker.

If you have a family history of colorectal cancer or polyps, you should have a colonoscopy beginning at age 40, or 10 years younger than your youngest family member with cancer. Jika Anda memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal atau polip, Anda harus memiliki awal kolonoskopi pada usia 40, atau 10 tahun lebih muda dari anggota keluarga termuda Anda dengan kanker. (For example, if your brother was diagnosed with colorectal cancer or polyps at age 45, you should begin screening at age 35). (Sebagai contoh, jika saudara Anda didiagnosa menderita kanker kolorektal atau polip pada usia 45, Anda harus mulai screening pada usia 35).

If you have no family history of colorectal cancer and no personal history of other cancers, you should have a colonoscopy at age 50. Jika Anda tidak memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal dan tidak ada sejarah pribadi kanker lain, Anda harus memiliki kolonoskopi pada usia 50.

If you have symptoms of colorectal cancer you should consult your doctor right away. Jika Anda memiliki gejala kanker kolorektal Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda segera. Common symptoms include: Gejala-gejala umum meliputi:

* A change in normal bowel habits Perubahan dalam kebiasaan buang air besar normal
* Blood on or in the stool that is either bright or dark Darah pada atau dalam tinja yang baik terang atau gelap
* Unusual abdominal or gas pains Tidak biasa perut atau nyeri gas
* Very narrow stool Sangat sempit bangku
* A feeling that the bowel has not emptied completely after passing stool Suatu perasaan bahwa usus belum mengosongkan sepenuhnya setelah melewati bangku
* Unexplained weight loss Dijelaskan berat badan
* Fatigue Kelelahan

AUSKULTASI DADA

1. AUSKULTASI PARU

Tujuan pemeriksaan auskultasi paru adalah untuk menentukan adanya perubahan dalam saluran napas dan pengembangan paru. Dengan auskultasi dapat didengarkan suara napas, suara tambahan, suara bisik dan suara percakapan.
Suara napas adalah suara yang dihasilkan aliran udara yang masuk dan keluar paru pada waktu bernapas. Pada proses pernapasan terjadi pusaran/ eddies dan benturan/ turbulensi pada bronkus dan percabangannya. Getaran dihantarkan melalui lumen dan dinding bronkus. Pusaran dan benturan lebih banyak pada waktu inspirasi/ menarik napas dibanding ekspirasi/ mengeluarkan napas, hal inilah yang menyebabkan perbedaan suara antara inspirasi dan ekspirasi. Suara napas ada 3 macam yaitu suara napas normal/ vesikuler, suara napas campuran/ bronkovesikuler dan suara napas bronkial. Suara napas vesikuler bernada rendah, terdengar lebih panjang pada fase inspirasi daripada ekspirasi dan kedua fase bersambung/ tidak ada silent gaps. Suara napas bronkial bernada tinggi dengan fase ekspirasi lebih lama daripada inspirasi dan terputus/ silent gaps. Sedangkan kombinasi suara nada tinggi dengan inspirasi dan ekspirasi yang jelas dan tidak ada silent gaps disebut bronkovesikuler/ vesikobronkial.
Suara napas vesikuler pada kedua paru normal dapat meningkat pada anak, orang kurus dan latihan jasmani,. Bila salah satu meningkat berarti ada kelainan pada salah satu paru. Suara vesikuler melemah kemungkinan adanya cairan, udara, jaringan padat pada rongga pleura dan keadaan patologi paru.
Suara napas bronkial tidak terdengar pada paru normal, baru terdengar bila paru menjadi padat, misalkan konsolidasi.
Suara napas asmatik yaitu inspirasi normal/ pendek diikuti ekspirasi lebih lama dengan nada lebih tinggi disertai wheeze.
Suara tambahan dari paru adalah suara yang tidak terdengar pada keadaan paru sehat. Suara ini timbul akibat dari adanya secret didalam saluran napas, penyempitan dari lumen saluran napas dan terbukanya acinus/ alveoli yang sebelumnya kolap. Karena banyaknya istilah suara tambahan, kita pakai saja istilah “ Ronki” yang dibagi menjadi 2 macam yaitu ronki basah dengan suara terputus- putus dan ronki kering dengan suara tidak terputus.
Ronki basah kasar seperti suara gelembung udara besar yang pecah, terdengar pada saluran napas besar bila terisi banyak secret. Ronki basah sedang seperti suara gelembung kecil yang pecah, terdengar bila adanya secret pada saluaran napas kecil dan sedang, biasanya pada bronkiektasis dan bronkopneumonia. Ronki basah halus tidak mempunyai sifat gelembung lagi, terdengar seperti gesekan rambut, biasanya pada pneumonia dini.
Ronki kering lebih mudah didengar pada fase ekspirasi, karena saluran napasnya menyempit. Ronki kering bernada tinggi disebut sibilan, terdengar mencicit/squacking, ronki kering akibat ada sumbatan saluran napas kecil disebut wheeze. Ronki kering bernada rendah akibat sumbatan sebagaian saluran napas besar disebut sonourous, terdengar seperti orang mengerang/ grouning,.
Suara tambahan lain yaitu dari gesekan pleura/ pleural friction rub yang terdengar seperti gesekan kertas, seirama dengan pernapasan dan terdengar jelas pada fase inspirasi, terutama bila stetoskop ditekan.

a. AUSKULTASI PARU DEPAN

1. Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan berhadapan dengan pemeriksa
2. Tempelkan stetoskop pada dinding dada
3. Mintalah pasien menarik napas pelan- pelan dengan mulut terbuka
4. Dengarkan satu periode inspirasi dan ekspirasi
5. Mulailah dari depan diatas klavikula kiri dan teruskan kesisi dinding dada kanan
6. selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan seterusnya, sampai kedada bagian bawah
7. Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk pemeriksaan di daerah aksila kanan dan kiri
8. Bandingkan suara napas kanan dan kiri, serta dengarkan adanya suara napas tambahan

b. AULKULTASI PARU BELAKANG

1. Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan membelakangi pemeriksa
2. tempelkan kepala stetoskop pada supraskapula dada belakang kiri, dan dengarkan dengan seksama, kemudian lanjutkan kebagian dada kanan
9. selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan seterusnya, sampai kedada bagian bawah
3. Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk auskultasi pada aksila posterior kanan dan kiri
4. Bandingkan getaran suara kanan dan kiri, dengarkan adanya suara napas tambahan

2. AUSKULTASI DAERAH JANTUNG

1. Posisi pasien berbaring dengan sudut 30 derajat
2. Mintalah pasien relak dan bernapas biasa
3. tempelkn kepala stetoskop pada ictus cordis dengarkan suara dasar jantung
4. Bila auskultasi dengan corong stestokop untuk daerah apek dan ruang interkosta 4 dan 5 kiri kearah sternum. Dengan membran untuk ruang interkosta 2 kiri kearah sternum
5. Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
6. Bedakan irama systole, diastole dan intensitasnya
7. Perhatikan suara tambahan yang mungkin timbul
8. Gabungkan auskultasi dengan kualitas pulsus (denyut nadi)
Tentukan daerah penjalaran bising dan titik maksimumnya

Pemeriksaan Fisik Pada Jantung

Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan dua sistem veaskuler, sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonalis. Jantung selanjutnya memompa darah ke kedua sistem vastikuler – sirkulasi tekanan pulmonalis lambat dimana disini terjadi pertukaran gas, dan kemudian sirkulasi sistemik, dimana darah dialirkan ke setiap organ, sesuai suplai dari permintaan metabolisme. Tekanan darah dan aliran darah berperan penting untuk mengontrol melalui nervus autonomi sistem. Dan juga berpengaruh pada pembedahan dan anatesi obat.pengetahuan yang baik tentang fisiologi kardiovaskuler merupakan kebutuhan untuk anastesi praktis yang baik (benar) (http://www.nda.ox.ac.uk, 2008).

Setiap orang tahu bahwa jantung merupakan organ vital. Kita tidak bisa hidup tanpa jantung. Bagaimanapun, jantung hanyalah sebuah pompa. Kompleks dan penting, tapi hanyalah sebuah pompa. Seperti dengan pompa-pompa yang lain jantung bisa menjadi tersumbat, kerja menurun dan membutuhkan perbaikan (adaptasi\0. Ini menjadi alasan mengapa kita perlu mengetahui tentang bagaimana keja jantung. Dengan sedikit pengetahuan tentang jantung kita dan mana yang baik dan mana yang sebaiknya atau yang buruk untuk jantung, kamu bisa setidaknya sedikit mengurangi bahaya dari ¬penyakit jantung (www.howstuffworks.com, 2008).
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung. Setiap siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus. Nodus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena kava superior , dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium dan kemudian melalui berkas AV ke ventrikel. Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem konduksi dari atrium menuju ke ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih dati 0,1 detik ketika impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului kontraksi ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum erjadi kontraksi atrium yang kuat. Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh darah tubuh (Guyton, 2000).
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru (http://id.wikipedia.org, 2008).

PEMERIKSAAN JANTUNG
Inspeksi
Dilakukan inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring terlentang atau dalam posisi sedikit dekubitus lateral kiri karena apek kadang sulit ditemukan misalnya pada stenosis mitral. dan pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita.
Memperhatikan bentuk prekordial apakah normal, mengalami depresi atau ada penonjolan asimetris yang disebabkan pembesaran jantung sejak kecil. Hipertropi dan dilatasi ventrikel kiri dan kanan dapat terjadi akibat kelainan kongenital.
Mencari pungtum maksimum, Inspirasi dalam dapat mengakibatkan paru-paru menutupi jantung, sehingga pungtum maksimimnya menghilang, suatu variasi yang khususnya ditemukan pada penderita emfisema paru. Oleh kerena itu menghilangnya pungtum maksimum pada inspirasi tidak berarti bahwa jantung tidak bergerak bebas. Pembesaran ventrikel kiri akan menggeser pungtum maksimum kearah kiri, sehingga akan berada diluar garis midklavikula dan kebawah. Efusi pleura kanan akan memindahkan pungtum maksimum ke aksila kiri sedangkan efusi pleura kiri akan menggeser kekanan. Perlekatan pleura, tumor mediastinum, atelektasis dan pneumotoraks akan menyebabkan terjadi pemindahan yang sama. Kecepatan denyut jantung juga diperhatikan, meningkat pada berbagai keadaan seperti hipertiroidisme, anemia, demam (http://medlinux.blogspot.com, 2008).
Palpasi
Pada palpasi jantung, telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan dilakukan perabaan diatas iktus kordis (apical impulse) Lokasi point of masksimal impulse , normal terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular (medial dari apeks anatomis). Pada bentuk dada yang panjang dan gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI medial dari garis midklavikular, sedang pada bentuk dada yang lebih pendek lebar, letak iktus kordis agak ke lateral. Pada keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2
Bila kekuatan volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic lift, systolic heaving, dan dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan teraba lebih melebar. Getaranan bising yang ditimbulkan dapat teraba misalnya pada Duktus Arteriosis Persisten (DAP) kecil berupa getaran bising di sela iga kiri sternum(http://medlinux.blogspot.com, 2008).
Perkusi jantung
Cara perkusi
Batas atau tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada ruang interkostal III/IV pada garis parasternal kiri pekak jantung relatif dan pekak jantung absolut perlu dicari untuk menentukan gambaran besarnya jantung. Pada kardiomegali, batas pekak jantung melebar kekiri dan ke kanan. Dilatasi ventrikel kiri menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah. Pinggang jantung merupakan batas pekak jantung pada RSI III pada garis parasternal kiri.
Kardiomegali dapat dijumpai pada atlit, gagal jantung, hipertensi, penyakit jantung koroner, infark miokard akut, perikarditis, kardiomiopati, miokarditis, regurgitasi tricuspid, insufisiensi aorta, ventrikel septal defect sedang, tirotoksikosis, Hipertrofi atrium kiri menyebabkan pinggang jantung merata atau menonjol kearah lateral. Pada hipertrofi ventrikel kanan, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas. Pada perikarditis pekat jantung absolut melebar ke kanan dan ke kiri. Pada emfisema paru, pekak jantung mengecil bahkan dapat menghilang pada emfisema paru yang berat, sehingga batas jantung dalam keadaan tersebut sukar ditentukan (http://medlinux.blogspot.com, 2008).
Auskultasi Jantung
Auskultasi ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian hemodemanik darah dalam jantung.
Alat yang digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas earpiece, tubing dan chespiece. Macam-macam ches piece yaitu bowel type dengan membran, digunakan terutama untuk mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang tinggi; bel type, digunakan untuk mendengar bunyi-bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah.
Beberapa aspek bunyi yang perlu diperhatikan :
a) Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran.
b) Kerasnya (intensitas), berhubungan dengan ampitudo gelombang suara.
c) Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen bunyi yang terdengar. Selain bunyi jantung pada auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian hemodemanik darah yang dikenal sebagai desiran atau bising jantung (cardiac murmur) (http://medlinux.blogspot.com, 2008).

BUNYI JANTUNG
Bunyi jantung adalah suara yang dihasilkan dari denyutan jantung dan aliran darah yang melewatinya. Disebut juga denyut jantung. Untuk memeriksanya digunakan stetoskop.Bunyi jantung dibagi menjadi bunyi jantung normal dan patologis yang mengindikasikan suatu penyakit. Bunyi jantung dikenali sebagai lub dan dub secara bergantian. Bunyi murmur dihasilkan oleh turbulensi aliran darah di jantung. Stenosis merupakan penyebab dari turbulensi tersebut. Insufisiensi katup menyebabkan aliran darah berbalik dan bertabrakan dengan aliran yang berlawanan arah. Pada keadaan ini, murmur akan terdengar menjadi bagian dari tiap siklus jantung (www.wikipedia.co.id, 2008).
Ketika stetoskop ditempatkan pada daerah yang berbeda dari jantung, maka akan terdengar 4 bunyi jantung yang bisa terdengar . respon dari gelombang bunyi dari bunyi jantung termasuk bunyi abnormal seperti murmurs) diciptakan oleh dorongan vibrasi dari penutupan katup, katup terbuka secara abnormal, vibrasi pada ruang ventrikuler, ketegangan otot jantung, dan turbuensi atau aliran darah abnormal yang melewati katup atau meewati antarruang jantung (http://pagead2.googlesyndication.com, 2008)
Dasar dari bunyi jantung adalah bunyi pertama dan bunyi kedua, biasa disingkat sebagai S1 dan S2. S1 disebabkan oleh penutupan dari katup mitral dan katup trikuspidalis pada fase kontraksi isovoumetrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas BJ I yaitu:
- Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot ventrikel, Makin kuat dan cepat makin keras bunyinya.
- Posisi daun katup atrio-ventrikular pada saat sebelum kontraksi ventrikel. Makin dekat terhadap posisi tertutup makin kecil kesempatan akselerasi darah yang keluar dari ventrikel, dan makin pelan terdengarnya BJ I dan sebaliknya makin lebar terbukanya katup atrioventrikuler sebelum kontraksi, makin keras BJ I, karena akselerasi darah dan gerakan katup lebih cepat.
- Jarak jantung terhadap dinding dada. Pada pasien dengan dada kurus BJ lebih keras terdengar dibandingkan pasien gemuk dengan BJ yang terdengar lebih lemah. Demikian juga pada pasien emfisema pulmonum BJ terdengar lebih lemah. Bunyi jantung I yang mengeras dapat terjadi pada stenosisis mitral (http://medlinux.blogspot.com, 2008)
S2 disebabkan karena pentupan katup aorta dan katup pomonal pada fase relaksasi isovolumetrik. Terjadinya split S2 merupakan keadaan fisiologi karena penutupan katup aorta lebih dahulu dibandingkan katup pulmonalis. Split tidak terjadi pada durasi yang tetap. Split s2 tergantung pada pernapasan, postur tubuh, dan kondisi patologis tertentu (http://pagead2.googlesyndication.com, 2008).
Bunyi jantung 3 (S3), ketika didengar, terdengar lebih jelas pada pada saat pengisian ventrikel. Bunyi ini normal pada bayi, tapi ketika didengarr pada orang dewasa, sering dihubungkan dengan dilasi ventrikel seperti ditemukan pada kegagalan ventrikel (http://pagead2.googlesyndication.com, 2008).
Bunyi jantung 4 (S4), terdengar, karena vibrasi dari dinding ventrikel selama kontraksi atrium. Bunyi ini biasanya dihubungkan dengan penegangan ventrikel, dan dan oleh karena itu bunyi ini terdengar pada pasien hipertropi ventrikel, miokardi iskemia, atau pada orang tua. Selain dari bunyi keempat jantung tersebut, yaitu bunyi lainnya seperti bunyi murmurs juga dapat didengar (http://pagead2.googlesyndication.com, 2008).
Bising (desir) jantung (cardiac murmur) ialah bunyi desiran yang terdengar memanjang, yang timbul akibat vibrasi darah turbulen yang abnormal (Moehadsjah, 2001).
BUNYI JANTUNG ABNORMAL
Irama derap (gallop rhytmh)
Istilah irama derap digunakan untuk bunyi jantung rangkap tiga yang menyerupai derap lari seekor kuda. Irama derap disebabkan adanya satu atau lebih bunyi ekstra. Penting untuk membedakan apakah bunyi ekstra terjadi pada saat sistole atau diastole. Irama derap protodiastolik terdiri atas bunyi jantung I, II, III. Irama derap presistolik terdiri atas bunyi jantung IV, I, II. Bila terdiri atas bunyi jantung III dan IV disebut irama derap sumasi. Irama derap pada neonatus menunjukkan adanya gagal jantung, juga ditemukan pada miokarditis mitral (Lande, 2008).
Opening snap
Ada dua jenis yakni yang dijumpai pada stenosis mitral dan pada stenosis trikuspid. Opening snap katup mitral terjadi akibat pembukaan valvula mitral yang stenotik pada saat pengisian ventrikel di awal diastole. Opening snap katup trikuspid timbul karena pembukaan katup trikuspid yang stenotik pada awal diastole ventrikel. Yang lebih bernilai untuk diagnostik ialah opening snap katup mitral. Opening snap tidak terdapat pada anak, hanya pada orang dewasa mitral (Lande, 2008).
Klik
Klik ialah bunyi detakan pendek bernada tinggi. Klik ejeksi sistole dini terdengar segera sesudah bunyi jantung I. Nadanya lebih tinggi daripada bunyi jantung I. Klik ejeksi disebabkan oleh dilatasi aorta dan a.pulmonal secara tibatiba. Klik ejeksi sistolik pulmonal yang terdengar pada bagian bawah jantung terdapat pada hipertensi pulmonal, stenosis pulmonal, dilatasi a.pulmonal sedangkan ejeksi sistolik aorta yang terdengar pada semua permukaan jantung ditemukan pada koarktatio aorta, stenosis aorta, insufisiensi aorta dan hipertensi sistemik. Dapat didengar pada batas kiri sternum. Klik middiastolik dijumpai pada prolapsus katup mitral (Lande, 2008).

DAFTAR PUSAKA
Guyton and Hall. 2000. Medical Physiology. W.B.Saunders Company : New
York

Lande, Rante dan J.M. Ch. Pelupessy , ___, Bunyi Jantung, Cermin dunia Kedokteran, www.google.com, diakses pada tanggal 2 November 2008.

Moehadsjah, O. K. dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Rogers, James. 2000. Cardiovascular Physiology.
http://www.nda.ox.ac.uk, diakses pada tanggal 2 November 2008.
Bianco, Carl. 2000. How Your Heart Works.
www.howstuffworks.com, diakses pada tanggal 6 November 2008
Wikipedia Indinesia. 2008. Jantung.
http://id.wikipedia.org, diakses pada tanggal 2 november 2008.
Medicine and linux. 2008. Pemeriksaan Jantung.
http://medlinux.blogspot.com, diakses pada tanggal 6 november 2008
Ph.D, Klabunde, Richard. 2007. Cardiovascular Physiology Concepts.
http://www.cvphysiology.com, diakses pada tanggal 6 November 2008.

Minggu, 30 Januari 2011

PEMERIKSAAN KEPALA DAN LEHER - KEPERAWATAN

1. PENDAHULUAN

Dalam upaya penegakkan diagnosis, seorang klinisi harus menguasai bagaimana melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sistematis dan benar. Banyak hal yang dapat digali pada anamnesis sehingga dengan anamnesis yang baik seorang klinisi dapat mengarahkan kemungkinan diagnostic pada seorang penderita, sehingga dengan melakukannya secara cermat dan sistematis. Pemeriksaan fisik yang peretama kali dilakukan adalah memeriksa keadaan umum dan tanda vital, kemudian dilakukan pemeriksaan kepala dan leher.

1. ISI

* Kepala

Pemeriksaan Kepala

Pemeriksaan kepala dan leher dimulai dengan inspeksi kepala. Penemuan-penemuan dipastikan dengan palpasi. Perhatikanlah tujuh ciri berikut ini: konfigurasi umum, simetri, penonjolan tulang, distribusi rambut, ciri-ciri kulit, ekspresi muka, dan kontak mata. Secara singkat periksalah tekstur rambut dan turgor kulit.

Penemuan Umum

Perkembangan otak, pembentukan tulang, dan factor-faktor lain menetukan bentuk tengkorak. Hidrosefalus dan mikrosefalus merupakan contoh dramatis dari respon tengkorak terhadapa pertumbuhan otak.

Ekspresi wajah dan kontak mata memberi petunjuk tentang keadaan emosional pasien. Jangan mengabaikan penemuan-penemuan penting ini.

* Mata

Tinjauan Umum

Mata mengandung lebih banyak informasi diagnostic daripada organ-organ lain yang ada untuk diagnosis fisik. Vaskularisasinya saja memungkinkan diagnosis anemia, diabetes, hipertensi, keadaan hiperviskositas, dan arteriosclerosis. Enam dari 10 saraf cranial, lintasan simpatis dan parasimpatis, mensarafi struktur-struktur mata. Kelainannnya mungkin terletak jauh tetapi berefek pada penglihatan dan dapat dilihat.

Pemeriksaan Mata

Inspeksi dan penilaian fungsi mata merupakan dua unsur penting tiap pemeriksaan mata.

Inspeksi Orbita dan Letak Mata

Perhatikanlah alis mata, yang tumbuh dengan sangat lambat. Hilangnya sepertiga lateral alis mata kadang-kadang dijumpai pada miksedema, suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan hormone tiroid. Dan pada bola mata perhatikanlah apakah pasien menderita eksoftalmus atau tidak.

Inspeksi Kelopak Mata

Biasanya inspeksi biasa sudah cukup. Kadang-kadang, anda perlu memeriksa permukaan dalam kelopak mata atas.

Aparatus lakrimalis terdiri dari glandula lakrimalis pada dinding luar atas orbita anterior dan punkta atas dan bawah.

Inspeksi Iris, Sklera dan Kornea

Periksalah sclera untuk melihat peradangan dan perubahan warna.

Kornea dapat diperiksa secara langsung atau dengan banntuan oftalmoskop. Ia tidak mengandung pembuluh darah sama sekali dan mempunyai banyak persarafan.

Iris normal harus bulat dan simetris.

Reaksi pupil harus diperiksa dalam beberapa cara. Pertama, sinarilah dengan cepat dan langsung ke dalam dalam salah satu mata dan perhatikanlah kontraksi yang normal. Kedua, tindakan ini membuktikan keutuhan busur dari reseptor ke efektor baik pada mata yang diperiksa maupun pada mata kontralateral. Kontraksi terjadi pula kalau mata berakomodasi untuk melihat dekat.

* Telinga

Pemeriksaan Telinga

Perhatikan posisi telinga di kepala. Pangkal heliks harus berada pada garis horizontal dengan sudut mata. Telinga yang terletak rendah sering menyertai kelainan congenital di tempat lain.

Chvostek Sign

Pemeriksaan ini patognomonis pada tetani, yaitu dengan melakukan ketokan ringan pada cabang nervus fasialis dalam kelenjar parotis, tepat atau sedikit di bawah arkus zigomatikus (di depan liang telinga luar), yang akan menimbulkan kontraksi atau spasme otot-otot fasialis (sudut mulut, ala nasi sampai seluruh muka) pada sisi yang sama. Ini disebabkan kepekaan berlebihan dari nervus fasialis.

* Hidung

Pemeriksaan Hidung

Hidung sebaiknya diperiksa dengan speculum hidung dan sumber cahaya yang kuat yang diarahkan dengan cermin kepala. Ntuk pemeriksaan di sisi tempat tidur, speculum besar pendek pada otoskop sudah cukup memadai. Ingatlah bahwa sumbu saluran hidung tegak lurus dengan muka, tidak sejajar dengan batang hidung. Saat pemeriksaan jangan lupa untuk menginspeksi hidung dengan memperhatikan permukaan hidung, ada atau tidak asimetri, deformitas atau inflamasi.

* Mulut dan Faring

Pemeriksaan Mulut dan Faring

Dalam pemeriksaan mulut dan faring inpeksilah bagian bibir, mukosa oral, gusi dan gigi, langit-langit mulut, lidah dan faring.

Dalam menginspeksi bibir perhatikan warna, kelembaban, pembengkakan dan ulserasi atau pecah-pecah pada bibir.

Dalam menginspeksi mukosa oral mintalah pasien untuk membuka mulut. Dengan percahayaan yang baik dan bantuan tongue spatel inspeksi mukosa oral. Perhatikan warna mukosa, pigmentasi, ulserasi dan nodul. Bercak-bercak pigmentasi normal pada kulit hitam.

Dalam menginspeksi gusi dan gigi perhatikan inflamasi, pembengkakan, perdarahan, retraksi atau perubahan warna gusi.

Dalam menginspeksi langit-langit mulut dan lidah perhatikanlah bentuk dan warnanya. Terutama bagi lidah perhatikan juga papilla. Apakah ada bercak atau tidak.

Dalam memeriksa faring mintalah pasien untuk membuka mulut, dengan bantuan tongue blade lidah kita tekan pada bagian tengah. Mintalah pasien mengucapkan “ah”. Perhatikan warna atau eksudat.

* Leher

Pemeriksaan Leher

Inspeksi pada leher untuk melihat adanya asimetris, denyutan abnormal, tumor maupun keterbatasan dalam Range of Moion (ROM) maupun pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.

Pemeriksaan palpasi pada tulang hyoid, tulang rawan tiroid, kelenjar tiroid, pembuluh karotis dan kelenjar limfe. Bila terjadi pembesaran tiroid, pemeriksaan palpasi dilakukan dengan meletakkan ujung jari kedua tangan di kelenjar dengan posisi pemeriksa di belakang penderita, kemudian penderitadiminta menelan sehingga ujung jari pemeriksa ikut gerakan menelan. Kemudia dilakukan auskultasi di tiroid dan dapat didengar bising sistolik yang mengarahkan adanya penyakit graves.

Pemeriksaan pada leher untuk melihat vena jugularis dapat memberikan gambaran tentang aktifitas jantung. Perubahan aktifitas jantung dapat memberikan gambaran pada vena dengan cara memyebabkan perubahan tekanan vena-vena tepi, bendungan pada vena-vena tepi dan perubahan pada bentuk pulvus vena.

Palpasi Trakea

Perhatatikan setiap adanya deviasi pada trakea. Cara memeriksanya dengan meletakkan jari telunjuk pada diantara trakea dan strenomastoid. Bandingkan dengan kedua sisi sebelah kanan kirinya.

PEMERIKSAAN KEPALA dan LEHER

Topik :
I . Pemeriksaan Kepala
A. pemeriksaan rambut dan kulit kepala
B. pemeriksaan tulang kepala
C. pemeriksaan konjungtiva
II. Pemeriksaan Leher
A. inspeksi leher
B. palpasi leher
C. pemeriksaan trachea

I . PEMERIKSAAN KEPALA

A. PEMERIKSAAN RAMBUT DAN KULIT KEPALA

1. jelaskan pada pasien pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Posisi pasien sebaiknya duduk, kepala tegak lurus dan diam agar seluruh rambut dapat diperiksa dengan mudah dan rambut palsu dilepas
3. Tanyakan pada pasien apakah rambutnya mudah rontok, adanya perubahan warna, gangguan pertumbuhan rambut, penggunaan shampo atau produk lain perawatan rambut, alat pengeriting dan menjalani kemoterapi.
4. Lakukan inspeksi rambut : penyebaran, ketebalan, tekstur dan lubrikasi. Rambut biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak dan liat.
5. Lakukan palpasi dengan menggunakan sarung tangan, sisihkan rambut untuk melihat karakteristik kulit kepala.
6. Perhatikan lesi, luka , erupsi dan pustular pada kulit kepala dan folikel rambut.
7. Perhatikan adanya kutu kepala ( yang tubuhnya kecil berwarna putih keabuan), kutu kepiting berkaki merah dan telur kutu ( seperti partikel oval ketombe ).
8. lakukan penarikan ringan pada rambut, kerontokan rambut dapat terjadi akibat penyakit kulit kepala, gangguan fungsi tubuh seperti demam, pemberian anastesi atau menerima pengobatan kemoterapi, dll.

B. PEMERIKSAAN TULANG KEPALA

1. Jelaskan pada pasien pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
2. posisi pasien sebaiknya duduk, kepala tegak lurus dan diam
3. Bila memakai wig atau rambut palsu harus dilepas
4. lakukan pengamatan: ukuran, bentuk dan posisi kepala terhadap tubuh, Normal kepala tegak lurus dan digaris tengah tubuh. Tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal dibagian anterior dan oksipital dibagian posterior
5. Lakukan palpasi kepala apakah ada nodul, tumor dengan cara merotasikan ujung jari kebawah dari garis tengah kulit kepala dengan lembut dan kemudian kesisi samping kepala.. Kulit kepala diatas tulang normalnya halus dan elastis
6. Pada neonatus palpasi ringan fontanel anterior dan posterior, ukuran, bentuk dan tekstur.
Fontanel normal datar dan berbatas jelas. Fontanel posterior tertutup pada umur 2 bulan dan fontanel anterior tertutup pada usia 12-18 bulan. Adanya deformitas tulang kepala dapat disebabkan trauma, kepala besar (makromegali) dapat disebabkan kelebihan hormon pertumbuhan. Pada bayi kepala besar dapat disebabkan kelainan Kongenital, hidrosepalus .

C. PEMERIKSAAN KONJUNGTIVA MATA

Posisi pasien duduk sama tinggi dengan pemeriksa atau tidur telentang dengan posisi kepala lurus kedepan
Letakkan ujung ibu jari tangan kanan pemeriksa pada palpebra inferior kiri dan letakan jari- jari lainnya sedemikian rupa pada pipi kiri pasien
Tekan dan tariklah ujung ibu jari kearah inferior
Evaluasi warna konjungtiva, Normal warna konjungtiva kemerahan, bila warna kepucatan kemungkinan menderita anemia

II. PEMERIKSAAN LEHER

A. INSPEKSI LEHER

1. Posisi pasien duduk menghadap pemeriksa.
2. Inspeksi kesimetrisan otot-otot leher, keselarasan trakea, dan benjolan pada dasar leher serta vena jugular dan arteri karotid.
3. Mintalah pasien untuk : menundukkan kepala sehingga dagu menempel ke dada, dan menegadahkan kepala kebelakang, perhatikan dengan teliti area leher dimana nodus tersebar. Bandingkan kedua sisi tersebut.
4. menoleh ke kiri -kanan dan kesamping sehingga telinga menyentuh bahu. Perhatikan fungsi otot-otot sternomastoideus dan trapesius.
5. Minta pasien menengadahkan kepala, perhatikan adanya pembesaran pada kelenjar tiroid. Selanjutnya minta pasien menelan ludah , perhatikan gerakan pada leher depan daerah kelenjar tiroid , ada tidaknya massa dan kesimetrisan.

B. PALPASI LEHER

1. pasien posisi duduk santai dan pemeriksa dibelakangnya
2. pasien menundukan kepala sedikit atau mengarah kesisi pemeriksa untuk merelaksasikan jaringan dan otot-otot.
3. palpasi lembut dengan 3 jari tangan masing-masing nodus limfe dengan gerakan memutar. Periksa masing-masing nodus limfe dengan gerakan memutar. Periksa tiap nodus dengan urutan sebagai berikut :
· nodus oksipital pada dasar tengkorak,
· nodus aurikel poterior diatas mastoideus,
· nodus preaurikular tepat didepan telinga,
· nodus tonsiliar pada sudut mandikula,
· nodus submaksilaris, dan nodus sunmental pada garis tengah dibelakang ujung mandibula.
4. Bandingan kedua sisi leher, Periksa ukuran, bentuk, garis luar, gerakan, konsistensi dan rasa nyeri yang timbul.
5. Jangan gunakan tekanan berlebihan saat mempalpasi karena nodus kecil dapat terlewati.
6. Lanjutkan palpasi nodus servikal superfisial, nodus servikal posterior, nodus servikal profunda, dan nodus supraklavikular yang terletak pada sudut yang dibentuk oleh klavikula dan otot sternomastoideus
7. Palpasi trakea terhadap posisi tengahnya dengan menyelipkan ibujari dan jari telunjuk di masing-masing sisi pada cekungan suprasternal. Bandingkan ruang sisa antara trakea dan otot sternokleidomastoideus
8. Untuk memeriksa kelenjar tiroid dengan posisi dari belakang. lakukan palpasi ringan dengan 2 jari dari tangan kanan kiri dibawah kartilago krikoid.
9. Beri pasien segelas air, minta pasien menundukan dagu dan mengisap sedikit air dan menelannya, rasakan gerakan istmus tiroid.
10. Dengan lembut gunakan dua jari untuk menggerakkan trakea kesatu sisi dan minta pasien untuk menelan lagi. Palpasi badan lobus utama dan kemudian palpasi tepi lateral dari kelenjar.
11. Ulangi prosedur untuk lobus yang berlawanan.
12. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status

Pembesaran nodus limfe dapat menandakan infeksi setempat atau sistemik. Nodus yang membesar dengan cepat dan seharusnya diperiksa lebih teliti. Nodus limfe kadang-kadang tetap membesar setelah adanya infeksi tetapi biasanya tidak nyeri. Kelenjar Tiroid pada dasar terlebar berkisar 4 cm, pembesaran kelenjar tiroid mengindikasikan adanya disfungsi atau tumor kelenjar tiroid. pembesaran tiroid yang nyeri tekan menandakan infeksi. Perubahan posisi lateral trakea mungkin akibat dari suatu massa dalam leher atau mediastinum atau kelainan paru-paru.

C. PEMERIKSAAN TRAKHEA

1. Posisi pasien duduk tegak menghadap lurus kedepan dengan leher terbuka
2. Posisi pemeriksa di depan pasien agak kesamping.
3. Leher pasien sedikit fleksi sehingga otot sternokleidomastoideus relaksasi.
4. Posisi dagu pasien harus digaris tengah.
5. Perhatikan bagian bawah trachea sebelum masuk dalam rongga dada, bagian ini paling mudah bergerak.
6. Pemeriksa dengan menggunakan ujung jari telunjuk yang ditekankan lembut kedalam lekukan suprasternal tepat dimedial dari sendi sternoklavikularis bergantian dikedua sisi trachea
7. Keadaan normal bila ujung jari hanya menyentuh jaringan lunak disebelah menyebelah trakhea.
8. Bila ujung jari menyentuh tulang rawan trakhea tidak digaris median maka deviasi trakhea kearah tersebut, sedangkan sisi lain hanya menyentuh jaringan lunak.
9. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status

PEMERIKSAAN FISIK MAHASISWA KEPEWARATAN

Tujuan :
1. menentukan masalah kesehatan aktual dan potensial klien
2. menentukan penyebab penyakit dan menentukan penyakit yang diderita klien
klik ini dulu Blog dengan ID 111410 Tidak ada

Manfaat :
1. Deteksi dan dokumentasi perubahan penting kondisi klien. Perubahan kondisi klien bisa cepat dan tidak kelihatan, dan dapat dilihat melalui pengukuran tanda vital dan observasi.
Menetapkan tanda kewaspadaan dini : mengantisifasi kerusakan dan penyimpangan keadaan sebelum adanya diagnostik pasti.


Mengantisifasi masalah : hasil pemeriksaan fisik digunakan untuk perawatan pencegahan
Pemahaman tentang kebutuhan utama dan pengalaman tentang penyakit : akan mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesembuhan


SEBELUM PEMERIKSAAN FISIK PERLU RIWAYAT KEPERWATAN
Riwayat keperawatan adalah : kumpulan data mengenai tingkat kesehatan , perubahan pola hidup, peran sosial budaya, reaksi mental dan emosional terhadap penyakit
Tujuan : adalah mengidentifikasi pola kesehatan dan penyakit , faktor resiko kesehatan fisik dan penyimpangan dari normal


Komponen riwayat kesehatan meliputi :
1. Informasi biografi : Nama; tgl lahir; jenis kelamin; status perkawinan
2. Riwayat klien :
Alasan untuk mencari perawatan kesehatan dan pengkajian riwayat kesehatan masa lalu. Meliputi : info timbulnya gejala, lama penyakit, faktor pencetus dan tindakan penyembuhan
Riwayat kesehatan meliputi : penyakit sebelumnya.


3. Riwayat keluarga : Status kesehatan keluarga saat. Dikaitkan keseh klien

4. Riwayat kesehatan lingkungan meliputi : informasi terhadap bahaya cedera dan polutan
5. Riwayat psikososial : Status sossek, nilai kehidupan, kebiasaan sosial, perilaku sexual, koqnitif dan afektif
6. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan kepala s/d kaki dari sistem tubuh klien

KETRAMPILAM PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

PERSIAPAN PEMERIKSAAN FISIK
PERSIAPAN LINGKUNGAN
Ada tirai penghalang ( untuk RS)
Cahaya cukup
Ruangan yang tenang, ruang kedap suara amat ideal
Atur posisi yang nyaman dengan diberi bantal kecil pada kepala
Bila posisi terlentang naikkan kepala tempat tidur ±30º
Ruangan cukup hangat
PERALATAN DAN BAHAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Format pemeriksaan fisik dan pulpen
2. Kartu snellen
3. Senter
4. Tensi meter
5. Stetoskop
6. Timbangan BB
7. Pengukur TB
8. Termometer

PERSIAPAN FISIK KLIEN
Pastikan kenyaman fisik klien sebelum pemeriksaan fisik, apa ingin BAB/BAK
Pastikan klien berpakaian dengan baik
Pastikan klien tetap hangat.

SURVEY UMUM
Adalah Observasi penampilan dan perilaku umum klien , mengukur tanda vital, BB dan TB, antropometri meliputi : kepala, dada, lengan atas, abdomen.
PESIAPAN KLIEN
Posisi duduk/berdiri
Melepas sepatu/pakaian yang tebal

RIWAYAT
Tanyakan TB/BB saat ini, apa ada perubahan BB
kaji riwayat pemasukan dan pengeluaran cairan
Minta klien menjelaskan apa saja yang telah dimakan selama 24 jam sebelumnya
Tanyakan alasan mencari pertolongan
TEHNIK PENGKAJIAN
KAJI ULANG PENAMPILAN DAN PERILAKU UMUM KLIEN :
Jenis kelamin , mempengaruhi tipe pengkajian dan bagaimana pengkajian dilaksanakan
Tanda distres : seperti nyeri, sulit nafas
Tipe tubuh : langsing, gemuk, kurus
Postur : merosot, tegak atau bongkok

Pergerakan tubuh : tremor extrimitas, imobilitas extrimitas
Hygine dan kerapian : amati kulit, rambut, kuku , dan cara berpakaian
Bau badan : bau badan tidak enak hygine yang tidak baik
Minat dan afek. Afek ; perasaan seseorang tentang penampilan terhadap orang lain. Minat (moot) ; expresi verbal maupun non verbal
Bicara : normal, pelan atau cepat


PENGUKURAN BB DAN TB
Kalibrasi timbangan pada titik nol
Klien berdiri tegak diatas timbangan, naikkan tangkai logam yang menonjol pada timbangan ke atas kepala klien
MENGUKUR TANDA VITAL
Tekanan darah
Respirasi
Nadi
Suhu tubuh

PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Lingkar lengan atas (LILA)
Dada
Kepala
Abdomen

Lingkar kepala bayi : 31 – 37 cn
Lingkar dada bayi : melebihi lingkar kepala ± 2,5 cm
Lingkar dada 1-2 th sama dengan lingkar kepala
Lingkar dada 3-4 th 5-7 cm lebih kecil dari lingkar kepala

PEMERIKSAAN FISIK --> Keperawatan

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll
2. Palpasi
Adlaah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dll.
3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
4. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.

Lebih lanjut tentang: Pemeriksaan fisik keperawatan

Konsep Caring - riant

PENDAHULUAN

Sebagai perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.

TEORI CARING DALAM KEPERAWATAN

Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia. Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tak semua orang bisa memiliki kesabaran dalam melayani orang yang tengah menderita penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang/cinta (Johnson, 1989) .

Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik .

Human care merupakan hal yang mendasar dalam teori caring. Menurut Pasquali dan Arnold (1989) serta Watson (1979), human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri .

Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh .

Lebih lanjut Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah hati. Sedangkan Sobel mendefinisikan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak dan berperasaan. Caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai seorang manusia, bukan malah melakukan tindakan amoral pada saat melakukan tugas pendampingan perawatan. Caring juga sebagai suatu affect yang digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap perawat supaya mereka bisa merawat pasien .

Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap caring sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999). Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring .

Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan kepada klien .

Beberapa ahli merumuskan konsep caring dalam beberapa teori. Menurut Watson, ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah

1. caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara interpersonal,
2. caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien,
3. caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga,
4. caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya,
5. lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri,
6. caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit,
7. caring merupakan inti dari keperawatan (Julia,1995).

Watson juga menekankan dalam sikap caring ini harus tercermin sepuluh faktor karatif yang berasal dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar. Faktor karatif membantu perawat untuk menghargai manusia dari dimensi pekerjaan perawat, kehidupan, dan dari pengalaman nyata berinteraksi dengan orang lain sehingga tercapai kepuasan dalam melayani dan membantu klien. Sepuluh faktor karatif tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistic.

Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.

1. Memberikan kepercayaan-harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan
2. Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain.

Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain.

1. Mengembangkan hubungan saling percaya.

Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien. Sehingga karakter yang diperlukan dalam faktor ini antara lain adalah kongruen, empati, dan kehangatan.

1. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.
2. Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien.
3. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.
4. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien.
5. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi.

Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.

10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seorang klien perlu dihadapkan pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri (Julia, 1995).

Dari kesepuluh faktor karatif tersebut, Watson merumuskan tiga faktor karatif yang menjadi filosofi dasar dari konsep caring. Tiga faktor karatif tersebut adalah: pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik, memberikan harapan dan kepercayaan, serta menumbuhkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain (Julia, 1995).

Kesepuluh faktor karatif di atas perlu selalu dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum memahami orang lain (Nurahmah, 2006).

Leininger (1991) mengemukakan teori “culture care diversity and universality”, beberapa konsep yang didefinisikan antara lain

1. kultural berkenaan dengan pembelajaran dan berbagi sistem nilai, kepercayaan, norma, dan gaya hidup antar kelompok yang dapat mempengaruhi cara berpikir, mengambil keputusan, dan bertindak dalam pola-pola tertentu;
2. keanekaragaman kultural dalam caring menunjukkan adanya variasi dan perbedaan dalam arti, pola, nilai, cara hidup, atau simbol care antara sekelompok orang yang berhubungan, mendukung, atau perbedaan dalam mengekspresikan human care;
3. cultural care didefinisikan sebagai subjektivitas dan objektivitas dalam pembelajaran dan pertukaran nilai, kepercayaan, dan pola hidup yang mendukung dan memfasilitasi individu atau kelompok dalam upaya mempertahankan kesehatan, meningkatkan kondisi sejahtera, mencegah penyakit dan meminimalkan kesakitan;
4. dimensi struktur sosial dan budaya terdiri dari keyakinan/agama, aspek sosial, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi, budaya, sejarah dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda;
5. care sebagai kata benda diartikan sebagai fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan atau perilaku lain yang berkaitan untuk orang lain dalam meningkatkan kondisi kehidupannya;
6. care sebagai kata kerja diartikan sebagai suatu tindakan dan kegiatan untuk membimbing, mendukung, dan ada untuk orang lain guna meningkatkan kondisi kehidupan atau dalam menghadapi kematian;
7. caring dalam profesionalisme perawat diartikan sebagai pendidikan kognitif dan formal mengenai pengetahuan care serta keterampilan dan keahlian untuk mendampingi, mendukung, membimbing, dan memfasilitasi individu secara langsung dalam rangka meningkatkan kondisi kehidupannya, mengatasi ketidakmampuan/kecacatan atau dalam bekerja dengan klien (Julia, 1995, Madeline,1991).

Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Lydia Hall mengemukakan perpaduan tiga aspek tersebut dalam teorinya. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).

Menurut Boykin dan Schoenhofer, pandangan seseorang terhadap caring dipengaruhi oleh dua hal yaitu persepsi tentang caring dan konsep perawat sebagai disiplin ilmu dan profesi. Kemampuan caring tumbuh di sepanjang hidup individu, namun tidak semua perilaku manusia mencerminkan caring (Julia, 1995).

Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Black M. Joyce&Jane H. Hawks. 2005. Medical Surgical Nursing : clinical management for positive outcome. 7th edition. St Louis : Elseiver Inc.

Elly Nurachmah. Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit. http://pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=786&tbl=artikel. (diakses 27 Agustus 2006).

Farland M&Leininger M. 2002. Transcultural Nursing, Concept, Theories, Research & Practice. Mc. Grow-Hill Companies.

George B. Julia. 1995. Nursing Theories : The Base Professional Nursing Practice. 4th edition. Connecticut : Appleton&Lange.

Kidd Pamela Stinson. 2001. High Acuity Nursing. 3rd edition. New Jersey : Prentice Hall.

Leininger M. Madeline. Culture Care Diversity and Universality : a theory of nursing. 1991. New York : National league for nursing press.

M. Margaretha Ulemadja Wedho. Modalitas Perawat Adalah Empati (Refleksi Memperingati Ulang Tahun Ppni). http://www.indomedia.com/poskup/2005/03/16/edisi16/1603pin1.htm. (diakses 29 Agustus 2006).

Meidiana Dwidiyanti. 1998. Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Edisi 1. Semarang : Akper Depkes Semarang.

Munir Kamarullah. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Perawat. http://risetdua.tblog.com/. (diakses 27 Agustus 2006).

Nila Ismani. 2000. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika.

Potter A. Patricia&Anne G. Perry. 2001. Fundamentals of Nursing. 5th edition. St Louis : Mosby, Inc.

Rawin. 2005. Action Research Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Perilaku Caring Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Tidak dipublikasikan.

Rokiah Kusumapradja. Pelayanan Prima Dalam Keperawatan. www.pdpersi.co.id/mukisi/hospex/rokiah.ppt. (diakses 29 Agustus 2006).

Roswita Hasan. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. http://www.pjnhk.go.id/asuhankeperawatan3.htm. (diakses 27 Agustus 2006).

Tim YIPD/ CLGI. Rumah Sakit Umum Daerah Yang Berpihak Pada Pelanggan, Suatu Keharusan Menjelang “Korporatisasi”: Perjalanan Sistematis Mengelola Perubahan. http://www.clgi.or.id/publikasi/index.php?act=ndetail&sub=artikel&p_id=28. (diakses 29 Agustus 2006).

Minggu, 23 Januari 2011

Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Pengertian

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Susunan Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

Ginjal (Ren)

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.

Fungsi ginjal

Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

Fascia Renalis terdiri dari:

Fascia renalis terdiri dari a) fascia (fascia renalis), b) Jaringan lemak peri renal, dan c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal

Struktur Ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.

Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

Proses pembentukan urin

Tahap pembentukan urin

1. Proses Filtrasi ,di glomerulus

terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.

2. Proses Reabsorbsi

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

3. Proses sekresi.

Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

Pendarahan

Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.

Persarafan Ginjal

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:

1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

2. Lapisan tengah lapisan otot polos

3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:

1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).

2. Tunika muskularis (lapisan berotot).

3. Tunika submukosa.

4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Uretra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:

1. Urethra pars Prostatica

2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)

3. Urethra pars spongiosa.

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.

2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.

3. Lapisan mukosa.

Urin (Air Kemih)

Sifat fisis air kemih, terdiri dari:

1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.

2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.

4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.

5. Berat jenis 1,015-1,020.

6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

Komposisi air kemih, terdiri dari:

1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.

2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.

3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.

4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).

5. Toksin.

6. Hormon.

Mikturisi

Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:

1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.

2. adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih.

Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari “latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).

.

Ciri-Ciri Urin Normal

1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.

2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.

3. Baunya tajam.

4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

Bahan Bacaan

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC

Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Jumat, 21 Januari 2011

DIET RENAL

Kegagalan ginjal Diet

GENERAL INFORMATION: INFORMASI UMUM:

What is a renal failure diet? Apakah diet gagal ginjal?

* Renal (kidney) failure means that your kidneys are not able to get rid of all the wastes from your blood. Ginjal (ginjal) kegagalan berarti bahwa ginjal Anda tidak dapat menyingkirkan semua limbah dari darah Anda. These wastes come from the foods you eat and the liquids you drink. Limbah ini berasal dari makanan yang anda makan dan anda minum cairan. Renal failure is also known as chronic kidney disease or chronic renal failure. Gagal ginjal juga dikenal sebagai penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis. Renal failure usually happens slowly over time. kegagalan ginjal biasanya terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu. Some people eventually have total renal failure (end-stage renal failure) and need dialysis treatments. Beberapa orang akhirnya mengalami gagal ginjal total (stadium akhir gagal ginjal) dan perlu perawatan dialisis. Dialysis treatments remove extra wastes from your blood with a dialysis machine when your kidneys cannot do this job. perawatan Dialisis menghapus limbah ekstra dari darah anda dengan mesin dialisis ketika ginjal Anda tidak dapat melakukan pekerjaan ini. Renal failure may happen because of diabetes, high blood pressure or other health problems. kegagalan ginjal dapat terjadi karena diabetes, tekanan darah tinggi atau masalah kesehatan lainnya.

* A renal failure diet controls the amount of protein and phosphorus (FOS-for-us) in your diet. Diet gagal ginjal mengontrol jumlah protein dan fosfor (FOS-untuk-kita) dalam diet Anda. You may also have to limit the amount of sodium in your diet. Anda juga mungkin harus membatasi jumlah natrium dalam diet Anda. Following a renal failure diet can help decrease the amount of wastes made by your body. Setelah diet gagal ginjal dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuat oleh tubuh Anda. It can also help your kidneys work better, which may delay total renal failure. Hal ini juga dapat membantu ginjal Anda bekerja lebih baik, yang dapat menunda gagal ginjal total.

* Your diet may change over time as your health condition changes. Diet Anda dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai perubahan kondisi kesehatan Anda. You may also need to make other diet changes if you have other health problems. Anda juga mungkin perlu untuk melakukan perubahan diet lain jika Anda memiliki masalah kesehatan lainnya. These health problems may include diabetes, heart disease, high blood pressure or other health conditions. Masalah-masalah kesehatan yang mungkin termasuk diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau kondisi kesehatan lainnya.

What can I do to make a renal failure diet part of my lifestyle? Changing what you eat and drink may be hard at first. Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat bagian diet kegagalan ginjal gaya hidup saya? Mengubah apa yang anda makan dan minum mungkin akan sulit pada awalnya. You may need to make these changes part of your daily routine. Anda mungkin perlu membuat bagian perubahan dari rutinitas harian Anda. Following a renal failure diet may help you feel better. Setelah diet gagal ginjal dapat membantu Anda merasa lebih baik.

* Choose a variety of items on this diet to avoid getting tired of having the same items every day. Memilih berbagai item pada diet ini untuk menghindari lelah memiliki item yang sama setiap hari. Keep a list of items allowed on this diet in your kitchen to remind you about the diet. Menyimpan daftar item yang diizinkan pada diet ini di dapur Anda untuk mengingatkan Anda tentang diet.

* Carry a list of items allowed on this diet to remind you about the diet when you are away from home. Membawa daftar item diperbolehkan di diet ini untuk mengingatkan Anda tentang diet ketika Anda jauh dari rumah. Tell your family or friends about this diet so that they can remind you about the diet. Beritahu keluarga atau teman-teman tentang diet ini sehingga mereka dapat mengingatkan Anda tentang diet.

* Ask your caregiver, a dietitian, or a nutritionist any questions you may have about your diet plan. Mintalah pengasuh Anda, ahli diet, atau ahli gizi pertanyaan yang mungkin Anda miliki tentang rencana diet Anda. A dietitian or nutritionist works with you to find the right diet plan for you. Sebuah karya ahli diet atau ahli gizi dengan Anda untuk menemukan pola makan yang tepat untuk Anda.

What kind of changes do I have to make while on a renal failure diet? Apa jenis perubahan yang harus saya buat saat diet gagal ginjal?

* Protein: You will need to limit the amount of protein in your diet. Protein: Anda akan perlu untuk membatasi jumlah protein dalam diet Anda. This will help decrease the wastes in your blood, helping your kidneys to work better. Ini akan membantu mengurangi limbah dalam darah Anda, membantu ginjal anda untuk bekerja lebih baik. Foods that are high in protein are meat, poultry (chicken), fish, eggs, and dairy products (milk, cheese, yogurt). Makanan yang tinggi protein adalah daging, unggas (ayam), ikan, telur, produk susu dan (susu, keju, yogurt). Your caregiver will tell you how much protein to eat each day. pengasuh Anda akan memberitahu Anda berapa banyak protein untuk makan setiap hari.

* Phosphorus: You will need to limit the amount of phosphorus in your diet. Fosfor: Anda akan perlu untuk membatasi jumlah fosfor dalam diet Anda. When you have kidney failure, your kidneys cannot get rid of extra phosphorus that builds up in your blood. Bila Anda telah gagal ginjal, ginjal Anda tidak dapat menyingkirkan fosfor ekstra yang menumpuk dalam darah Anda. This may cause calcium to leave your bones and make them weak. Hal ini dapat menyebabkan kalsium untuk meninggalkan tulang Anda dan membuat mereka lemah. Foods that are high in phosphorus are dairy products, beans, peas and nuts. Makanan yang tinggi fosfor adalah produk susu, kacang, kacang polong dan kacang-kacangan. It is also found in liquids such as cocoa, beer and cola drinks. Hal ini juga ditemukan dalam cairan seperti kakao, bir dan minuman cola. Your caregiver will tell you how much phosphorus you should have in your diet each day. pengasuh Anda akan memberitahu Anda berapa banyak fosfor Anda harus memiliki dalam diet Anda setiap hari.

* Sodium: You may have to limit the amount of sodium in your diet if you have certain health problems. Sodium: Anda mungkin harus membatasi jumlah natrium dalam diet Anda jika Anda memiliki masalah kesehatan tertentu. These may include high blood pressure or extra fluid in your body. Ini mungkin termasuk tekanan darah tinggi atau cairan ekstra dalam tubuh Anda. Your caregiver will tell you how much sodium you should have each day. pengasuh Anda akan memberitahu Anda berapa banyak natrium Anda harus memiliki setiap hari. Table salt, canned foods, processed meats like deli meats and sausage, soups and salted snacks are high in sodium. garam meja, makanan kalengan, daging olahan seperti daging deli dan sosis, sup dan makanan ringan asin tinggi natrium. You may have to limit high sodium foods and table salt in your diet. Anda mungkin harus membatasi makanan tinggi natrium dan garam meja dalam diet Anda.

* Potassium: Usually, you do not need to limit the amount of potassium in your diet. Kalium: Biasanya, Anda tidak perlu membatasi jumlah kalium dalam diet Anda. However, you may need to limit potassium if you have too much potassium in your blood. Namun, Anda mungkin harus membatasi kalium jika Anda memiliki terlalu banyak kalium dalam darah Anda. Your caregiver will tell you if your blood levels of potassium are too high. pengasuh Anda akan memberitahu Anda jika darah Anda tingkat kalium terlalu tinggi. Potassium is found in fruits and vegetables. Kalium ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. You may have to limit fruits and vegetables that are high in potassium. Anda mungkin harus membatasi buah-buahan dan sayuran yang tinggi kalium.

What can I eat and drink while on a renal failure diet? Apa yang bisa saya makan dan minum saat diet gagal ginjal?

* You may eat ____ grams of protein each day. Anda dapat makan ____ gram protein setiap hari.

* You may eat ____ milligrams (mg) of phosphorus each day. Anda dapat makan ____ miligram (mg) fosfor setiap hari.

* You may eat ____ mg of sodium each day. Anda dapat makan ____ mg natrium setiap hari.

* You may eat ____ mg of potassium each day. Anda dapat makan ____ mg potasium setiap hari.

Milk and dairy products: The following servings of food have four grams of protein, 120 calories, 80 mg of sodium, 185 mg of potassium, and 110 mg of phosphorus. Susu dan produk susu: The berikut porsi makanan memiliki empat gram protein, 120 kalori, 80 mg sodium, 185 mg potasium, dan 110 mg fosfor.

* One half of a cup of milk (fat free, low-fat, whole, buttermilk, or chocolate milk). Satu setengah dari satu cangkir susu (lemak bebas, rendah lemak, utuh, buttermilk, atau susu coklat).

* One-half of a cup of ice milk or ice cream. Satu-setengah dari cangkir susu es atau es krim.

* One-half of a cup of plain or fruit-flavored yogurt. Satu-setengah dari cangkir yogurt polos atau rasa buah.

* Nondairy milk substitutes: These foods have one-half of a gram of protein, 140 calories, 40 mg of sodium, 80 mg of potassium, and 30 mg of phosphorus. pengganti susu Nondairy: Makanan ini memiliki satu setengah gram protein, 140 kalori, 40 mg sodium, 80 mg kalium, dan 30 mg fosfor.

o One-half of a cup of nondairy frozen dessert, or nondairy frozen dessert topping. Satu-setengah secangkir dessert beku nondairy, atau dessert beku nondairy topping.

o One-half of a cup of nondairy creamer. Satu-setengah dari cangkir creamer nondairy.

Meat and meat substitutes: These foods have 7 grams of protein, 65 calories, 25 mg of sodium, 100 mg of potassium, and 65 mg of phosphorus. Do not use salt when preparing these foods. Daging dan pengganti daging: Makanan ini memiliki 7 gram protein, 65 kalori, 25 mg sodium, 100 mg kalium, dan 65 mg fosfor makanan. Jangan menggunakan garam ketika mempersiapkan ini.

* One ounce of beef, such as round, sirloin, T-bone, porterhouse steak, rib, ground beef or ground chuck. Satu ons daging sapi, seperti bulat, sirloin, T-bone, steak kedai bir, tulang rusuk, daging sapi atau chuck tanah.

* One ounce of pork such as fresh ham, tenderloin, chops, loin roasts, or cutlets. Satu ons daging babi seperti ham segar, tenderloin, daging, daging panggang pinggang, atau cutlets.

* One ounce of lambchops, legs, or roasts. Satu ons lambchops, kaki, atau daging panggang.

* One ounce of poultry, such as chicken, turkey, Cornish hen, domestic duck, or goose. Satu ons unggas, seperti ayam, kalkun, ayam Cornish, itik dalam negeri, atau angsa.

* One ounce of any fresh and frozen fish. Satu ons setiap ikan segar dan beku.

* One ounce of lobster, scallops, shrimp, or clams. Satu ons lobster, kerang, udang, atau kerang.

* One and one-half ounces of crab or oysters. Satu dan satu setengah ons kepiting atau tiram.

* One ounce of canned tuna, unsalted canned salmon, or unsalted sardines. Satu ons tuna kaleng, tawar salmon kalengan, atau sarden tawar.

* One large whole egg, or two large egg whites or yolks. Satu butir telur besar, atau dua putih telur besar atau kuning.

* One-fourth of a cup of low-cholesterol egg product. Satu-keempat secangkir produk telur rendah kolesterol.

* The following meats and cheese are high in sodium. Para daging berikut dan keju tinggi natrium. This means that they have 100-300 mg of sodium in a serving. Ini berarti bahwa mereka telah 100-300 mg natrium dalam satu porsi. You may need to avoid eating the following meats: Anda mungkin perlu menghindari makan daging sebagai berikut:

o One ounce of deli-style roast beef, boiled or deli-style ham, or deli-style chicken or turkey. Satu ons daging panggang deli-gaya, ham direbus atau deli-gaya, atau ayam deli-gaya atau kalkun.

o One ounce of canned salmon or sardines. Satu ons salmon kaleng atau sarden.

o One-fourth of a cup of cottage cheese. Satu-keempat secangkir keju cottage.

* The following meats and cheese are high in sodium, phosphorus, or saturated fat. Para daging berikut dan keju tinggi natrium, fosfor, atau lemak jenuh. These foods should be avoided in your diet: Makanan ini harus dihindari dalam diet anda:

o All cheeses except cottage cheese. Semua keju kecuali keju.

o Frankfurters, bratwurst, Polish sausage, and bacon. Sosis, bratwurst, sosis Polandia, dan bacon.

o Lunch meats including bologna, liverwurst, picnic loaf, salami, summer sausage. Makan siang daging termasuk bologna, sosis hati, loaf piknik, salami, sosis musim panas.

Starches: These foods have 2 grams of protein, 90 calories, 80 mg of sodium, 35 mg of potassium, and 35 mg of phosphorus. Pati: Makanan ini memiliki 2 gram protein, 90 kalori, 80 mg sodium, 35 mg kalium, dan 35 mg fosfor.

* Breads and rolls: Roti dan gulungan:

o One slice of bread (French, Italian, raisin, light rye, or sourdough white). Satu potong roti (Perancis, Italia, kismis, rye cahaya, atau penghuni pertama putih).

o One-half of a hamburger or hot dog bun. Satu-setengah dari roti hamburger atau hot dog.

o One-half of a small Danish pastry or sweet roll, without nuts. Satu-setengah dari kue Denmark kecil atau roti manis, tanpa mur.

o One small dinner roll or hard roll. Satu roll makan malam kecil atau roll keras.

o One-half of an English muffin, or one-half of a small bagel. Satu-setengah dari muffin Inggris, atau satu-setengah dari bagel kecil.

o One small bran or whole wheat muffin, without nuts. Satu kecil dedak atau muffin gandum utuh, tanpa mur.

o One-half of a six-inch pancake, or one small waffle. Satu-setengah dari pancake enam-inci, atau satu wafel kecil. (These foods are high in phosphorus and sodium.) (Makanan ini tinggi fosfor dan natrium.)

o Two, six inch corn or flour tortillas. Dua, jagung enam inci atau tepung tortilla.

* Cereals and grains: Sereal dan biji-bijian:

o Three-fourths of a cup of most brands of ready-to-eat cereal. Tiga-perempat secangkir sereal merek yang paling siap untuk dimakan. (Some cereals are high in sodium). (Beberapa sereal tinggi natrium).

o Two cups of puffed rice. Dua cangkir beras mengembang.

o One-half of a cup of cream of rice, cream of wheat, farina, or cooked grits. Satu-setengah dari cangkir beras krim, krim gandum, farina, atau bubur jagung dimasak.

o One-third of a cup of oat bran or oat meal. Sepertiga dari secangkir bran oat atau makan oat.

o One-half of a cup of cooked pasta such as noodles, macaroni, or spaghetti. Satu setengah dari satu cangkir pasta yang dimasak seperti mie, makaroni, atau spageti.

o One-half of a cup of cooked brown or white rice. Satu-setengah dari cangkir beras merah atau putih dimasak.

* Crackers and snacks: Kerupuk dan makanan ringan:

o Four saltine or round butter crackers. Empat asin atau kerupuk mentega bulat.

o Four graham crackers. Empat graham cracker.

o One and one-half cup of plain popped popcorn. Satu dan satu-setengah cangkir popcorn muncul polos.

o Nine tortilla chips. Sembilan tortilla chips. (This equals three-fourths of an ounce.) (Ini sama dengan tiga-perempat ons.)

o One-fourth of an ounce of sticks or ring pretzels. Satu-empat sebuah ons stik atau pretzel cincin. (Salted pretzels are high in sodium.) (Pretzel Asin tinggi natrium.)

* Desserts: Desserts:

o Two inch square, or one and one-half ounces of cake. Dua inci persegi, atau satu dan satu setengah ons kue.

o Four sandwich cookies. Empat sandwich cookie. (These cookies are high in sodium and phosphorus). (Cookies ini tinggi natrium dan fosfor).

o Ten vanilla wafers. Sepuluh wafer vanili.

o One-eighth of an apple, berry, cherry, or peach fruit pie. Seperdelapan dari sebuah, berry cherry apel,, atau pie persik buah.

o One-half of a cup of sweetened gelatin. Satu-setengah dari cangkir dari gelatin manis.

* The following are starches that are high in low-quality protein and phosphorus. Do not eat these foods often. Berikut ini adalah pati yang berkualitas tinggi protein rendah dan fosfor. Jangan makan makanan ini sering. If you do eat them, eat only small amounts. Jika Anda makan mereka, hanya makan dalam jumlah kecil.

o Bran cereal or muffins, granola cereal or bars. Bran sereal atau muffin, sereal granola atau bar.

o Boxed, frozen, or canned meals, entrees (main courses), or side dishes. Kotak, beku, atau kalengan makan, hidangan (program utama), atau lauk pauk.

o Pumpernickel, dark rye, whole-wheat or oatmeal breads. Pampernikel, rye gelap, utuh-roti gandum atau oatmeal.

o Whole-wheat crackers or cereals. Biskuit gandum atau sereal.

Vegetables: These foods have 1 gram of protein, 25 calories, 15 mg of sodium, and 20 mg of phosphorus. Sayuran: Makanan ini punya 1 gram protein, 25 kalori, 15 mg sodium, dan 20 mg fosfor. The amount of sodium listed is for vegetables that are canned or prepared with no added salt. Jumlah natrium yang tercantum adalah untuk sayuran yang kalengan atau dipersiapkan tanpa garam ditambahkan. One serving is one-half cup, unless another amount is given. Satu porsi cangkir satu-setengah, kecuali jika jumlahnya lain diberikan.

* Low potassium (0-100 mg): Kalium rendah (0-100 mg):

o One cup of alfalfa sprouts. Satu cangkir kecambah alfalfa.

o Green or wax beans, and bean sprouts. Kacang hijau atau lilin, dan tauge.

o Raw cabbage. Kubis mentah.

o Peeled cucumber. Kupas ketimun.

o All varieties of lettuce (one cup). Semua varietas selada (satu cangkir).

o One green, sweet pepper. Satu hijau lada, manis.

* Medium potassium (101-200 mg): Sedang kalium (101-200 mg):

o Five spears of asparagus. Lima tombak dari asparagus.

o Broccoli, cauliflower, eggplant, and onions. Brokoli, kembang kol, terung, dan bawang.

o One small raw carrot, or one stalk of raw celery. Satu wortel mentah kecil, atau satu tangkai seledri mentah.

o One-half of a cup, or one-half of an ear of corn. Satu-setengah dari cangkir, atau satu-setengah dari telinga jagung.

o Fresh and canned mushrooms. Segar dan jamur kaleng. (Mushrooms have 40 mg of phosphorus or more, per serving.) (Jamur memiliki 40 mg fosfor atau lebih, per porsi.)

o Green or snow peas. Hijau atau kacang polong salju. (Peas have 40 mg of phosphorus or more, per serving.) (Kapri memiliki 40 mg fosfor atau lebih, per porsi.)

o Raw spinach. Baku bayam.

o Summer squash. Summer squash.

* High potassium (201-350 mg): Kalium tinggi (201-350 mg):

o Artichoke, or cooked celery. Artichoke, atau seledri dimasak.

o One-fourth of a whole avocado. Satu-keempat dari seluruh alpukat.

o One chili pepper. Satu cabai.

o Unsalted or regular vegetable juice cocktail. Tawar atau koktail sayur jus biasa. (Regular vegetable juice cocktail is high in sodium.) (Sayur koktail jus Reguler tinggi di sodium.)

o Unsalted or regular tomato juice. Tawar atau jus tomat biasa. (Regular tomato juice is high in sodium.) (Jus tomat secara teratur tinggi natrium.)

o One-fourth of a cup of tomato sauce. Satu-keempat secangkir saus tomat.

o One medium tomato. Satu media tomat.

* High potassium (201-350 mg) and more than 40 mg of phosphorus: Kalium tinggi (201-350 mg) dan lebih dari 40 mg fosfor:

o Brussels sprouts or okra. Brussel kecambah atau okra.

o Potato, boiled, mashed. Kentang, direbus, dihaluskan.

o Two tablespoons of tomato paste. Dua sendok makan pasta tomat.

o Fresh, cooked mushrooms. Segar, dimasak jamur.

o Winter squash. Winter squash.

* Very high potassium (more than 350 mg): Sangat tinggi kalium (lebih dari 350 mg):

o Hash browned potato. Hash kentang kecoklatan.

o Sweet potato. Sweet kentang. (Sweet potatoes have 40 mg of phosphorus or more, per serving.) (Kentang Sweet memiliki 40 mg fosfor atau lebih, per porsi.)

o One-fourth of a cup of beet greens. Satu-keempat secangkir bit hijau.

o One-half of a medium baked potato. Satu-setengah dari kentang panggang menengah.

o One ounce of potato chips (one ounce equals about 14 chips). Satu ons keripik kentang (satu ons sama dengan sekitar 14 chip).

o Cooked spinach. Bayam dimasak. (Cooked spinach has 40 mg of phosphorus or more, per serving.) (Bayam dimasak memiliki 40 mg fosfor atau lebih, per porsi.)

Fruits: These foods have one-half gram of protein, 70 calories, and 15 mg of phosphorus. Buah: Makanan ini memiliki satu setengah gram protein, 70 kalori, dan 15 mg fosfor. Each serving is one-half cup, unless another amount is given. Setiap porsi adalah satu-setengah cangkir, kecuali jika jumlahnya lain diberikan.

* Low potassium (0-100 mg): Kalium rendah (0-100 mg):

o Applesauce. Saus apel.

o Blueberries. Blueberry.

o One cup of cranberries or cranberry juice cocktail. Satu cangkir atau koktail cranberry jus cranberry.

o Canned pears. Kalengan pir.

o Grape juice. Jus anggur.

* Medium potassium (101-200 mg): Sedang kalium (101-200 mg):

o One small apple (two and one-half inches across) or apple juice. Satu kecil apel (dua dan satu setengah inci di seluruh) atau jus apel.

o One fresh peach (two inches across). Satu segar persik (dua inci).

o Sweet or sour cherries. Manis atau buah asam.

o Canned or fresh pineapple or fruit cocktail. Kalengan atau nanas segar atau koktail buah.

o Grapes, strawberries, mango, or watermelon. Anggur, stroberi, mangga, atau semangka.

o One-half of a small grapefruit, or grapefruit juice. Satu-setengah dari sebuah jeruk kecil, atau jus jeruk.

o One tangerine (two and one-half inches across). Satu jeruk (dua dan satu setengah inci di seluruh).

* High potassium (201-350 mg): Kalium tinggi (201-350 mg):

o One cup of canned or fresh apricots or five dried apricots. Satu cangkir aprikot kalengan atau segar atau lima aprikot kering.

o One small nectarine (two inches across). Satu kecil nektarin (dua inci).

o One-half of a cup of orange juice, or one small orange. Satu-setengah secangkir jus jeruk, atau satu jeruk kecil.

o One-eighth of a small cantaloupe. Seperdelapan dari sebuah cantaloupe kecil.

o One-fourth of cup of dates or two whole dried figs. Seperempat cangkir tanggal atau dua buah ara kering keseluruhan.

o One medium fresh pear. One pir segar sedang.

o One-eighth of a small honeydew melon. Seperdelapan dari melon kecil.

* Very high potassium (more than 350 mg): Sangat tinggi kalium (lebih dari 350 mg):

o One-half of a medium banana. Satu-setengah dari media pisang.

o Prune juice, dried prunes, or canned prunes. jus Pangkas, kering plum, atau plum kalengan.

Fats: These foods have very little protein, 45 calories, 55 milligrams of sodium, 10 milligrams of potassium, and five milligrams of phosphorus. Lemak: Makanan ini memiliki sedikit protein yang sangat, 45 kalori, 55 miligram sodium, 10 mg kalium, dan lima miligram fosfor.

* Unsaturated fats: Lemak tak jenuh:

o One teaspoon margarine or one tablespoon reduced calorie margarine. Satu sendok teh margarin atau satu sendok makan berkurang margarin kalori.

o One teaspoon mayonnaise or one tablespoon low-calorie mayonnaise. Satu sendok teh mayones atau satu sendok makan mayones rendah kalori.

o One teaspoon oil: safflower, sunflower, corn, soybean, olive, peanut, canola. Satu sendok teh minyak: safflower, bunga matahari, jagung, kedelai, zaitun, kacang tanah, canola.

o One tablespoon oil-type salad dressing or two tablespoons mayonnaise-type salad dressing. Satu sendok makan minyak jenis salad dressing atau dua sendok makan mayones-jenis saus salad.

o Two tablespoons low-calorie salad dressing (mayonnaise-type and oil-type). Dua sendok makan rendah kalori salad dressing (mayonnaise-type dan minyak-tipe).

o One and one-half teaspoons tartar sauce. Satu dan satu setengah sendok teh saus tartar.

* Saturated fats: Lemak jenuh:

o One teaspoon butter. Satu sendok teh mentega.

o Two tablespoons coconut. Dua sendok makan kelapa.

o One tablespoon powdered coffee whitener. Satu sendok makan kopi bubuk pemutih.

o One teaspoon solid shortening. Satu sendok teh shortening padat.

High-calorie foods: These foods have very little protein, 100 calories, 15 milligrams of sodium, 20 milligrams of potassium, and five milligrams of phosphorus. Makanan berkalori tinggi: Makanan ini memiliki sedikit protein yang sangat, 100 kalori, 15 miligram sodium, 20 miligram kalium, dan lima miligram fosfor.

* Liquids: (Be sure to include these liquids when adding up the amount of liquids allowed for a day.) Cairan: (Jangan lupa untuk menyertakan cairan ketika menjumlahkan jumlah cairan diperbolehkan untuk sehari.)

o One cup soda-type liquid: fruit flavors, root beer, colas (high sodium). Satu cair cangkir soda-type: rasa buah, akar bir, cola (natrium tinggi).

o One cup fruit-flavored drink, limeade, or lemonade. Satu minuman rasa buah cangkir, limeade, atau limun.

o One cup cranberry juice cocktail. Satu cangkir jus cranberry koktail.

o One-half cup wine. Satu-setengah cangkir anggur.

* Frozen deserts: (Be sure to include these liquids when adding up the amount of liquids allowed for a day.) gurun Beku: (Jangan lupa untuk menyertakan cairan ketika menjumlahkan jumlah cairan diperbolehkan untuk sehari.)

o One-half of a fruit ice bar. Satu-setengah sebuah bar es buah.

o One juice bar (three ounce). Satu jus bar (tiga ons).

o One-half cup sorbet. Satu-setengah cangkir sorbet.

* Candy and sweets: Permen dan permen:

o Four pieces of hard candy. Empat buah permen.

o Ten jelly beans. Sepuluh jelly kacang.

o Two fruit rolls. Dua buah gulungan.

o One-fourth cup of cranberry sauce or relish. Seperempat cangkir saus cranberry atau senang.

o Five large marshmallows. Lima besar marshmallow.

o Two tablespoons brown or white sugar, marmalade, jam or jelly, syrup, or honey. Dua sendok makan coklat atau gula putih, selai, selai atau jelly, sirup, atau madu.

* Special low-protein foods: Khusus rendah protein makanan:

o One-half cup of low-protein gelled dessert. Satu-setengah cangkir rendah-protein gel pencuci mulut.

o One slice of low-protein bread. Satu potong roti rendah protein.

o Two low-protein cookies. Dua rendah protein cookie.

o One-half cup of low-protein pasta. Satu-setengah cangkir pasta rendah protein.

Salty foods: These foods have 250 mg of sodium. makanan asin: Makanan ini memiliki 250 mg natrium.

* One-eighth of a teaspoon of seasoned salt such as onion or garlic salt. Seperdelapan dari satu sendok teh garam berpengalaman seperti bawang merah atau garam bawang putih.

* Two tablespoons of barbecue sauce. Dua sendok makan saus barbekyu.

* One and one-half tablespoons of ketchup. Satu dan satu-setengah sendok makan saus tomat.

* One and one-half tablespoons of chili sauce. Satu dan satu-setengah sendok makan saus cabai.

* One-sixth of a large dill pickle. Seperenam dari sebuah acar dill besar.

* Four teaspoons of mustard. Empat sendok teh mustard.

* Two medium green olives or three large black olives. Dua buah zaitun hijau menengah atau tiga buah zaitun hitam besar.

* One-fourth of a teaspoon of soy sauce. Seperempat sendok teh kecap.

* Two and one-half teaspoons of steak sauce. Dua dan satu-setengah sendok teh saus steak.

* One and one-fourth teaspoons of teriyaki sauce. Satu dan seperempat sendok teh saus teriyaki.

What other dietary guidelines should I follow? Apa pedoman diet lain yang harus saya ikuti?

* You may need to take a vitamin and mineral supplement (such as calcium). Anda mungkin harus mengambil suplemen vitamin dan mineral (seperti kalsium). Take only the supplement that your caregiver suggests. Ambil hanya suplemen yang pengasuh Anda menyarankan.

* You may need to stop using salt substitutes as they also contain potassium. Anda mungkin harus berhenti menggunakan garam sebagai pengganti mereka juga mengandung kalium. Regularly using salt substitutes may cause the potassium levels in your blood to become too high. Secara teratur menggunakan pengganti garam dapat menyebabkan kadar kalium dalam darah menjadi terlalu tinggi.

* Ask your caregiver if you should make other diet changes because of other health problems you have. Tanyakan pengasuh Anda jika Anda harus membuat perubahan diet lain karena masalah kesehatan lainnya yang Anda miliki.

* Read the nutrition information on food labels when shopping. Baca informasi gizi pada label makanan saat berbelanja. This information may also help you to follow the renal failure diet. Informasi ini juga dapat membantu Anda mengikuti diet gagal ginjal. Ask your caregiver for information on reading food labels. Mintalah pengasuh Anda untuk informasi mengenai membaca label makanan.

Risks: Risiko:

* The renal failure diet may take some time for you to learn to follow. Diet gagal ginjal mungkin memerlukan beberapa waktu bagi Anda untuk belajar untuk mengikuti. If you do not eat enough food, your body may not get the calories, protein, and other nutrients that your body needs. Jika Anda tidak makan makanan yang cukup, tubuh Anda mungkin tidak mendapatkan kalori, protein, dan nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh Anda. Talk to your caregiver if you do not understand the renal failure diet or if you are having trouble following the diet. Bicaralah dengan pengasuh Anda jika Anda tidak mengerti diet gagal ginjal atau jika Anda mengalami kesulitan mengikuti diet.

* Not following a renal failure diet may cause your kidneys to work harder, which may cause total renal failure to happen sooner. Tidak mengikuti diet gagal ginjal dapat menyebabkan ginjal bekerja lebih keras, yang dapat menyebabkan gagal ginjal total terjadi lebih cepat. If you have total renal failure, you will need to get dialysis treatments. Jika Anda telah gagal ginjal total, Anda akan membutuhkan untuk mendapatkan perawatan dialisis. Dialysis treatments remove extra wastes from your blood with a dialysis machine when your kidneys cannot do this job. perawatan Dialisis menghapus limbah ekstra dari darah anda dengan mesin dialisis ketika ginjal Anda tidak dapat melakukan pekerjaan ini.

CARE AGREEMENT: CARE PERJANJIAN:

You have the right to help plan your care. Anda memiliki hak untuk membantu rencana perawatan Anda. To help with this plan, you must learn about your diet. Untuk membantu dengan rencana ini, Anda harus belajar tentang diet Anda. You can then discuss treatment options with your caregivers. Anda kemudian dapat membahas pilihan pengobatan dengan perawat Anda. Work with them to decide what care may be used to treat you. Bekerja dengan mereka untuk memutuskan apa perawatan kesehatan mungkin digunakan untuk mengobati Anda. You always have the right to refuse treatment. Anda selalu memiliki hak untuk menolak pengobatan.
 
Copyright © 2010 RIAN TASALIM PRANERS. All rights reserved.